Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Stimming atau self-stimulatory behavior adalah perilaku stimulasi diri. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan tindakan atau gerakan berulang yang dilakukan seseorang untuk merespons rangsangan internal atau eksternal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meskipun banyak orang mungkin melakukan stimming, perilaku tersebut juga merujuk autisme. Namun, bukan sepenuhnya berhubungan dengan autisme. Stimming bagian dari kriteria pemeriksaan jenis gejala untuk autisme, karena stimming orang dengan autisme dapat menjadi tidak terkendali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apa itu Stimming?
Istilah stim digunakan untuk menggambarkan salah satu perilaku ini, yang dapat mencakup melakukan suatu tindakan berulang-ulang. Misalnya, mengulang suara yang sama beberapa kali. Dikutip dari Healthline, setiap orang melakukan stimming dengan cara tertentu. Hal ini tidak selalu jelas bagi orang lain. Biasanya seseorang menggunakan stimming untuk membantu mengatasi emosi.
Stimming tidak selalu merupakan hal buruk yang perlu dicegah. Namun, hal ini harus ditangani jika mengganggu orang lain. Stimming bisa menjadi kebiasaan. Bagi kebanyakan orang, ini perilaku yang tidak berbahaya. Hal yang terpenting tahu kapan dan di mana hal itu bisa menjadi tidak pantas. Misalnya, jika jari mengetuk meja terus-terusan selama 20 menit, maka itu bisa memuncukan isyarat sosial, bahwa itu mengganggu orang lain.
Ada beragam penyebab atau pemicu yang menyebabkan orang dengan autisme melakukan stimming. Misalnya, stimming dapat membantu jika menghadapi terlalu banyak hal yang mempengaruhi indra, bau terlalu pekat atau banyak suara. Terkadang juga, indra mungkin memerlukan lebih banyak tindakan untuk membuat tetap fokus.
Stimming pada Orang dengan Autisme
Dikutip dari WebMD, orang dengan autisme, stimulasi diri jauh lebih terasa. Ini karena orang autisme merasakan sensasi berbeda. Pengalaman mereka terhadap dunia lebih intens karena indra mereka meningkat. Misalnya, orang dengan autisme mungkin melompat-lompat dan mengepakkan tangan mereka dengan gembira saat melihat sesuatu yang memikat minat mereka.
Hal itu juga dapat berlangsung dalam waktu yang lama. Biasanya, ada kecenderungan individu tersebut kurang peka, misalnya perilaku tersebut mengganggu orang lain. Stimming yang dikaitkan dengan autisme tidak selalu perlu dikhawatirkan. Hal itu hanya menjadi masalah jika mengganggu pembelajaran atau merusak. Namun, hal tersebut cenderung jarang.