Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

olahraga

Rahasia Keberhasilan Jateng Membuat Penebusan dan Menjadi Juara Umum Cabang Bulu Tangkis PON 2024

Bagi Jawa Tengah keberhasilan menjadi juara umum cabang bulu tangkis di PON 2024 Aceh - Sumatera Utara ibarat penebusan. Simak rahasinya.

23 September 2024 | 05.56 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi Jawa Tengah keberhasilan menjadi juara umum cabang bulu tangkis di Pekan Olahraga Nasional atau PON 2024 Aceh - Sumatera Utara ibarat penebusan. Tiga tahun lalu, Jateng yang terkenal kerap menghasilkan pebulu tangkis hebat, tanpa medali emas satu pun dalam PON Papua 2021. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di gedung olahraga (GOR) Waringin, kota Jayapura, kala itu Jateng hanya menyaksikan Jawa Barat (Jabar) menjadi juara umum bulu tangkis PON Papua 2021 setelah meraih tiga emas, tiga perak, dan satu perunggu. Jateng finis di posisi keempat klasemen akhir perolehan medali bulu tangkis PON Papua 2021 dengan satu perak dan dua perunggu. Medali perak Jateng diraih oleh ganda campuran atas nama Bagas Maulana/Indah Cahya Sari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Empat tahun sebelumnya di Jawa Barat, Jateng finis posisi ketiga dengan satu emas, dua perak, dan empat perunggu. Emas yang diraih lahir dari ganda campuran Praveen Jordan/Melatih Daeva Oktavianti.

Setelah terpuruk pada dua edisi pesta olahraga terbesar di Indonesia itu, Jateng bangkit dan berpesta pada PON XXI Aceh-Sumut 2024. GOR PBSI Sumut, Deli Serdang menjadi saksinya. Dari tujuh nomor yang dipertandingkan, Jateng memanen lima emas. Lima nomor itu adalah beregu putra, beregu putri, tunggal putra, tunggal putri, dan ganda putri.

Di tunggal putra dan ganda putri, Jateng membuktikan dominasinya melalui laga "All Final Jateng" yang menyajikan Zaki Ubaidillah melawan Richie Duta Ricardo dan Ardita Anjani/Titis Maulida Rahma melawan Bernadine Anindya Wardana/Velisha Christina.

Setelah lima emas, Jateng juga menambah koleksi medali-medalinya lewat tiga perak dan dua perunggu. Lima emas, tiga perak, dan dua perunggu membuat Jateng berjaya dengan menjadi juara umum bulu tangkis PON Aceh-Sumut 2024.

Prestasi ini memperbaiki catatan mereka sebelumnya di PON Papua 2021 sekaligus mengulangi prestasi 12 tahun lalu di Riau yang juga menjadi juara umum dengan tiga emas, tiga perak, dan tiga perunggu.

Saat itu, Hayom Rumbaka, yang saat ini menjadi pelatih nomor tunggal Jateng, turut menyumbangkan medali emas beregu putra dan perak tunggal putra di PON Riau 2012.

Peran Besar PB Djarum  

Pelatih Jawa Tengah (Jateng) nomor ganda Lukman Hakim memaparkan rahasia lima emaa, tiga perak, dan dua perunggu di PON 2024 adalah karena motivasi tinggi para atletnya yang mayoritas berusia 17-18 tahun dari regulasi yang menggunakan usia di bawah 21 tahun.

Dua emas pada dua nomor pembuka, beregu putra dan beregu putri, menjadi bukti strategi dari Jateng menurunkan darah-darah muda itu berjalan ampuh.

Di final, beregu putra mereka mengalahkan DKI Jakarta 3-1, sedangkan beregu putri mengalahkan Jawa Barat dengan skor 3-0.

"Ya, mungkin anak-anak motivasinya tinggi ya. Karena kan pingin menunjukkan bahwa secara umur sama kontingen lain kan lebih muda," kata Lukman di GOR PBSI Sumut, Rabu, 19 September.

Di balik itu semua, peran besar ada di klub besar Perkumpulan Bulu Tangkis (PB) Djarum yang berada Kudus. PB Djarum dan bulu tangkis adalah dua terminologi yang rasanya sulit dipisahkan satu sama lain. Betapa tidak, PB Djarum seperti tak pernah absen menyumbang pebulu tangkis handal di Indonesia.

PB Djarum membuktikan bahwa dengan pembinaan usia muda yang bagus setiap tahunnya, akan melahirkan atlet bulu tangkis prestasi yang mendunia.

Nama-nama seperti Liem Swie King, Debby Susanto, Haryanto Arbi, Liliyana Natsir, Tontowi Ahmad, hingga Kevin Sanjaya adalah segelintir pebulu tangkis yang lahir dari rahim PB Djarum yang kemudian menjadi kebanggaan Merah Putih.

Para legenda itu, kata Lukman, lahir di PB Djarum dengan cara yang tidak mudah, melainkan karena pola latihannya yang sangat keras di Kompleks GOR Jati, komplek olahraga yang memiliki luas 29.450 m2, dengan belasan lapangan yang terbagi dari lapangan beralaskan kayu dan vinil atau karet sintesis.

Mereka digembleng latihan setiap hari kecuali hari Minggu untuk mengasah teknik, fisik, dan mental secara optimal. Satu harinya terdapat dua sesi latihan, teknik dan fisik, kecuali hari Rabu dan Sabtu yang hanya terdapat satu sesi. Di hari Minggu, para atlet dibebaskan untuk "me-refresh" fisik dan mentalnya.

Latihan keras ini juga membiasakan atlet mereka dengan tekanan. Kebiasaan mencapai target tinggi sudah dibiasakan sejak dini.

"Ya, kalau di Djarum kan udah terbiasa ya. Dengan pressure, tekanan. Itu dibiasakan dari latihannya tiap harinya. Anak-anak udah ditempa, udah terbiasa gitu," kata pria yang juga menjadi pelatih di PB Djarum usia 17-19 tahun tersebut.

Apalagi untuk para siswa PB Djarum yang sudah berusia 17-19 tahun juga diwajibkan untuk mengikuti delapan sampai sepuluh turnamen dengan berbagai level setiap tahunnya.

Ini akan menambah "matang" kemampuan atlet, sesuai fungsi kompetisi yang bertujuan untuk mengembangkan teknik, mengasah mental, dan menambah jam terbang pengalaman.

"Ya, kalau turnamen kan kita udah ada schedule-nya kan. Tiap tahun kita udah bisa lihat tuh. Schedule turnamen mana aja yang bisa diikuti, targetnya di mana, kan kita udah bisa lihat," jelas Lukman.

Ini yang tidak dimiliki oleh Jawa Barat. Iwan Arif Syahbana sebagai salah satu pelatih bulu tangkis di Jabar mengatakan Jateng menjadi juara umum di PON 2024 karena mereka diisi materi-materi yang lebih siap yang masih aktif berkompetisi.

"Mungkin Jateng lebih siap. Dari segi atlet-atletnya juga masih sangat aktif. Mereka masih ada di kejuaraan-kejuaraan, mereka usia taruna. Kita dewasa. Dari segi kualitas kita juga punya, tapi dari persiapan, mereka mungkin lebih," kata Iwan.

Selanjutnya: Sudah Terasah

Selain kerasnya latihan atlet, pola pikir para siswa-siswa di klub bulu tangkis yang berdiri pada 1969 tersebut juga selalu dijaga oleh Lukman dan para pelatih.

Di komplek asrama PB Djarum dengan luas 1.834 m2, ada area yang disebut Plaza Juara. Di sana, plakat nama-nama atlet PB Djarum yang pernah mengharumkan Indonesia di turnamen bergengsi dunia dipajang.

Misalnya nama Kevin Sanjaya bersama Marcus Gideon yang menjuarai All England 2017 dan 2018. Pada setiap plakatnya, ada tanda "Who's Next" untuk memotivasi para siswa untuk mengikuti jejak prestasi pendahulunya.

Di dunia psikologi, ini dorongan yang akan memunculkan respon sensorik atau perilaku dari organisme, dalam hal ini manusia sebagai atlet.

Jejak prestasi yang dipamerkan PB Djarum di Plaza Juara akan teridentifikasi oleh para siswa melalui indera penglihatannya saat mereka melewati tempat tersebut setiap harinya.

Alam bawah sadar mereka akan merekam. Para siswa akan merasa bahwa latihan keras yang sudah mereka jalani adalah untuk menjadi nama yang akan terpampang abadi di Plaza Juara selajutnya.

"Ya kita ini aja sih ya kita sering komunikasi dengan anak-anak aja. Kita ingetin terus tujuan kamu main badminton itu apa. Nanti pola pikirnya kita masukin aja terus," kata Lukman.

Hal yang sama juga dikatakan oleh Hayom Rumbaka, pelatih tunggal Jateng dan juga PB Djarum. Ia mengatakan sebagai seorang yang dekat dengan anak-anak asuhnya, tugas utamanya adalah selalu menjaga motivasi mereka, baik di saat menang dan kalah.

"Yang ditanamin pasti yang jelas pasti menjaga motivasi, menjaga mentalnya di saat menang seperti apa, di saat kurang bagus seperti apa," kata Hayom.

Hal inilah yang terlihat pada atlet-atlet Jateng di PON 2024. Mereka seolah punya pemahaman bahwa jika kalah di suatu turnamen, masih ada turnamen-turnamen lain yang bisa dimenangkan. Mereka tak ingin bersedih dengan berlarut-larut.

"(Kalau kalah) Sedih dan kecewa. Kalau saya pribadi kalau udah latihan lagi itu perlahan hilang," kata ganda putri Jateng Titis Maulida Rahma.

Hayom juga selalu membagikan pengalamannya saat dulu masih menjadi atlet nasional. Zaki Ubaidillah dan Richie Duta Ricardo mengatakan banyak terbantu oleh pengalaman pelatihnya. "Sharing itu penting juga karena mereka juga butuh pengalaman dari kita".

Public speaking sebagai seorang atlet profesional yang nantinya akan kerap bertemu dengan awak media, juga dibiasakan PB Djarum sejak dini.

Mereka dilatih untuk berbicara dengan media tak hanya saat memenangkan pertandingan, tetapi juga saat kalah.

Rata-rata pebulu tangkis Jateng yang ditemui Antara di PON 2024 lihai dalam berbicara di depan awak media.

Misalnya, Salsabila Amiradana. Tunggal putri 17 tahun itu begitu lancar berbicara di depan kamera. Kata-katanya tersusun rapi dan terstruktur bagus. Awak media yang melemparkan pertanyaan kepadanya pun juga bersemangat karena jawaban yang diberikan tidak monoton atau itu-itu saja.

Bagaimana kemampuannya bercakap-cakap di depan kamera, Lukman mengatakan hal tersebut tak lepas dari ekosistem media di PB Djarum yang sudah terbentuk dengan baik.

"Kita kan sering ada kayak apa ya, habis main, ada yang, PB Djarum official itu kan ada wartawannya sendiri. Jadi kan udah terbiasa anak-anak," kata Lukman.

Pembinaan usia muda di PB Djarum adalah contoh yang baik agar "kawah candradimuka" tempat lahirnya atlet bulu tangkis di Indonesia yang mengguncang dunia tetap ada.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus