Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan riset, sebagian besar penyintas Covid-19 merasa kondisi fisiknya akan kembali seperti sediakala ketika sembuh. Namun, setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19, ternyata terdapat perubahan fungsi organ tubuh, baik yang disertai keluhan maupun tanpa keluhan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu penyintas yang terlibat dalam penelitian dari St Vincent Hospital Sydney, Australia, Alex Lewis, mengaku merasakan efek setelah dua bulan dinyatakan sembuh. Dia mengungkapkan dirinya lebih jadi cepat merasa lelah. Selain tingkat keparahan penyakit, waktu pemulihan penyintas Covid-19 pun sangat bervariasi dan tergantung pada usia serta penyakit penyerta (komorbid) yang sudah ada sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dokter Penyakit Dalam Mayapada Hospital Kuningan, dr. Vivi Lesmana, Sp.PD membenarkan bahwa kemungkinan orang-orang yang pernah mengidap Covid-19 untuk pulih 100 persen seperti sediakala, sangat bergantung pada proses sakit dan kemampuan adaptasi sistem imun tubuhnya. Menurutnya, hal ini perlu diwaspadai. Sebab selama dirawat, sang pasien mempunyai riwayat komorbid maupun dikategorikan sebagai penyintas berat, tentunya proses pemulihan akan memakan waktu lebih lama. “Ketika sembuh pun, sudah terlampau banyak sel-sel yang rusak selama perawatan tersebut,” dia dalam keterangannya, Jumat, 30 Juli 2021.
Adapun beberapa keluhan penyintas Covid-19 yang harus diwaspadai, meliputi sakit kepala, nyeri otot atau nyeri sendi, meriang, batuk, sesak napas, gangguan konsentrasi, kelelahan kronik, jantung berdebar, dan nyeri pada dada.
Selain itu, terdapat pula beragam risiko masalah kesehatan jangka panjang yang dapat muncul pascapemulihan Covid-19. Mulai dari risiko terkena stroke, dan fungsi sarafnya akan menurun sekitar 36,4 persen, serta kehilangan indra penciuman (anosmia). Kemudian, bagi penyintas Covid-19 akan mudah merasa cemas dan depresi, gangguan stres pascatrauma akibat dari ketakutan terpapar kembali, serta gangguan tidur.
Selanjutnya, bagi seseorang yang sudah pernah terpapar Covid-19 fungsi organ parunya tidak akan pulih 100 persen. Pasalnya, paru memiliki gangguan fibrosis atau cacat pada jaringan. Sehingga risiko untuk kegagalan paru restriktif pun lebih besar.
Jantung dan pembuluh darah Selama masa penyembuhan, obat-obatan yang digunakan untuk menyembuhkan pasien tergolong obat keras dan akan memengaruhi fungsi jantung serta menimbulkan pembekuan darah. Peningkatan risiko kerusakan otot jantung dan gagal jantung juga dapat terjadi.
Kemudian meningkatkan risiko gagal ginjal 20-30 persen dibandingkan orang yang belum pernah terpapar Covid-19. Muskuloskeletal Penyintas akan merasakan nyeri pada persendian dan otot. Hasil penelitian juga menunjukkan penyintas dapat merasa lebih cepat lelah.
Untuk diketahui, virus SARS-CoV-2 menyerang sistem organ pernapasan yang membuat pasien menjadi sesak napas dan cepat lelah. Ketika pasien sudah dinyatakan sembuh, sel-sel yang berada pada paru-paru sudah terlanjur dirusak oleh virus. Sistem imun/antibodi kita diibaratkan sebagai tentara baik yang berperang melawan musuh. Apabila sang musuh lebih banyak dibandingkan para tentara, tentunya tentara yang berguguran tersebut tidak bisa hidup kembali dan sang musuh akan terus menyerang dan merusak sel-sel di organ yang lain.
Karena tubuh kita ini unik, kata dr.Vivi, selama pemulihan bisa memproduksi tentara baru lainnya, namun, tidak akan sama kualitasnya dengan tentara yang gugur terlebih dahulu. Untuk itu sangat disarankan bahwa ketika penyintas Covid-19 yang sudah dinyatakan sembuh, ada baiknya untuk memeriksakan kesehatan diri secara berkala guna mencegah terjadinya penurunan fungsi organ-organ seperti jantung, paru-paru dan ginjal. “Dengan adanya tindakan pencegahan, apabila ada kelainan yang ditimbulkan pasca sembuh Covid-19, dapat diminimalisir dengan tindakan yang cepat dan tepat,” kata dia.
Ketika melakukan konsultasi bagi penyintas Covid-19, dr. Vivi menyebut, dokter akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan-pemeriksaan yang diperlukan. Seperti melaksanakan pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan radiologi, pemeriksaan pernapasan, pemeriksaan jantung, pemeriksaan saraf, pemeriksaan psikologis, dan penilaian kemampuaan berkativitas.
Mayapada Hospital membuka layanan kesehatan Post Covid-19 Recovery & Rehabilitation Centre (PCRR) didukung oleh multidisiplin spesialis yang berpengalaman di bidangnya, antara lain spesialis paru, spesialis jantung, spesialis saraf, spesialis penyakit dalam, rehab medik, serta psikologi/psikiater.
Layanan ini ditujukan khusus bagi semua penyintas Covid-19 yang sudah sembuh, baik yang tidak bergejala maupun mempunyai gejala sisa. Dengan pemeriksaan yang menyeluruh serta perawatan yang tepat di tangan ahlinya, pasien penyintas Covid-19 dapat sembuh secara maksimal dan melakukan aktivitasnya kembali seperti sedia kala, serta mencegah masalah kesehatan yang timbul di kemudian hari.
Sebagai informasi tambahan, pada kuartal III 2021, Mayapada Hospital akan membuka cabang di Kota Surabaya, Jawa Timur. Tepatnya, berada di Jalan Mayjen Sungkono Nomor 20, Surabaya Barat.