Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Petenis Spanyol Carlos Alcaraz mengalahkan petenis Serbia Novak Djokovic dengan skor 6-2 6-2 7-6(4) dalam pertandingan final Wimbledon 2024. Hasil laga final ulangan edisi tahun lalu ini membuat Alcaraz berhasil mempertahankan gelarnya pada hari Minggu, 14 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Alcaraz kini memiliki empat trofi Grand Slam dengan rekor sempurna di final. Ia berhasil mengoleksi dua gelar di Wimbledon, gelar di US Open 2022, dan kemenangannya di French Open 2024 pada Juni lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun kekalahan menggagalkan Djokovic meraih gelar Grand Slam ke-25 untuk mengungguli Margaret Court dalam daftar sepanjang masa dan juga menyamai raihan delapan gelar tunggal putra Swiss, Roger Federer, di Wimbledon.
“Ini adalah mimpi bagi saya untuk memenangkan trofi ini,” kata Alcaraz, yang menjadi orang kesembilan yang mempertahankan gelar Wimbledon di era profesional, dikutip dari Reuters.
"Dalam sebuah wawancara ketika saya berusia 11 atau 12 tahun, saya mengatakan impian saya adalah menjuarai Wimbledon, jadi saya mengulangi impian saya. Saya ingin terus maju, namun rasanya luar biasa bisa bermain di lapangan yang indah ini dan mengangkat trofi luar biasa ini. Ini adalah turnamen terindah, lapangan terindah, dan trofi terindah," ujar petenis 21 tahun ini.
Kemenangan tersebut menjadikannya orang keenam di era profesional yang meraih gelar Roland Garros dan Wimbledon di tahun yang sama. Alcaraz bergabung dengan Rod Laver, Bjorn Borg, Rafael Nadal, Federer dan Djokovic.
“Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk menjadi bagian dari para pemain yang mencapai Roland Garros dan Wimbledon di tahun yang sama. Mereka adalah juara. Saya belum menganggap diri saya sebagai seorang juara, tidak seperti mereka, namun saya akan terus membangun jalur dan perjalanan saya,” ujar Alcaraz.
Alcaraz melakukan break point kelima pada game pertama yang berlangsung selama 14 menit. Saat itu, pertahanan Djokovic sangat sulit ditembus. Unggulan ketiga itu melepaskan pukulan keras dan melaju melalui set pertama berkat beberapa servis yang solid.
Adapun Djokovic, unggulan kedua, mendapat tekanan lebih besar pada awal set berikutnya. Alcaraz menekan pemain berusia 37 tahun itu dan mematahkan servisnya dan memanfaatkan kelemahan servis untuk memimpin dua set.
Djokovic dan Alcaraz saling berhadapan hingga kedudukan 4-4 pada set ketiga sebelum petenis Spanyol itu mematahkan servisnya dengan pukulan backhand untuk memimpin 5-4. Meski melaju hingga skor 40-0, ia menyia-nyiakan tiga match point dan kehilangan servis yang membuat Djokovic nyaris bangkit.
Namun, tidak ada kebangkitan lagi. Alcaraz keluar dari tekanan untuk meraih kemenangan pada tiebreak sekitar 20 menit kemudian. “Jelas ini bukan hasil yang saya inginkan dan terutama pada beberapa set pertama, level permainan saya tidak sebanding. Saya memuji Carlos karena memainkan permainan yang lengkap," ujar Novak Djokovic,
"Dari belakang lapangan, saat melakukan servis, dia menguasai semuanya hari ini. Saya mencoba untuk mendorongnya dan menyelamatkan tiga match point, sedikit memperpanjang pertandingan, tapi itu tidak berhasil. Dia benar-benar layak menjadi pemenang hari ini. Selamat kepadanya atas permainan tenis yang luar biasa," ujar dia lagi.