Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

iklan

Menyulap Sampah Plastik Jadi Paving Block

Rebricks mengubah sampah plastik yang tak punya nilai jual menjadi bahan bangunan berkualitas tinggi yang ramah lingkungan. #Infotempo

29 Januari 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sampah plastik yang biasa diterima Bank Sampah untuk didaur ulang biasanya meliputi plastik keras, botol minuman kemasan dari jenis PET (polyethylene terephthalate), tutup botol, gelas plastik, dan sebagainya. Padahal, sampah plastik yang dihasilkan masyarakat amat beragam, mulai dari kemasan saset multilayer, plastik keresek, bungkus plastik bekas kemasan beras, makanan ringan, mi instan, kopi, gula, hingga kemasan isi ulang minyak goreng dan sabun cuci. Sayangnya, plastik jenis ini biasanya bakal dihiraukan oleh pemulung karena tak punya nilai jual. Bank sampah pun bakal menolaknya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tapi di Rebricks, sampah-sampah tersebut justru yang dicari. Rebricks adalah sebuah platform industri yang menyediakan pengolahan sampah plastik menjadi bahan bangunan yang ramah lingkungan. Sampah plastik tertolak dan tidak memiliki nilai jual itu diolah menjadi bahan bangunan. Produk pertama Rebricks adalah paving block. Setelah setahun berdiri, Rebricks membuat variasi produk lainnya yaitu hollow block untuk dinding dan roster.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jika biasanya paving block dibentuk dari campuran semen dan pasir yang dimasukkan ke cetakan sesuai dengan bentuk yang diinginkan, paving block buatan Rebricks mengandung sekitar 20-22 persen sampah plastik tertolak. Dengan kapasitas produksi mencapai 100 m2/ hari, Rebricks mampu menyerap sekitar 25 kilogram sampah plastik.

Soal daya tahan, paving block produksi Rebricks sudah melalui uji coba di Badan Bahan dan Barang Teknik (B4T) Kementerian Perindustrian di Bandung. Hasilnya produk ini termasuk kategori Standar Nasional Indonesia SNI kelas B dengan kekuatan tekan 250 kilogram per centimeter persegi sehingga cocok digunakan untuk membangun lapangan parkir dan lintasan pejalan kaki (pedestrian). Dari tes lab di TÜV Laboratorium SÜD PSB di Singapura,  produk Rebricks juga dipastikan sebagai non-combustible (tidak mudah terbakar).

Dalam prosesnya pun pembuatan produk Rebrick menggunakan metode ramah lingkungan. Sampah plastik rumah tangga yang menjadi bahan dasar dicacah menjadi bagian-bagian kecil menggunakan mesin pencacah. Cacahan itu lalu dicampur dengan agregat dan formula khusus supaya bahan-bahan tersebut bisa menyatu dan merekat, dikeringkan dan dilelehkan untuk kemudian dicetak. Tidak ada sampah baru, tidak dibakar, dan tidak menghasilkan gas beracun.

Untuk menghindari risiko pelepasan mikroplastik dari produknya yang dapat mencemari lingkungan, bata yang diproduksi Rebricks dibuat dengan teknik dua lapisan. Lapisan atas dibuat dari campuran agregat murni tanpa bahan daur ulang plastik, sedangkan lapisan bawah dicampurkan dengan bahan plastik daur ulang bersama dengan formula lain agar merekat secara solid.

Rebricks dirintis pada 2018 oleh Ovy Sabrina dan Tan Novita yang prihatin dengan persoalan sampah plastik yang kian mencemari lingkungan. Dengan mendirikan Rebricks di bawah bendera PT Dua Mitra Gemilang, mereka berusaha mengurangi konsumsi sampah ini dengan menyulapnya menjadi bahan bangunan. Tak main-main, untuk menjamin keamanan dan kualitas dari produk daur ulang itu, Ovy dan Novi pun rela menghabiskan waktu satu tahun hanya untuk riset dan pengujian laboratorium pada produk.

Setahun kemudian, pada November 2019, mereka resmi meluncurkan produk pertamanya berupa paving block. Dengan menyulapnya menjadi bahan material bangunan yang ramah lingkungan, Rebricks menjadi salah satu solusi alternatif dalam mengatasi masalah lingkungan akibat pencemaran sampah plastik di Indonesia. Dalam  sehari,  Rebcriks mengumpulkan hampir 50 kilogram sampah plastik per hari.

Jenis-jenis sampah yang diterima oleh Rebricks adalah sampah rumah tangga berupa kemasan, plastik kemasan isi ulang, bubble wrap, dan label plastik pada botol minuman. Untuk memperoleh bahan baku pembuatan bahan bangunan, Rebricks dibantu oleh orang-orang yang bersedia mengirimkan sampah rumah tangganya. Seiring dengan berjalannya waktu, Rebricks juga mendapatkan perhatian dari perusahaan-perusahaan besar. Rebricks juga mendirikan empat titik pengumpulan sampah, yakni di Tangerang, Bandung, dan dua lagi di Jakarta Selatan.

Selain memasok untuk kebutuhan konsumennya, Rebricks juga mengaplikasikan material bahan bangunannya pada bangunan publik, salah satunya dalam Pembangunan fasilitas komunal Mandi-Cuci-Kakus (MCK).

Pada Januari 2022 lalu, Rebricks berkolaborasi dengan Novo Nordisk membangun MCK yang terdiri dari 4 bilik, 2 toilet, dan 2 kamar mandi untuk masyarakat Kampung Pemulung Cireundeu. Sebanyak 125 kilogram atau setar 125 ribu sampah kemasan plastik sekali pakai digunakan sebagai bahan bangunan MCK tersebut. Rebricks bersama Hush Puppies Indonesia, dan Komunitas Lebah juga memberikan fasilitas MCK untuk warga Kampung Panagan, Sukamakmur, Bogor menggunakan 150 kilogram sampah kemasan tertolak sebagai bahan bangunan MCK.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus