Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

lingkungan

Upaya Menghijaukan Masjid Indonesia

Majelis Ulama Indonesia dan Dewan Masjid Indonesia berinisiatif membuat Eco Masjid. Bertujuan menjadikan masjid titik pusat gerakan penyelamatan lingkungan oleh umat.

30 April 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Upaya MUI, Dewan Masjid Indonesia, dan Siaga Bumi membuat masjid di seluruh Indonesia lebih ramah lingkungan dilakukan melalui Eco Masjid.

  • Ada beberapa indikator ramah lingkungan, dari penghematan air dan energi hingga pewujudan ketahanan pangan.

  • Berinovasi memandu pengurus masjid mewujudkan berbagai penghematan dengan teknologi yang sederhana dan mudah ditiru.

SELAMA dua tahun terakhir, Masjid Raya Bintaro Jaya, Kota Tangerang Selatan, Banten, berbenah. Para pengurus dan anggota jemaahnya bahu-membahu menerapkan pelbagai indikator yang ditetapkan Eco Masjid. Salah satu aspek yang ditata ulang selain lanskap taman adalah penggunaan air.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut pengurus Masjid Raya Bintaro Jaya (MRBJ), Chairul Saleh, penghematan air dilakukan dengan mengurangi volume air pada bukaan keran. Teknologi yang digunakan sangat sederhana. "Hanya dengan karet seperti sandal yang dibolongi lalu dipasang di keran air untuk wudu," katanya, Rabu, 20 April lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MRBJ juga telah mengelola limbah air dengan menggunakan ulang air buangan wudu. Air tersebut digunakan untuk menyiram tanaman dan keperluan taman lain. Untuk jangka panjang, menurut pria yang kerap disapa Uyung ini, MRBJ membuat bak penampungan air hujan beserta sumur resapan di 50 titik.

Selain membantu penghematan, keberadaan bak penampungan dapat mengatasi persoalan banjir. "Karena air hujan tidak langsung mengalir begitu saja, tapi ditampung dan dikelola untuk digunakan dengan baik," ucapnya.

Menurut inisiator Eco Masjid sekaligus Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia, Hayu Susilo Prabowo, menggunakan air secara hemat dan cermat adalah keharusan. Ia mengutip salah satu hadis dari Anas bin Malik, "Rasulullah SAW berwudu dengan satu mud dan mandi dengan satu sha’ hingga lima mud."

Hayu mengatakan yang dimaksud dengan satu mud dalam hadis tersebut adalah air yang terdapat pada kedua telapak tangan orang dewasa. Ia menambahkan, jika dikonversi ke sistem satuan internasional, satu mud setara dengan 600-800 mililiter. "Tapi masih banyak umat yang berwudu dengan air secara berlebihan," tuturnya.

Menurut Hayu, tak semua masjid memiliki anggaran besar untuk membeli keran-keran otomatis. Maka Eco Masjid memberikan panduan sederhana seperti yang dipraktikkan Uyung di MRBJ. "Cara ini sederhana, murah, dapat dipraktikkan semua masjid, dan teruji mampu mengurangi penggunaan air hingga 50 persen," ucapnya.

Hayu menjelaskan, Eco Masjid adalah inisiatif kolektif yang dicetuskan pada 2012 untuk menjadikan masjid pusat upaya umat Islam menyelamatkan lingkungan. Eco Masjid berpusat pada tiga hal, yaitu penghematan air, penghematan energi, dan pewujudan ketahanan pangan dengan meningkatkan konsumsi pangan lokal.

Para pengurus masjid yang ingin berpartisipasi menjadi bagian dari Eco Masjid diberi berbagai macam panduan. Untuk menghemat air, misalnya, Eco Masjid memiliki panduan pembuatan keran hemat air sederhana, sistem pemanen air hujan sederhana, dan sumur resapan.

Di tingkat lebih lanjut, Eco Masjid berinovasi mewujudkan masjid mandiri energi dengan listrik surya, biogas, serta tenaga sampah. Namun, menurut Hayu, penggunaan tenaga sampah masih menuai respons pro dan kontra karena adanya kekhawatiran akan kandungan dioksin yang terlepas ke udara.

Sementara itu, di MRBJ, pengelolaan sampah dilakukan dengan menggeser sistem bank sampah menjadi sedekah sampah. "Yang ditekankan dalam sedekah sampah adalah perubahan perilaku dan cara berpikir jemaah untuk hidup cermat dan berpartisipasi menjaga lingkungan dengan mulai memilah sampah secara mandiri di rumah," katanya.

Hayu menyebutkan Eco Masjid kini bertransformasi menjadi pemeringkat aspek ramah lingkungan dari masjid. Aspek yang dinilai antara lain gedung, jemaah, dan pengurus masjid. Semuanya termaktub dalam enam aspek dengan 48 kriteria. "Penting untuk melihat jemaah dan pengurusnya sebagai satu ekosistem yang memastikan keberlanjutan aspek-aspek ramah lingkungan dalam masjid," ujarnya.

DINI PRAMITA
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus