Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Tangerang - Seorang wanita bernama Listio menjadi korban penipuan yang diduga dilakukan sekelompok polisi gadungan. Dirinya diperas karena dituduh berbuat mesum dengan teman lelakinya di dalam mobil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemerasan yang diduga dilakukan oleh polisi gadungan ini terjadi di wilayah BSD, Serpong, Kota Tangerang Selatan. Akibat kejadian ini korban kehilangan uang tunai Rp 900 ribu dan 2 cincin emas yang dirampas penipu itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Listio, kejadian itu bermula saat ia bersama teman laki-lakinya mencari makan. Saat itu korban dan teman laki-lakinya duduk terpisah yakni di depan dan di belakang mobil.
"Saya keliling cari makan dan ketemu tempat makan tapi makannya di dalam mobil, itu pun saya duduk di bangku tengah dah teman saya di depan," ujarnya, Rabu 10 Juli 2024.
Pada saat itu, datang empat orang komplotan yang diduga polisi gadungan. Salah satu di antara mereka menggunakan seragam polisi.
“Dia gedor-gedor pintu terus nanyain STNK dan KTP. Terus nuduh kita melakukan tindakan mesum. Terus aku tanya ’aku aja duduk belakang, temenku di depan’ namanya aku cewek terus dia jusru memaki dan menuduh aku mesum, aku takut," kata dia.
Seorang di antara komplotan penipuan itu menelpon seseorang dengan dalih atasannya. “Terus ada yang berpura-pura nelpon, di-loadspeaker, ’Ndan ada lagi satu, kita bawa saja ya’. Namanya saya takut, saya nawarin kita damai saja,” ujarnya.
Selanjutnya ada satu orang anggota kelompok itu yang memaksa untuk mengemudikan kendaraan Listio dan temannya.
“Jadi ada yang ikut dengan kita, dia yang nyupirin. Nah dia enggak langsung ke kantor polisi, tapi muter-muter dulu,” ucapnya.
Listio pun dibawa ke kantor Polres Tangerang Selatan, namun tidak masuk ke dalam. “Saya nanya dong, ‘kenapa enggak langsung dibawa ke kantor.”
“Katanya kamu mau damai,” jawab penipu yang diduga polisi gadungan.
Penipu itu meminta uang Rp7 juta, namun korban hanya punya Rp900 ribu.
Pelaku meminta cincin dan kalung emas korban berikut uang tunainya. Listio menuturkan pelaku hanya ingin uang tunai. “Kita ke mesin ATM BRI, lalu aku berikan. Saya kasih 2 cincin dan kalung emas. Lalu kita tukeran nomor, karena aku ingin tebus cicin emas yang diberikan kepada pelaku,” ujarya.
Keesokan hari, Listio berusaha menghubungi pelaku, namun pelaku pemerasan itu telah memblokir nomornya. Atas dasar itu, ia menduga para pelaku adalah polisi gadungan.
“Kita mau lapor bingung, soalnya, bukti-bukti enggak ada. Dia terima uangnya hanya cash. kita mau rekam dan foto, handphone kita direbut saat diinterograsi. Jadi mereka seperti sudah terbiasa. Sudah terlatih,” ujarnya.
Pilihan Editor: Pimpinan KPK Sebut Transaksi Judi Online 17 Pegawainya Mencapai Rp 111 Juta, Paling Besar Satu Orang