Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Karoseri campervan dan motorhome mengalami peningkatan pesanan.
Biaya modifikasi campervan dan motorhome mulai dari puluhan juta hingga ratusan juta rupiah.
Pengetahuan sopir campervan dan motorhome harus bertambah agar selamat saat mengemudikan kendaraan tersebut.
DUA puluh mobil dari berbagai merek memadati halaman perusahaan karoseri khusus interior mobil BAZE di Jalan Keranggan Nomor 13, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Mobil tersebut sedang menunggu giliran dimodifikasi menjadi campervan atau motorhome.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Satu unit Toyota HiAce tampak telah dimodifikasi menjadi motorhome. Barisan kursi penumpang dibuat berhadapan. Di balik kursi pengemudi terpasang televisi 32 inci. Meja makan dan kulkas berada di sisi bangku penumpang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Digital Marketing BAZE Aziz Firmansyah menuturkan permintaan modifikasi mobil menjadi motorhome dan campervan selalu ada. BAZE mampu memodifikasi 12 kendaraan per bulan. “Secara persentase, permintaan modifikasi menjadi motorhome atau campervan naik dari 30 persen hingga 40 persen,” tuturnya kepada M.A. Murtadho dari Tempo, Senin, 18 April lalu.
Para pelanggan memodifikasi mobilnya layaknya rumah untuk menunjang kebutuhan selama perjalanan. Mereka menyematkan berbagai perlengkapan, seperti kursi yang bisa diubah menjadi tempat tidur, dapur, hingga toilet. Modifikasi sangat bergantung pada dimensi mobil.
Aziz enggan mengungkap biaya modifikasi kendaraan tersebut. Menurut dia, biayanya bergantung pada keinginan konsumen. Ia hanya menyebutkan tarifnya dari puluhan hingga ratusan juta rupiah per unit. “Ada beberapa klasifikasi dari yang biasa saja, medium, hingga luxury,” tuturnya.
Durasi pengerjaannya bergantung pada antrean mobil yang akan dimodifikasi dan kerumitan penggarapannya. Misalnya, perubahan kabin agar terlihat seperti bertingkat perlu pemasangan hidrolik yang memakan waktu lebih lama.
Menurut dia, semua kendaraan bisa dimodifikasi menjadi campervan atau motorhome. Namun ia menyarankan sebaiknya konsumen membeli mobil van karena desainnya mudah dimodifikasi, seperti penambahan fasilitas di dalam mobil. Dalam modifikasi, tak ada perubahan bentuk dan penambahan pada badan mobil sehingga tak perlu ada perubahan pada surat tanda nomor kendaraan (STNK).
Ketua Indonesia Motorhome Club Umbu Teddy mengatakan tren motorhome di Indonesia akan terus meningkat. Hal itu ditandai dengan bermunculannya komunitas motorhome dan campervan. Saat ini ada sepuluh komunitas campervan dan belasan komunitas motorhome di Indonesia. “Banyaknya komunitas menunjukkan motorhome atau campervan ini trennya terus meningkat,” ujarnya.
Salah seorang yang memodifikasi mobilnya menjadi campervan ialah Aria Anggadwipa. Mulanya ia ingin memodifikasi mobil VW Caravelle miliknya menjadi campervan, tapi ia tak tahu harus mulai dari mana. Ia lalu mendapat informasi perihal BAZE dari kawannya dan memodifikasi mobilnya di karoseri itu pada 2021.
Aria menyematkan berbagai macam perangkat di mobil keluaran 1998 itu, seperti tempat tidur, peralatan dapur, dan toilet portabel. Modifikasi mobil itu memakan waktu tiga bulan dengan biaya Rp 150 juta.
Praktisi keselamatan berkendara dari Jakarta Defensive Driving Consulting, Jusri Pulubuhu, mengatakan pemilik campervan dan motorhome harus memperhatikan aspek keselamatan karena modifikasi bisa menambah dimensi dan bobot kendaraan. Perubahan itu sebaiknya diuji kembali melalui uji tipe oleh Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor. Uji tipe adalah pengujian terhadap fisik atau penelitian terhadap rancang bangun dan rekayasa kendaraan bermotor. “Sisi keselamatan akan dikaji serta diuji oleh pihak berwenang,” katanya kepada Gangsar Parikesit dari Tempo, Selasa, 26 April lalu.
Menurut dia, pemilik campervan dan motorhome sebaiknya memiliki surat izin mengemudi yang sesuai dengan kendaraannya. Mereka harus mengantongi SIM B1 jika campervan dan motorhome-nya berbobot di atas 3.500 kilogram. Penyesuaian SIM diperlukan karena modifikasi berdampak pada dimensi dan bobot kendaraan.
Pengetahuan sopir campervan dan motorhome pun harus bertambah. Mobil berdimensi lebih besar dan bobot lebih berat memerlukan waktu pengereman lebih panjang. Pemilik campervan dan motorhome juga harus mengetahui kekuatan kendaraannya. “Jangan sampai ingin dapat pemandangan bagus, ternyata mobilnya tak kuat mendaki,” ujarnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo