Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kejadian mengerikan akibat sambaran petir sempat viral di media sosial. Seorang satpam di Cilincing, Jakarta Utara, tersambar petir saat hujan deras terekam melalui kamera CCTV. Peristiwa ini lantas membuat banyak orang terkejut dan dibikin penasaran, bagaimana seseorang bisa tersambar petir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Petir adalah suatu proses pelepasan muatan listrik, baik positif maupun negatif di dalam awan, yang disebabkan oleh perbedaan muatan antara awan dengan lingkungan sekitarnya. Sementara yang dimaksud dengan sambaran petir, yakni pada saat pelepasan muatan menuju suatu objek.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sambaran petir menjadi sesuatu hal yang sangat berbahaya, bahkan bisa mengancam nyawa seseorang. Di Amerika Serikat (AS), petir dikategorikan sebagai penyebab utama kematian. Menurut catatan NWS Storm Date, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, AS memiliki rata-rata 27 kematian akibat petir.
Dilansir dari weather.gov, terdapat beragam cara petir bisa menyambar seseorang. Cara-cara ini semuanya berbahaya alias berpotensi mematikan seseorang yang tersambar. Berikut adalah penjelasan lengkapnya:
1. Sambaran Langsung
Seseorang yang tersambar petir secara langsung artinya menjadi bagian dari saluran hantaran petir utama. Kerap kali sambaran langsung oleh petir ini terjadi pada saat korban berada di area terbuka. Saat terjadi sambaran langsung, sebagian dari arus bergerak bersama dan tepat di atas permukaan kulit (flashover) dan sebagian dari arus bergerak melalui tubuh atau melalui sistem saraf kardiovaskular.
Panas yang dihasilkan dari arus flashover hanya menyebabkan luka bakar, sedangkan arus panas petir yang bergerak melalui tubuh inilah yang mematikan. Kemampuan seseorang untuk bertahan hidup tidak dapat dipastikan, tergantung dari seberapa besar jumlah arus yang bergerak melalui tubuh.
2. Percikan Samping
Percikan atau kilatan samping terjadi ketika petir menyambar benda yang lebih tinggi di dekat seseorang. Lalu, sebagian arus petir seketika berubah arah, dari benda tinggi tersebut ke arah seseorang atau korban. Dalam hal ini, orang tersebut bertindak sebagai “korsleting” untuk sebagian arus yang dilepaskan oleh petir.
Percikan samping umumnya terjadi saat seseorang berada di satu atau dua kaki dari objek yang tersambar. Misalnya, saat seseorang sedang meneduh di bawah pohon saat terjadi hujan. Jadi, meskipun berada di bawah pohon yang notabene selamat dari sambaran langsung, seseorang masih harus tetap waspada akan kilatan samping ini.
3. Arus Tanah
Ketika petir menyambar pohon atau benda lain sebagian energi kilatannya bergerak keluar ke sepanjang permukaan tanah. Hal inilah yang kemudian disebut sebagai arus tanah. Siapa pun yang terkena arus tanah ini, juga berpotensi menyebabkan kematian.
Terlebih jika arus tanah memengaruhi benda-benda yang mudah terbakar di area sekitarnya. Sebab, arus tanah dapat mengalir di lantai-lantai atau benda-benda yang bersifat konduktif, misalnya besi, dll. Selain manusia, arus tanah juga sering kali membunuh hewan ternak.
4. Konduksi
Konduksi terjadi ketika arus daripada petir melewati benda-benda logam seperti kabel, pipa ledeng, keran air, jendela dan pintu yang bersifat menghantarkan listrik (konduktor). Biasanya, risiko terbesar saat terjadi “konduksi” ini dialami oleh seseorang yang berada di dalam ruangan.
Tapi, konduksi juga berisiko kepada seseorang yang berada di garasi. Sebab, lantai garasi sering kali dibuat dengan bahan beton, bahan yang agak konduktif, dan diperkuat dengan besi-besi berbahan metal. Namun, terlepas dari seseorang ada di dalam maupun di luar ruangan, yang jelas siapa pun yang bersentuhan dengan apa saja yang bersifat penghantar listrik, maka berisiko terkena sambaran petir.
5. Kilatan Kecil (Streamer)
Meskipun jarang terjadi, seseorang yang terperangkap dalam “streamer” ini sangat berisiko terluka hingga berujung kematian. Streamer terjadi saat arus petir utama bergerak ke bawah mendekati objek di tanah. Di sisi lain, terdapat arus petir yang tak terlihat, bergerak zig-zag ke tanah dan terhubung dengan saluran bermuatan. Arus listrik yang mengalir di antara keduanya menghasilkan kilatan petir.
HARIS SETYAWAN
Baca juga: 4 Tips Hindari Sambaran Petir dari Pakar ITB