Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lain di tapal batas negara, lain pula kondisi di Kota Jayapura. Kepala Dinas Komunikasi Kota Jayapura, Bintong Nainggolan bercerita dengan bangga capaian Ibu Kota Papua itu. “Internet di Jayapura sudah 100 persen. Katakanlah 90 persen. Jayapura masuk daftar 100 smart city di Indonesia,” kata dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menjabat sebagai kepala dinas sejak 2017, Nainggolan—demikian biasa disapa—berjuang keras agar masyarakat Kota Jayapura mudah mengakses internet. Ia bergerak cepat mengambil kesempatan bantuan yang diberikan BAKTI Kominfo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Terlebih, Selain BTS, BAKTI Kominfo juga membangun infrastruktur akses internet (AI) yang dikenal dengan BAKTI Aksi melalui VSAT, Radio Link, dan Fiber Optic. Dengan kondisi tersebut, internet untuk pendidikan bukan lagi masalah di kota tersebut.
Infrastruktur internet yang cukup bagus juga menular ke Kampung Yowong. Sebenarnya sudah masuk Kabupaten Keerom, namun masih di dekat perbatasan dengan Kota Jayapura. Petrus Somae, siswa kelas 12 SMK Betlehem di Arso 1, sudah terbiasa menyelesaikan pekerjaan rumah menggunakan ponsel pintar.
“Kami biasa belajar pakai internet. Sangat membantu,” kata Petrus. Tak hanya belajar, dia mengaku dengan mudah bermain Mobile Legend, sebuah game online yang membutuhkan koneksi tinggi.
Ayahnya, Ansel Mutafor yang juga menjabat Kepala Kampung Yowong, mengaku bersyukur dengan koneksi internet yang hadir saat ini. Rumahnya berjarak sekitar 100 meter dari BTS milik BAKTI Kominfo yang terpancang di atas tebing pinggir jalan raya.
Walau merasa lebih baik, Ansel prihatin dengan kondisi yang dihadapi anak-anak sekolah di daerah perbatasan seperti Kampung Somografi. “Masih banyak ketimpangan. Semoga pemerintah bisa cepat mengatasi hal ini,” ujar mantan prajurit Kopassus itu.
Akses internet tanpa kendala juga dialami warga Kota Nunukan, Kalimantan Utara. Beberapa operator seluler ternama di Indonesia sudah menancapkan tower pemancar sinyal di kota berpenduduk sekitar 60 ribu jiwa ini. “Akses internet di Kota Nunukan tidak ada hambatan, kecuali gangguan cuaca,” kata Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kabupaten Nunukan, Kaharuddin, Kamis, 23 November 2023.
Dia mengatakan akses internet di Kota Nunukan dan Kecamatan Sebatik yang berbatasan dengan Malaysia lebih baik dibandingkan di kecamatan lain. Dari 232 desa di 21 kecamatan, sebanyak 145 desa masih blank spot atau tidak ada sinyal internet. “Walau lambat aksesnya, desa lainnya sudah lebih baik karena tersambung internet menggunakan VSAT dari BAKTI,” ujarnya.
Menurut Kaharuddin, salah satu kecamatan paling jauh adalah Krayan yang berjarak sekitar 220 kilometer dari Nunukan. Akses internet di kecamatan yang berbatasan dengan Malaysia ini masih terbatas. Kebanyakan kantor pelayanan publik menggunakan VSAT yang dibangun BAKTI.
Kepala Bidang Teknologi Informatika Nunukan, Akmal, mengatakan selama periode 2022-2023, BAKTI mengalokasikan pembangunan 29 BTS di Kabupaten Nunukan. Dari jumlah itu, kata dia, sebanyak 17 tower sudah terbangun. “Sisanya, 11 BTS belum dibangun,” ucapnya.
Akmal menutrukan 17 BTS yang sudah dibangun sempat on-air. “Tapi sekarang off-air,” ujarnya. Dia mengaku tidak tahu menahu penyebab jaringan internet yang sempat menyala kini mati tersebut. “Kami sudah meminta BAKTI untuk on-air kembali.”