Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

olahraga

Kilas Balik Bulu Tangkis Olimpiade: Kisah Greysia Polii, Cordon, Kento Momota

Setiap Olimpiade memiliki ceritanya sendiri. Namun, seri Tokyo 2020 berbeda. Berikut ringkasannya.

31 Desember 2021 | 10.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap Olimpiade memiliki ceritanya sendiri. Namun, seri Tokyo 2020 berbeda. Semua perhatian tertuju pada Covid-19 dan dampaknya terhadap tontonan olahraga terbesar di dunia itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di situasi itu, kejutan terjadi di cabang olahraga bulu tangkis. Berikut ringkasan kisah-kisah paling luar biasa di Tokyo 2020 di arena badminton.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Kejutan Kevin Cordon
Pencapaian terbaik Kevin di ajang besar terjadi di Kejuaraan Dunia 2011 ketika ia mengalahkan Chen Long. Namun, di Tokyo 2020, ia menampilkan permainan terbaiknya. Ia mampu mengatasi permainan Zhao Jianhua dan Heo Kwang-hee. Ia pun menembus babak semifinal dan menjadi capaian terbaik dalam karier bulu tangkisnya. Ia kalah di tangan Viktor Axelsen dan Anthony Sinisuka Ginting.

Pelatih bulu tangkis Guetemala asal Indonesia, Muamar Qadafi, bersama anak asuhnya Kevin Cordon yang berhasil menembus babak semifinal tunggal putra di Olimpiade 2020 Tokyo. (foto: Dok. Muamar Qadafi)

 

2. Dongeng Greysia Polii
Perjalanan Olimpiade 2020 berakhir menggembirakan bagi Greysia Polii di ujung kariernya. Bermain bersama Apriyani Rahayu di nomor ganda putri, mereka melakukan apa yang belum pernah dilakukan pasangan Indonesia, yaitu memenangkan medali emas Olimpiade.

Beberapa pemain dalam sejarah Olimpiade pasti telah melalui pembalikan nasib yang begitu dramatis. Di London 2012, Greysia, yang berpasangan dengan Meiliana Jauhari didiskualifikasi karena tidak memberikan upaya terbaik mereka di lapangan untuk menghindari lawan di fase berikutnya. Sembilan tahun sejak itu, dan dengan rekan Olimpiade ketiganya, Rahayu, Greysia berhasil berdiri di podium tertinggi Olimpiade Tokyo 2020.

3. Mimpi Buruk Jepang
Kebangkitan Jepang sebagai kekuatan bulu tangkis telah meningkatkan harapan di kalangan penggemar akan dominasinya di Tokyo. Namun, satu demi satu, wakil tuan rumah harus tersingkit. Jepang hanya berhasil memenangkan satu medali perunggu di ganda campuran.

Ekspresi Kento Momota saat melawan Heo Kwang-Hee dalam penyisihan grup Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, 28 Juli 2021. REUTERS/Leonhard Foeger

Kento Momota gagal lolos dari fase grup setelah kalah dari Heo Kwanghee. Penantang lainnya, Akane Yamaguchi, Nozomi Okuhara, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe dan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda, tumbang sebelum mencapai babak semifinal. Jagoan ganda putri Jepang, Sayaka Hirota/Yuki Fukushima juga terganjal faktor cedera.

4. Kembalinya Tunggal Putri Cina
Kemenangan paling penting tunggal putri Cina dalam hampir satu dekade terakhir datang dalam lewat perjuangan keras Chen Yu Fei. Ia berhasil menang atas Tai Tzu Ying di final tunggal putri.

Sejak London 2012, Cina selalu gagal menjadi juara dalam enam Kejuaraan Dunia dan satu edisi Olimpiade. Ketika Tokyo 2020 tiba, wakil Cina tidak dianggap sebagai unggulan ketika mereka kalah bersaing dengan nama besar seperti Tai Tzu Ying, Pusarla V. Sindhu, Nozomi Okuhara, Akane Yamaguchi dan Ratchanok Intanon.

Pemain Cina, Chen Yufei, merebut emas tunggal putri Olimpiade Tokyo dengan mengalahkan Tai Tzu-Ying (Taiwan), 1 Agustus 2021. REUTERS/Leonhard Foeger

Terlebih lagi, wakil Cina harus absen dalam waktu yang lama di turnamen internasional. Tidak ada yang bisa menebak kekuatan Cina di nomor tunggal putri. Chen Yu Fei pun akhirnya menjawab keraguan tersebut ddengan memenangkan pertarungan sengit atas Tai Tzu Ying di final.

5. Keluar dari Bayang-bayang Unggulan
Menjelang perebutan medali emas Tokyo 2020, Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping menelan kekalahan 10 kali dari 12 final dari rekan satu negaranya, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong. Di final Olimpiade Tokyo, mereka berhasil keluar dari bayang-bayang pasangan nomor satu dunia saat itu.

Lee Yang dan Wang Chi-Lin asal Taiwan merebut emas ganda putra bulu tangkis Olimpiade Tokyo. REUTERS/Lintao Zhang

6. Kejutan Lee Yang / Wang Chi Lin
Perjalanan Lee Yang dan Wang Chi-Lin menuju emas Olimpiade cukup kontras dengan peraih medali emas ganda putra masa lalu. Sebagian besar pemenang Olimpiade biasanya menjadi juara dunia terlebih dulu. Lee / Wang bahkan belum pernah memenangkan gelar World Tour Super 750 atau lebih hingga awal tahun 2021.

Namun, mereka berkembang pesat. Lee / Wang berhasil menyapu Asian Leg dengan gelar berturut-turut dalam tiga minggu di Thailand. Di Tokyo, mereka mengalahkan dua unggulan teratas asal Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.

7. Cerita dari Pengungsi
Aram Mahmoud membuat sejarah baik untuk tanah airnya Suriah dan untuk Tim Pengungsi IOC. Dia berada dalam grup berat bersama Jonatan Christie dan Loh Kean Yew di Grup G. Orang Suriah itu memberikan catatan yang baik tentang dirinya sendiri meskipun kalah straight-game dari kedua lawannya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus