Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Argyria adalah suatu kondisi yang menyebabkan kulit menjadi berwarna kebiru-biruan atau abu-abu. Kondisi ini dapat terjadi akibat paparan dosis berlebih atau kontak yang terlalu lama dengan perak. Melansir Dermnet NZ, argyria merupakan kondisi langka namun tidak berbahaya bagi tubuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gejala dan Penyebab
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir WebMD, gejala argyria biasanya pertama muncul pada area mulut yang ditandai warna gusi yang berubah menjadi abu-abu kecoklatan. Selanjutnya, kulit bisa jadi mulai berubah warna menjadi abu-abu, metalik, atau abu-abu biru. Gejala perubahan warna ini umumnya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun dan mungkin hanya mempengaruhi sebagian atau seluruh area kulit tergantung seberapa banyak terpapar perak.
Penyebab argyria dapat dipengaruhi dari konsumsi suplemen makanan atau obat-obatan seperti obat tetes mata atau semprotan hidung yang mengandung perak.
Berikut jenis kandungan perak yang banyak terkandung dalam obat-obatan dan telah terbukti menyebabkan argyria jika dikonsumsi dalam waktu yang lama:
- Perak nitrat, digunakan untuk mengobati gusi berdarah dan varises
- Krim sulfadiazin perak, digunakan untuk mencegah infeksi pada luka dan luka bakar
- Perak asetat, digunakan sebagai pelega tenggorokan dan untuk membantu berhenti merokok
- Protein perak koloid, digunakan dalam obat tetes mata
Faktor penyebab lainnya juga bisa jadi dipengaruhi lingkungan pekerjaan yang mengandung banyak partikel perak di udara.
Ketika menelan perak, korosi di asam lambung mengubah perak menjadi garam perak, yang dapat ikut tersalur lewat aliran darah dan berakhir bersarang di kulit. Saat terkena sinar matahari, garam perak berubah kembali menjadi perak dan mempengaruhi warna kulit menjadi biru.
Pengobatan dan penanganan
Perubahan warna kulit yang disebabkan oleh argyria tidak dapat dihilangkan. Penanganan minor yang dapat dilakukan di antaranya menggunakan sun screen untuk membantu mencegah warna menjadi lebih gelap atau memakai riasan untuk membantu menyembunyikan efek argyria pada kulit. Selain itu, menggunakan pencerah kulit hidrokuinon dengan kadar 5 persen pada kulit dapat mengurangi jumlah perak di kulit dan membuatnya terlihat lebih baik.
Namun, salah satu riset yang dipublikasikan Wiley pada 2015 lalu membuktikan percobaan dengan perawatan laser bisa membantu mengatasi perubahan warna kulit akibat argyria. Efeknya diklaim langsung terlihat hanya dengan satu kali perawatan. Meski demikian, penggunaan perawatan laser untuk argyria terbatas dan masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
HATTA MUARABAGJA