Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SUATU siang pada pertengahan Februari lalu, Adinda Ratna Safira berkali-kali mengabaikan panggilan masuk di telepon selulernya. Perempuan 23 tahun yang bekerja di industri media dan kreatif itu enggan mengangkat panggilan masuk dari nomor yang tidak tersimpan di telepon selulernya tersebut. Hingga panggilan ketiga, Dinda—sapaannya—kemudian meraih ponsel miliknya yang lain yang terinstal aplikasi GetContact.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah memasukkan nomor pada kolom pencarian, Dinda mendapati bahwa yang meneleponnya adalah seorang kurir paket. Hal itu merujuk pada daftar penanda nama yang muncul. Segera saja Dinda menelepon balik sang kurir yang tiga kali meneleponnya tersebut. “Ternyata itu kurir paket, dia menelepon untuk menanyakan alamat karena nyasar,” kata Dinda ketika ditemui Tempo di Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa, 20 Juni lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada sejumlah alasan yang mendorong Dinda memakai GetContact, aplikasi pelacak nomor telepon. Pertama, Dinda mengungkapkan, banyak panggilan masuk dari nomor yang belum disimpan dan nomor luar negeri. Kedua, banyak pesan berisi spam yang mampir ke kotak masuk gawainya.
Bermula dari rasa penasaran, Dinda menggunakan aplikasi pelacak nomor telepon itu. Dia memilih aplikasi itu dengan layanan yang berbayar alias berlangganan. Menurut dia, jika menggunakan GetContact gratis, pengguna tidak bisa mengetahui orang-orang yang baru saja melihat nomor telepon dan tanda pagar atau tagarnya.
Tidak hanya itu, dengan berlangganan, Dinda juga bisa menjadikan GetContact sebagai alat verifikasi awal. Misalnya, mengecek panggilan masuk dari nomor tidak dikenal. Dari situ, dia bisa mengetahui identitas umum si penelepon melalui tagar yang ditampilkan. Tak jarang dia mendapati tagar yang merujuk pada tindak penipuan. "Nah, dari situlah saya memilih untuk berlangganan," ujar Dinda, yang setiap bulan merogoh kocek Rp 29 ribu untuk berlangganan aplikasi tersebut.
Selain berfungsi sebagai pelacak nomor dan penyekat spam, aplikasi ini menyediakan layanan berkirim pesan dan bisa melakukan atau menerima panggilan. Dinda menuturkan, suatu hari dia terenyak ketika membuka GetContact dan mendapati pesan masuk dari sebuah nomor. Dinda pun membatin, "Ternyata aplikasi ini tidak sekadar melacak nomor."
Dinda kemudian bergegas mengecek nomor telepon dari pesan masuk tersebut. Pada fitur pencarian, dia langsung mendapati informasi bahwa nomor yang mengirim pesan itu dipakai oleh orang yang pernah bermasalah dengan dirinya. Sebab, dia telah memblokir nomor tersebut di beberapa ruang aplikasi seperti WhatsApp dan pesan pendek. "Itu pesan dari orang yang pernah punya masalah sama saya. Jadi dia kirim pesan lewat GetContact,” tuturnya.
Fungsi lain, Dinda melanjutkan, dia bisa mengetahui siapa saja yang mencari tagar nama dirinya. Pada fitur pencarian, nomor telepon dan tagar milik Dinda telah dilihat sebanyak 116 kali. Beberapa di antaranya menggunakan mode pengguna anonim—sebuah fitur GetContact yang bisa digunakan secara gratis ataupun berlangganan.
“Jadi bisa melihat kontak orang dengan nama ‘pengguna anonim’. Tapi, ketika pengguna tersebut kembali menonaktifkan fitur itu, yang bersangkutan bisa terlihat lagi,” ucap Dinda sembari menunjukkan pengaturan mode pengguna anonim di aplikasi GetContact.
•••
MERUJUK pada jurnal Rectum volume 4, Juli 2022, disebutkan bahwa pengembang aplikasi GetContact berasal dari Portugal. Dalam perjalanannya, aplikasi ini kemudian tersedia di semua negara, termasuk Indonesia. Aplikasi ini bisa diunduh di Google Play dan App Store. Ada yang gratis ataupun berbayar.
GetContact menjadi salah satu aplikasi yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi nomor telepon orang lain. Aplikasi ini memungkinkan pengguna mengetahui identitas penelepon meskipun nomor telepon tidak tersimpan. Tidak hanya itu, aplikasi GetContact bisa dibuka dalam tampilan website melalui perangkat komputer.
Meski berguna untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap nomor telepon yang tidak dikenal, ada kalanya GetContact membuat sejumlah penggunanya merasa risi. Alasannya, informasi identitas yang ditampilkan pada aplikasi GetContact acap kali begitu lengkap. Pengguna lain bisa mengetahui informasi, seperti asal daerah, tempat kerja, dan sekolah, dengan hanya bermodalkan nomor telepon.
Ihwal fungsi tersebut, Dinda berpendapat, “Ya, minusnya orang bisa dengan mudah cari kita di aplikasi lain dan memungkinkan identitas kita mudah tersebar,” katanya.
Pihak pengembang GetContact juga turut menyediakan fitur visibilitas yang bisa diatur untuk menyembunyikan informasi detail pemilik nomor ponsel. Dalam hal ini, pengguna yang mengaktifkan fitur visibilitas bisa membuat nomor tidak bisa dicari melalui aplikasi GetContact. Pengguna bisa mengunjungi laman resmi aplikasi pelacak nomor tersebut dan memilih pengaturan privasi. Ada dua opsi yang ditawarkan, yakni melakukan login melalui WhatsApp atau pesan pendek.
Aplikasi ini juga mendapat banyak testimoni dari para pengguna. Di Google Play, misalnya, GetContact mendapat rating 4,5 dan rata-rata orang berkomentar positif. Meski demikian, sejumlah pengguna juga masih mengeluhkan beberapa hal, seperti blank page, iklan yang berseliweran, hingga masalah login. Pada laman situs GetContact.com disebutkan bahwa aplikasi ini mempuyai fitur lain. Dari privasi dan keamanan data pengguna yang dapat disesuaikan oleh pengguna sampai verifikasi nomor telepon dengan menggunakan fitur tagar untuk daftar kontak.
Ilustrasi penggunaan telepon seluler/REUTERS/Amr Alfiky
Sebagai aplikasi pelacak nomor, GetContact tidak hanya digunakan untuk menangkal upaya penipuan. Setidaknya, itulah yang ditempuh oleh Wina Pratiwi Nugrahani. Perempuan 30 tahun yang bekerja di bagian personalia di salah satu perusahaan rintisan di Jakarta itu menggunakan GetContact sebagai langkah awal dalam merekrut karyawan baru. Jauh sebelum itu, Wina juga menggunakan aplikasi tersebut untuk keperluan bisnis.
Syahdan, Wina sudah menginstal aplikasi tersebut sejak 2016 ketika masih mengelola toko online yang menjual produk kosmetik dan kecantikan. Dia menggunakan aplikasi GetContact lantaran nomor ponselnya sudah tersebar di banyak ruang. Pasalnya, nomornya dijadikan narahubung untuk toko online yang dia jalankan.
“Karena saat itu nomor aku tersebar, jadi ingin tahu jika ada orang yang tiba-tiba menelepon,” ujar Wina. Pada waktu itu, Wina bercerita, dia masih menggunakan media sosial Instagram dan WhatsApp sebagai sarana berjualan lantaran jumlah lokapasar juga belum banyak.
Penggunaan aplikasi GetContact berlanjut ketika Wina mulai bekerja sebagai tenaga personalia yang banyak bersinggungan dengan pelamar pada 2021. Sebelum memutuskan akan menerima atau menolak pelamar, Wina kerap berselancar di ruang aplikasi GetContact untuk melihat daftar tagar nama.
Pada saat itu, Wina banyak mewawancarai pelamar untuk bagian kurir. Menurut dia, proses wawancara secara tatap muka saja dirasa belum mencukupi. Karena itu, lulusan Universitas Jenderal Soedirman, Banyumas, Jawa Tengah, ini menggunakan GetContact berbayar. “Saya butuh untuk cross-check. Tidak sekadar mengobrol dengan kandidat di sesi wawancara dan melihat ijazah. GetContact jadi satu ruang untuk saya lakukan proses verifikasi,” ujar Wina.
Wina bercerita, tagar nama yang ditampilkan dalam aplikasi pelacak nomor itu begitu membantu. Setidaknya untuk menimbulkan rasa percaya—baik untuk dirinya maupun orang yang melacak nomornya. Wina punya beberapa pengalaman menarik selama menangani proses perekrutan. Banyak pelamar yang masih mencari tagar namanya melalui GetContact. Dalam satu hari Wina bisa menerima notifikasi masuk dan mendapati nomornya telah dicari sebanyak tiga-lima kali.
“Bagi saya, aplikasi ini bisa menjadi proses verifikasi awal di tengah banyaknya penipuan serta pesan yang menawarkan berbagai macam promosi,” katanya.
Seperti halnya Wina, aplikasi GetContact juga dimanfaatkan oleh Nofi Hidayanti, 30 tahun, seorang karyawan salah satu bank swasta di Jakarta Pusat. Banyak bersinggungan dengan nasabah, sudah menjadi konsekuensi jika Nofi mendapati nomor ponselnya telah tersebar ke mana-mana. Dari situ, banyak pula panggilan masuk yang dia terima. Bahkan Nofi juga kerap mendapat panggilan masuk dari nomor yang belum dia simpan.
Sejak 2021, Nofi pun mantap menginstal aplikasi GetContact. “Sejauh ini saya gunakan buat screening nasabah atau relasi kerja,” ujar Nofi. “Apalagi nomor saya sudah menyebar di kalangan nasabah dan pekerja marketing. Jadi GetContact seperti buat menyaring antara nasabah sama penipuan.”
Misalnya, Nofi mengungkapkan, pada Ahad, 4 Juni lalu, dia menerima panggilan masuk sebanyak enam kali sejak pukul 7 pagi hingga 2 siang. Ketika diverifikasi di kolom pencarian, Nofi mendapati banyak tagar mengenai enam nomor tersebut yang terindikasi tindak pidana penipuan. Nama-nama yang tertera antara lain Penipu, Ga Jelas, sampai Kredit Pintar. Tentunya Nofi mengabaikan panggilan masuk dari nomor-nomor tersebut.
Sejauh ini, Nofi mengungkapkan, dia belum pernah bersinggungan dengan persoalan yang berkaitan dengan penipuan ataupun nasabah bermasalah. Meski kantornya tidak menganjurkan penggunaan aplikasi pelacak nomor untuk menunjang pekerjaan, Nofi tetap memakainya sebagai alternatif. “Menurut saya, GetContact ataupun aplikasi pelacak nomor lain cukup membantu. Ya, setidaknya bikin saya waspada terhadap nomor-nomor baru yang tidak diketahui,” tuturnya.
•••
PROSES verifikasi nomor telepon melalui aplikasi GetContact juga ditempuh Ambrosius Mulait, 27 tahun, seorang aktivis asal Papua yang banyak berbicara ihwal isu hak asasi manusia dan kerja advokasi. Dalam satu hari, sekitar lima-enam nomor tidak dikenal melakukan panggilan masuk ke nomor Ambrosius. Panggilan masuk juga berasal dari nomor yang teregister di luar negeri.
Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, Ambrosius lebih dulu mengecek nomor-nomor tersebut di GetContact. Jika sekiranya tidak mencurigakan, panggilan yang masuk akan segera dia jawab. “Kalau sekiranya mencurigakan, ya saya abaikan,” kata Ambrosius kepada Tempo lewat sambungan telepon pada Rabu, 21 Juni lalu.
Ambrosius menggunakan aplikasi ini sejak 2021. Setelah GetContact tertanam di ponselnya, dia selalu mengidentifikasi berbagai macam nomor tak dikenal dengan GetContact. Setelah diselisik, Ambrosius mengungkapkan, salah satu nomor tersebut mempunyai tagar dengan nama yang merujuk pada instansi penegak hukum.
Meski demikian, Ambrosius menambahkan, dia tidak mengetahui mengapa nomornya ditelepon oleh orang-orang tersebut. Dia juga mafhum kerja-kerja advokasi seperti yang dia lakukan pasti bersinggungan dengan banyak hal. Terlebih nomor ponsel Ambrosius biasa dijadikan narahubung untuk acara diskusi mahasiswa Papua di Jakarta hingga siaran pers yang berkaitan dengan isu kemanusiaan. “Karena kita bisa memastikan nomor yang masuk ke saya, justru saya tanya dulu kalau ada orang yang telepon, saya mengaku wartawan,” ujar Ambrosius berseloroh.
Hingga Rabu pagi, 21 Juni lalu, nomor telepon Ambrosius telah dicari sebanyak 61 kali. Meski demikian, dia tidak bisa mengetahui identitas yang mencari nomornya lantaran tidak memakai GetContact berbayar. Tagar Ambrosius yang tertera di GetContact juga dilihat oleh 45 orang. Karena itu, Ambrosius pun berpikir untuk memakai aplikasi pelacak nomor ini secara berbayar alias berlangganan suatu hari nanti.
Tentunya, Ambrosius menambahkan, hal itu dia lakukan sebagai upaya menangkal hal-hal yang tidak diinginkan. “Mungkin suatu saat saya akan coba aplikasi yang berbayar. Sebab, saya terkadang suka penasaran banget,” tuturnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Waspada dengan Aplikasi GetContact"