Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejumlah umat Hindu melaksanakan rangkaian upacara Ngaben secara massal di Krematorium Setra Ganda Wangi, Talang Jambe, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa, 4 Juni 2024. Sebanyak 55 simbol jenazah dikremasi secara bersamaan dalam ritual Ngaben Massal yang menggunakan jenis upacara Astiwadana (Ngaben tanpa jenazah). ANTARA/Nova Wahyudi
Sejumlah umat Hindu melaksanakan rangkaian upacara Ngaben secara massal di Krematorium Setra Ganda Wangi, Talang Jambe, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa, 4 Juni 2024. Sebanyak 55 simbol jenazah dikremasi secara bersamaan dalam ritual Ngaben Massal yang menggunakan jenis upacara Astiwadana (Ngaben tanpa jenazah). ANTARA/Nova Wahyudi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejumlah umat Hindu melaksanakan rangkaian upacara Ngaben secara massal di Krematorium Setra Ganda Wangi, Talang Jambe, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa, 4 Juni 2024. Sebanyak 55 simbol jenazah dikremasi secara bersamaan dalam ritual Ngaben Massal yang menggunakan jenis upacara Astiwadana (Ngaben tanpa jenazah). ANTARA/Nova Wahyudi
Ratusan umat Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) di Sumatera Selatan mengikuti upacara Ngaben Massal di areal pemakaman Setra Ganda Wangi, Talang Jambe, Palembang, Selasa, 4 Juni 2024. Sebelum melakukan upacara, perwakilan keluarga almarhum dan almarhumah mengarak Bale Tajuk hingga ke tempat acara. TEMPO/Parliza Hendrawan
Ratusan umat Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) di Sumatera Selatan mengikuti upacara Ngaben Massal di areal pemakaman Setra Ganda Wangi, Talang Jambe, Palembang, Selasa, 4 Juni 2024. Upacara pembakaran simbol jenazah ini merupakan pertama kali digelar di kota Palembang yang merupakan satu rangkaian acara peresmian pura di areal yang sama. TEMPO/Parliza Hendrawan
Salah satu perwakilan keluarga mengambil abu simbol jenazah di selah-selah berlangsungnya acara Ngaben massal pertama di kota Palembang, Selasa, 4 Juni 2024. Ketua PHDI Sumsel IGB Surya Negara mengatakan ritual Ngaben ini dirangkai dalam upacara Ngedetin, Nyiramin, dan Mangeseng. TEMPO/Parliza Hendrawan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini