Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang bocah berpose di samping Mumi Agat Mamete Mabel di desa Pumo, Distrik Wogi Silakarmo Doga, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, 9 Agustus 2017. BIasanya orang yang diawetkan menjadi mumi seperti ini yakni hanya orang-orang yang semasa hidupnya menjadi panglima perang di daerah tempatnya tinggal. Tempo/Rully Kesuma
Mumi Agat Mamete Mabel di desa Pumo, Distrik Wogi Silakarmo Doga, Wamena, kabupaten Jayawijaya, Papua, 9 Agustus 2017. Mumi tersebut diawetkan dengan cara diasap sambil dibalur lemak babi di dalam sebuah Honai khusus, atau rumah adat Papua. Tempo/Rully Kesuma
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mumi Agat Mamete Mabel yang dirawat oleh Eli Mabel (kiri) di desa Pumo, Distrik Wogi, Silakarmo Doga, Wamena, kabupaten Jayawijaya, Papua, 9 Agustus 2017. Eli Mabel merupakan keturunan ke -13 yang menjaga mumi tersebut, kemungkinan usia mumi itu berumur lebih dari 200 tahun. Tempo/Rully Kesuma
Mumi Agats Mamete Mabel yang dirawat oleh Eli berada di desa Pumo, Distrik Wogi, Silakarmo Doga, Wamena, kabupaten Jayawijaya, Papua, 9 Agustus 2017. Tujuan dilakukan pengawetan mumi tersebut, karena warga percaya akan mendatangkan kebahagiaan dan kesuksesan hidup keturunannya. Tempo/Rully Kesuma
Mumi Agat Mamete Mabel di desa Pumo, Distrik Wogi Silakarmo Doga, Wamena, kabupaten Jayawijaya, Papua, 9 Agustus 2017. Tempo/Rully Kesuma
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini