Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Lubuk Basung - Seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang satu kakinya buntung ditemukan mati dengan leher terjerat pada Kamis 25 Juli 2024. Lokasi kematian harimau betina itu dekat kebun warga di Sigaruntang, Nagari (Desa) Sungai Pua, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Harimau terjerat pada leher sehingga tidak bisa tertolong dan mati," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Sumatera Barat, Antonius Vevri, di Lubuk Basung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dituturkannya, harimau tersebut pertama kali ditemukan warga bernama Simar yang menduga ada babi yang masuk jerat. Saat itu sekitar pukul 15 WIB dan Simar mendapati harimau, bukan babi. Temuan langsung dilaporkan ke warga sekitar. Sedangkan petugas BKSDA menerima laporan berikutnya dari Wali Nagari atau Kepala Desa Sungai Pua sekitar pukul 16 WIB.
Antonius mengaku langsung menurunkan petugas dari Resort Konservasi Wilayah I Panti, Resort Konservasi Wilayah II Maninjau, dan Resort Konservasi Marapi Singgalang ke lokasi. Mereka sampai di Sungai Pua sekitar pukul 18.30 WIB dan harimau sudah dalam kondisi lemas. "Sekitar pukul 19.00 WIB harimau sudah mati," katanya.
Pada malam itu juga, satwa dilidungi tersebut dibawa ke Rumah Sakit Hewan Padang untuk dinekropsi guna memastikan sebab kematian selain akibat terjerat.
Belakangan, Antonius mengungkap bahwa harimau nahas itu ternyata individu yang sama yang pernah muncul di Pasia Laweh, Kecamatan Palupuh dan Baringin, Kecamatan Palembayan. Di Baringin, harimau itu sempat terekam kamera jebak milik BKSDA pada April lalu.
Petugas BKSDA Sumbar sedang mengevakuasi harimau sumatera yang mati terjerat, Kamis 25 Juli 2024. ANTARA/Yusrizal.
Dari hasil kamera jebak itu diketahui kondisi kaki depan sebelah kiri harimau itu putus. "Harimau yang mati tersebut juga mengalami cacat pada kaki bagian kiri," katanya.
Adapun kamera jebak dipasang sebagai bagian dari upaya menangani konflik setelah kerbau dan kambing milik warga setempat mati diduga dimangsa harimau. "Kami telah memasang kandang jebak di Pasia Laweh, Baringin, dan lainnya untuk mengevakuasi satwa itu," kata Antonius.
Masih bagian dari penyelesaian konflik, ia mengimbau warga agar tidak melakukan aktivitas ke kebun pada malam hari serta mengandangkan ternak mereka. "Jangan melakukan aktivitas di kebun pada malam hari," katanya.