Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Pakar Saraf Ungkap Pemicu Stroke di Usia Muda

Neurolog menyebut gaya hidup tak sehat merupakan faktor risiko stroke di usia muda, selain riwayat penyakit genetik serta penyakit penyerta.

25 Oktober 2024 | 22.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (Perdosni), Dodik Tugasworo, menyebut gaya hidup tak sehat seperti kurang aktivitas fisik hingga pola makan tinggi lemak dan gula merupakan faktor risiko stroke di usia muda.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Beberapa usia yang saya temui sekitar 30 sampai 40 tahun itu meningkat sekali dan beberapa faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan risiko stroke di usia muda ini karena gaya hidup yang kurang sehat," kata Dodik dalam diskusi daring, Jumat, 25 Oktober 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kebiasaan merokok, menenggak minuman beralkohol, hingga tingkat stres tinggi juga berkontribusi dalam peningkatan risiko serangan stroke di usia muda. "Tingkat stres juga penting karena pada mereka itu iklim kompetisi mungkin menjadi tinggi sehingga terjadi gangguan tidur dan semua ini menjadi risiko terjadinya stroke," ujarnya.

Selain gaya hidup, stroke juga bisa disebabkan riwayat penyakit genetik serta penyakit penyerta lain, di antaranya hipertensi, diabetes, dislipidemia, dan kegemukan. Untuk mencegah stroke di usia muda, Dodik menganjurkan penerapan slogan 3O + 1D, yakni olahraga 30 menit setiap hari, olah seni atau menjalani hobi dan kegiatan yang membuat hati senang, olah jiwa atau mendekatkan diri pada Tuhan dan tidak melakukan sesuatu secara terburu-buru, serta diet sehat dengan mengurangi konsumsi makanan berlemak.

Pengendalian faktor risiko
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Yudhi Pramono, menyebutkan 90 persen kasus stroke dapat dicegah melalui pengendalian faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, dislipidemia, merokok, hingga kurang aktivitas fisik.

"Sebenarnya 90 persen kejadian stroke dapat dicegah melalui pengendalian faktor risikonya seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dislipidemia, gangguan jantung, merokok, kurang aktivitas fisik, diet tidak sehat, stres, dan konsumsi alkohol," kata Yudhi.

Ia menjelaskan Kemenkes mendorong kegiatan skrining kesehatan yang dilakukan saat hari ulang tahun setiap penduduk sebagai langkah pencegahan kenaikan prevalensi kasus stroke di Indonesia. "Di dalamnya ada skrining kolesterol, kemudian profil lipid, yang nanti juga untuk mengantisipasi terjadinya stroke," ujarnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus