Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Kekalahan dari Cina dan hasil seri melawan Bahrain membuat Indonesia terpuruk di posisi ke-5 dari 6 peserta Grup C Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia.
Hasil pertandingan yang di luar target itu menempatkan Indonesia di posisi sulit untuk menggapai mimpi tampil di Piala Dunia 2026.
Pengamat menilai satu-satunya cara mempertahankan peluang lolos ke Piala Dunia adalah menuai hasil minimal satu kemenangan dan satu seri saat menjamu Jepang dan Arab Saudi pada November 2024.
BERTANDANG dengan target poin penuh, Indonesia terjungkal 1-2 di tangan Cina di Qingdao, Cina, pada Selasa, 15 Oktober 2024. Kekalahan ini membuat Indonesia terperosok di posisi ke-5 dari enam penghuni Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Shin Tae-yong, pelatih tim nasional atau timnas Indonesia, juga diminta mengevaluasi hasil sebelumnya, yaitu pertandingan Indonesia versus Bahrain, yang imbang 2-2. Sama seperti melawan Cina, timnas Garuda ditargetkan mendulang tiga poin dari laga di Kota Riffa, Bahrain, tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Evaluasi dinilai krusial untuk meningkatkan performa Jay Idzes cs saat menjamu Jepang dan Arab Saudi di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, pada 15 dan 19 November 2024. Keduanya dijagokan lolos secara langsung dari Grup C untuk tampil dalam Piala Dunia 2026 di Meksiko, Kanada, dan Amerika Serikat. Jepang berada di posisi ke-16 dalam daftar peringkat Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA). Mereka tak pernah absen di tujuh pergelaran Piala Dunia terakhir. Sementara itu, Arab Saudi, dengan peringkat ke-56, menjadi satu-satunya tim yang mengalahkan juara dunia Argentina dalam Piala Dunia 2022.
Pengamat sepak bola Ronny Pangemanan mengatakan tetap ada asa bagi Indonesia untuk mencetak sejarah dengan tampil dalam Piala Dunia. Sebab, babak kualifikasi berlangsung empat putaran dan masih menyisakan enam pertandingan.
Laga kandang melawan dua raksasa Asia itu bisa menjadi penentu perjalanan timnas Indonesia. Targetnya adalah menahan imbang Jepang dan menang atas Arab Saudi. “Ini sulit. Tapi, dalam sepak bola, semua bisa terjadi,” kata Ronny kepada Tempo, Kamis, 17 Oktober 2024.
Pesepak bola Timnas Indonesia Ivar Jenner (kiri) menggiring bola dengan dibayangi Timnas Cina dalam laga Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Qingdao Youth Football, Qingdao, China, 15 Oktober 2024. ANTARA/HO-PSSI
Hitung-hitungannya begini. Hasil seri dan menang tersebut mendatangkan 4 poin. Dengan tambahan 3 poin saat ini—hasil seri dari laga melawan Arab Saudi, Australia, dan Bahrain—Indonesia akan mengantongi 7 poin. Selanjutnya, pada Maret 2025, Indonesia akan menjamu Bahrain dan Cina. Ini kesempatan mendulang poin penuh, 6. Adapun laga tandang di Australia dan Jepang pada Maret dan Juni 2025 sulit diharapkan menghasilkan poin. Dengan 13 poin, Ronny melanjutkan, timnas Garuda setidaknya bisa menempati posisi ke-4 di Grup C dan berkesempatan melaju ke Piala Dunia lewat babak play-off. “Kuncinya, timnas membuat ledakan saat melawan Jepang dan Arab Saudi,” ujar Ronny.
Untuk itu, Ronny menyarankan Shin Tae-yong pantang mengulang eksperimen merotasi pemain. Dia menilai pelatih asal Korea Selatan itu tak kunjung memiliki gambaran pemain inti atau starting eleven yang tetap. Dampaknya, banyak pemain ditempatkan di posisi yang berbeda-beda dan satu posisi bisa diisi oleh banyak pemain.
Asnawi Mangkualam, misalnya. Pemain asal Makassar yang merumput di Liga Thailand ini terakhir menjadi starter saat Indonesia mengalahkan Filipina pada 11 Juni 2024. Pada tiga laga awal Grup C, bek sayap kanan ini hanya sekali tampil, sebagai pemain pengganti, saat Indonesia menahan imbang Arab Saudi. Selama itu ban kapten miliknya bergeser ke Jay Idzes.
Shin Tae-yong kembali memainkan Asnawi, 25 tahun, saat bertandang di Cina. Shayne Pattynama dan Witan Sulaeman juga dijadikan pemain inti. Kehadiran Shayne di posisi bek sayap kiri membuat Calvin Verdonk digeser menjadi bek tengah, yang bukan posisi idealnya. “Posisi selalu berubah dalam setiap pertandingan. Ini menyulitkan pemain,” kata Ronny.
Menurut Ronny, sah-sah saja pemain dirotasi selama jumlahnya tidak banyak. “Paling hanya satu-dua posisi. Sementara ini empat posisi,” ujarnya. “Ada pemain yang mengaku terkejut atas empat perubahan itu.”
Menjelang enam pertandingan penentuan ini, Ronny menilai Shin Tae-yong sudah harus mempunyai sebelas pemain inti. Dengan demikian, kerja sama tim akan terbangun lebih solid.
Selain posisi pemain, Ronny mengkritik kepemimpinan Asnawi. Menurut dia, Idzes lebih pantas menjadi kapten. Pemimpin lapangan yang ideal, dia melanjutkan, adalah pemain yang mampu membaca arah permainan dan pergerakan lawan serta memiliki visi yang luas. Ada juga tugas tambahan sebagai satu-satunya pemain yang berhak berkomunikasi dengan wasit.
Sepuluh pemain lain akan sulit mengembangkan permainan saat pemimpin mereka bermain buruk. Saat takluk oleh Cina, Fotmob, situs web penyedia statistik sepak bola, memberi ponten 6,1 bagi Asnawi. Dia tercatat sebagai lima pemain Indonesia dengan nilai terendah bersama Shayne Pattinama, Maarten Paes, Mees Hilgers, dan Witan Sulaeman. Kecuali kiper Paes, keempat pemain tersebut ditarik keluar pada babak kedua. Sebaliknya, Idzes tampil solid sebagai bek tengah dan menjadi pemain Indonesia dengan nilai tertinggi, 6,9.
Pengamat sepak bola Tommy Welly menilai Shin Tae-yong gagal memanfaatkan pemain naturalisasi—yang jumlahnya terus bertambah, kini 15 orang. Para pemain berdarah Belanda tersebut memiliki keunggulan teknik ketimbang kebanyakan pemain Asia, sehingga, dia melanjutkan, seharusnya dioptimalkan untuk menyerang.
Faktanya, kata Towel—panggilan Tommy Welly—Shin Tae-yong memilih strategi defensif. Dia menempatkan hingga lima pemain bertahan dengan pola 5-4-1 dan membiarkan lawan mendikte jalannya pertandingan. Dengan demikian, saat menghadapi Arab Saudi dan Australia, misalnya, Idzes cs hanya memiliki penguasaan bola 32 persen.
Melawan Cina, yang menempati peringkat ke-91 FIFA, terendah di antara lima lawan Indonesia di Grup C, Towel melanjutkan, Shin Tae-yong mengubah strategi menjadi menyerang. “Tapi dia hanya fasih bertahan,” kata Towel. Timnas Garuda mendominasi hingga 76 persen penguasaan bola dengan 614 operan, sedangkan tuan rumah hanya 186 operan. Namun, dia melanjutkan, operan progresif—mengarah ke pertahanan lawan—hanya ada enam kali. Bandingkan dengan Cina yang memiliki 24 operan. Walhasil, mengutip Fotmob, tidak ada satu pun peluang bersih yang diciptakan timnas Garuda. Sebaliknya, karena keasyikan menyerang, Indonesia malah kecolongan lewat serangan balik Cina.
Hasil imbang melawan Bahrain dan kekalahan dari Cina membuat Towel pesimistis timnas bisa mendulang poin saat menjamu Jepang dan Arab Saudi bulan depan. Dia yakin Shin Tae-yong akan kembali mengandalkan taktik parkir bus—istilah dalam sepak bola saat tim bertahan total. “Shin Tae-yong tidak percaya diri dengan pemain naturalisasi yang dia miliki dan tidak berani bermain terbuka,” katanya. “Apakah ini yang orang katakan ‘sepak bola kita naik level’.”
Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong pada laga melawan Timnas Bahrain dalam Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Nasional Bahrain, 10 Oktober 2024. REUTERS/Hamad I Mohammed
Manajer timnas Indonesia, Sumardji, menolak berkomentar soal taktik melawan Jepang dan Arab Saudi. "Tidak mungkin kami sampaikan ke publik karena itu bagian dari strategi peperangan," katanya kepada Tempo.
Sumardji mengatakan tim telah mengevaluasi hasil pertandingan di Bahrain dan Cina. Hasilnya, para pemain mengakui sempat kehilangan konsentrasi sehingga kebobolan. “Ke depan, semua pemain harus memerankan dirinya seratus persen,” ujarnya.
Saat ini, Sumardji melanjutkan, tim sedang menganalisis taktik Jepang dan Arab Saudi. Mereka mendapat gambaran yang lebih besar soal cara bermain Arab Saudi karena baru bertanding pada 6 September 2024.
Sumardji juga tidak ambil pusing soal kritik mengenai rotasi pemain. Menurut dia, penentuan pemain dan posisinya sepenuhnya menjadi hak Shin Tae-yong sebagai pelatih kepala dan disesuaikan dengan strategi pertandingan. Dia mengajak para suporter untuk tidak berkecil hati akibat kekalahan dari Cina—menempatkan Indonesia di posisi ke-5 dari 6 negara Grup C. Sebab, perbedaan antartingkat sangatlah tipis. “Kalau kita menang sekali, bisa langsung naik ke posisi kedua, tergantung hasil pertandingan lain,” katanya.
Sumardji mengakui Jepang merupakan lawan paling berat sepanjang kualifikasi Piala Dunia yang diarungi timnas Garuda. Namun, dia melanjutkan, harapan tetap ada karena laga akan berlangsung di hadapan sekitar 70 ribu pendukung di Stadion Utama Gelora Bung Karno. “Harus tetap optimistis,” ujarnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo