Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rontoknya wakil Indonesia cabang olahraga bulu tangkis di babak awal Olimpiade Paris 2024 disebut-sebut membawa Indonesia kembali memasuki era kegelapan yang minim prestasi. Nama Ketua Umum Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PBSI) Agung Firman Sampurna pun disoroti publik terutama para pecinta tepok bulu Indonesia. Bagaimana sosoknya?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk diketahui, dalam beberapa tahun terakhir Badminton Indonesia dilanda berbagai masalah mulai dari penurunan prestasi hingga banyaknya atlet yang cedera. Puncaknya adalah hasil buruk dari tim Badminton Indonesia yang tengah berlaga di ajang Olimpiade Paris 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Indonesia yang sejak awal mengirim enam perwakilan dari lima sektor kini hanya menyisakan satu wakilnya di sektor tunggal putri yang selama ini justru sering diragukan. Adapun Gregoria Mariska Tunjung atau yang akrab disapa Jorji merupakan tunggal putri yang baru lolos ke babak Quarter Final semalam setelah menang dramatis atas wakil Korea Selatan Kim Ga Eun dengan skor 21-4, 8-21, 23-21.
Tren buruk yang terus dicatatkan oleh Badminton Indonesia membuat para pecinta olahraga tersebut atau yang akrab disebut Badminton Lovers Indonesia menjadi geram dan menyampaikan kritikan pedas melalui media sosial Instagram dan Twitter (X) PBSI. Selain itu, mereka juga mempertanyakan kinerja dari petinggi PBSI, terutama sang ketua umum yang saat ini diemban oleh Agung Firman Sampurna.
Profil Agung Firman Sampurna
Dikutip dari laman fia.ui.ac.id, Agung Firman Sampurna lahir pada 19 November 1971 di Madiun, Jawa Timur. Ia menamatkan gelar sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya pada 1996. Agung kemudian melanjutkan studi Magister di Universitas Indonesia dengan konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Publik pada 1998 dan dengan konsentrasi yang sama ia berhasil mendapatkan gelar Doktor di tahun 2011.
Selain pendidikan formal, Agung Firman Sampurna juga aktif untuk mengambil pendidikan kedinasan. Salah satunya pada 2007, ia mengambil beberapa peminatan di Atlanta, Georgia, USA, yaitu Tax Policy, Fiscal Analysis and Revenue Forecasting Course, Public Budgeting and Fiscal Management Course, dan Fiscal Decentralization and Local Governance Course.
Agung Firman merupakan salah satu sosok yang sudah cukup lama berada dalam dunia birokrasi Indonesia. Ia mengggeluti bidang tersebut selama kurang lebih 23 tahun dan memulai karir dari bawah yakni menjadi Staf Bagian Organisasi dan Tata Laksana Setwilda Tk.II Kab. Musi Banyuasin pada 1998-1999.
Agung Firman sempat mengabdi di Lembaga Administrasi Negara (LAN) pada 2007-2011. Selanjutnya pada 2012-2019 ia menjadi Angota BPK, dan akhirnya ditetapkan sebagai Ketua BPK pada Oktober 2019. Dari sisi akademis, Agung Firman pernah menerbitkan buku yang berjudul Utang Luar Negeri Indonesia Indonesia: Argumen, Relevansi dan Implikasinya bagi Pembangunan pada 1999. Ia juga pernah menerima Bintang Mahaputera Nararya yang dianugerahkan oleh Presiden RI pada 2014. Selain itu, Kepala Staf Angkatan Darat juga memberikan penghargaan Bintang Kartika Eka Paksi untuk dirinya pada 2019.
Agung Firman Sampurna terpilih menjadi Ketua Umum PBSI 2020-2024 dalam Musyawarah Nasional (Munas) di Serpong, Jumat, 6 November 2020. Ia terpilih secara aklamasi dalam Munas untuk memimpin PBSI periode 2020-2024.
Berdasarkan wawancaranya bersama Tempo, pada Rabu, 27 Januari 2021, Agung Firman Sampurna mengaku empat kali dilobi oleh pengurus pusat PBSI dan pengurus provinsi untuk menjadi penganti Wiranto sebagai ketua umum, di mana ia sempat menolak tawaran itu sebanyak tiga kali.
Adapun perkenalan pertamanya dengan pengurus pusat PBSI terjadi di Palembang pada 2019 silam. Saat itu, ia masih berstatus Pimpinan Auditorat Utama Keuangan Negara I (AKN I).
NI MADE SUKMASARI | IRSYAN HASYIM