Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Depok - Rahmat (20 tahun), admin judi online, berpesan kepada masyarakat untuk tidak percaya terhadap judi online. Menurut dia, sistem judi online dapat dimanipulasi kemenangan dan kekalahan akun korbannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal tersebut disampaikan Rahmat ketika diwawancara saat pers rilis di Mapolres Metro Depok, Jalan Margonda, Kecamatan Pancoran Mas, Selasa, 5 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rahmat mengaku mendapat link dan belajar jadi pengelola atau admin situs judi online dari kenalannya, Rahardian. Bahkan, ia diajarkan untuk membuat link.
Ia tidak menampik situs yang dikelolanya merupakan judi online. Bahkan pria yang berstatus mahasiswa ini mengaku mencari orang sebagai promotor. "Iya (mencari orang untuk menjadi promotor di situs judi onlinenya)," jawab Rahmat.
Rahmat mengaku sudah menjalani pekerjaan haram tersebut sejak delapan bulan lalu. Ia pun menyetor uang hasil judi online ke bandar, Rahardian. "Itu dia (setor) ke Rahardian," kata Rahmat.
Rahmat mengaku menyesal menjalankan bisnis haram tersebut. Padahal sebelumnya ia sudah bekerja di salah satu perusahaan ritel. Sedangkan software judi online yang dikelola Rahmat dan komplotannya dibeli dari orang di Thailand dengan jasa Rp 600 ribu per bulan.
Ditanya perputaran uang judi online-nya mengalir ke Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Rahmat membantah hal tersebut. "Enggak ada. (Uangnya) dipakai buat kebutuhan sehari-hari," ujar Rahmat.
Dari mengelola situs judi online, ujar Rahmat, uang yang didapat saat ini tidak banyak. Namun saat 2023 ketika masih ramai, komplotannya bisa mendulang Rp 50 juta hingga Rp 70 juta per bulan. "Kalau sekarang sudah turun, Rp 15 sampai Rp 20 juta per bulan. Itu bareng-bareng," kata Rahmat.
Rahmat mengakui sistem judi online sebenarnya curang karena admin bisa mengatur satu akun untuk menang atau kalah dalam permainan. "Judi online itu ada settingan dari panelnya. Jadi di panel itu sudah ada ID yang kami setting menang berkali-kali atau bisa kita kalahin berkali-kali. Jadi pesan saya jangan mudah percaya dengan judi online," ucap Rahmat.
Sebelumnya, Satreskrim Polres Metro Depok mengamankan lima pemuda yang berprofesi sebagai admin judi online dan berkantor di rumah kontrakan Jalan Pedati, Mekarjaya, pada Senin malam, 4 November 2024. Kelima pelaku tersebut yakni Chikal Puja Pratama PP (22 tahun), Tengku Zikri Hardi Nata (20 tahun) dan Muhammad Krishna (21 tahun), ketiganya merupakan warga Depok, kemudian Rahmat (21 tahun) warga Cengkareng Jakarta Barat dan Hafiz Ilham Ramadan (20 tahun) warga Bandar Lampung.
Pilihan Editor: Massa Aksi 411 Kecam Cawe-Cawe Jokowi dalam Seleksi Pimpinan KPK