Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Laporan badan anak-anak PBB (UNICEF) pada 2021 menyebut Indonesia berada pada peringkat ke-46 dari 163 negara berdasarkan indeks risiko iklim pada anak. Artinya, anak-anak paling berisiko mengalami dampak perubahan iklim yang terjadi di wilayah Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Karena itu, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menegaskan pentingnya membentuk resiliensi dan kesiapsiagaan anak terhadap bencana untuk menghadapi kompleksitas akibat perubahan iklim.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang kompleks ini penting untuk meningkatkan resiliensi anak dalam menghadapi dan merespons dampak perubahan iklim, melibatkan mereka dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim,” kata Menteri PPPA Bintang Puspayoga secara daring dalam kegiatan Sehari Bermain Bersama Anak di Jakarta pada Sabtu, 10 Agustus 2024.
Apalagi Indonesia merupakan negara kepulauan dengan beragam ekosistem dan masyarakat serta berada di kawasan cincin api sehingga perubahan iklim menimbulkan tantangan khusus yang harus dihadapi oleh anak, terutama yang tinggal di daerah rawan bencana dan lingkungan rentan.
Ancaman bencana lebih banyak
Sementara itu, laporan global Save the Children ”Born into the Climate Crisis” pada September 2021 menjelaskan krisis iklim secara global membawa dampak nyata yang sudah dirasakan anak-anak saat ini. Anak-anak yang lahir setelah 2020 akan menghadapi tiga kali lebih banyak ancaman banjir dari luapan sungai, dua kali lebih banyak mengalami kekeringan, serta tiga kali lebih banyak gagal panen.
Kondisi perubahan iklim tersebut diikuti munculnya berbagai masalah lain seperti isu kesehatan, ISPA, diare, DBD, pendidikan, sulitnya mengakses pendidikan akibat adanya bencana, dan bahkan isu ekonomi seperti kemiskinan hingga kerawanan pangan. Karena itu, Bintang mengingatkan penting bagi semua pihak untuk senantiasa meningkatkan kesadaran dan penguatan peran anak dalam upaya mitigasi risiko dan penanggulangan dampak buruk perubahan iklim selain upaya menjaga kelestarian lingkungan.
Pilihan Editor: Risiko Obesitas Akibat Minuman Berpemanis, Ini Pesan Ahli Gizi