Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

olahraga

Tren Buruk Asian Games Berlanjut ke Denmark Open 2023, Ketua PBSI Soroti Masalah Kepelatihan hingga Demotivasi Atlet

Ketua Umum PP PBSI Agung Firman Sampurna membeberkan hasil rapat evaluasi kegagalan Asian Games 2023. Seberapa optimistis ke Olimipiade 2024?

23 Oktober 2023 | 13.50 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum PBSI Agung Firman Sampurna mengungkapkan bahwa pihaknya terus melakukan evaluasi atas capaian tim bulu tangkis Indonesia usai kegagalan di Asian Games 2023. Tren buruk tanpa gelar juara masih berlanjut pada ajang BWF World Tour Super 750 Denmark Open. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada ajang Denmark Open 2023, Indonesia hanya menyisakan satu wakil pada nomor ganda putra di babak final lewat Muhammad Shohibul Fikri / Bagas Maulana. Namun, menghadapi pasangan Malaysia, Aaron Chia / Sooh Woi Yik, mereka kalah dalam pertarungan dua game langsung 13-21 dan 17-21. Indonesia tanpa gelar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Agung menyoroti sederet hal yang menjadi masalah seperti aspek kedisiplinan dan manajemen kepelatihan. "Di ajang Asian Games, kami akui ada kekalahan, kekurangan terkait beberapa hal dan kami lakukan evaluasi dari tingkat pengurus, lalu naik ke rapat pleno," ujar dia saat dihubungi Tempo, Senin, 23 Oktober 2023.

Pergantian susunan pelatih di sejumlah sektor juga menjadi penyebab menurunnya capaian prestasi Indonesia di bulu tangkis dunia. "Setelah kami lakukan evaluasi, diketahui apa yang bermasalah. Mulai dari masalah disiplin, kepelatihan, lalu ada beberapa hal lagi yang lainnya," ujar Agung

Agung turut menyoroti permasalahan atlet yang mulai kurang motivasi saat bertanding. Menurut dia, merosotnya motivasi tak lepas dari kemudahan atlet mendapatkan sponsor pribadi dan menjadi brand ambassador.

"Di zaman saya tuh, atlet enak banget karena bisa ikut menjadi brand ambassador, sehingga mungkin ada penurunan dari semangat mereka," ucapnya. "Sekarang, mereka masuk 10 besar (peringkat dunia BWF) saja sudah bisa mendapatkan sponsor. Pokoknya, asal masuk 10 besar bisa mempunyai sponsor. Nah, ini yang akan kami ubah, begitu juga dengan kepelatihan dan hal lain sebagainya," ucap Agung.

Tim bulu tangkis Indonesia sebelumnya mencatatkan sejarah kelam dengan gagal menyumbang medali di Asian Games 2023. Ini kegagalan pertama sepanjang keikutsertaannya sejak 1962. Kritik keras dilayangkan publik kepada PBSI selaku federasi yang menaungi perbulutangkisan Tanah Air.

PBSI telah menggelar rapat evaluasi tim bulu tangkis indonesia yang melibatkan 31 perwakilan pengurus di seluruh provinsi. Agung mengungkapkan berbagai keputusan yang dibuat dari pertemuan tersebut.

"Setelah kami lakukan rapat pleno di tanggal 16 Oktober, kami akhirnya memutuskan beberapa hal, yakni harus melakukan evaluasi di beberapa titik, seperti manajemen kepelatihan, kedisiplinan, dan hal lainnya. Lalu, kami juga menunjuk Kelompok Kerja (Pokja) dan Satuan Tugas (Satgas) Road to Olympics 2024 Paris," ucap Agung.

Kelompok Kerja dan Satuan Tugas Road to Olympics 2024 Paris dipimpin oleh Fadil Imran yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PP PBSI. Fokus utama kelompok tersebut adalah mempersiapkan tim menuju Olimpiade 2024 dan mendalami masalah yang dialami tim, sekaligus mencari solusinya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus