Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Budi Setiyadi mengatakan bahwa saat ini ada tiga perusahaan yang berencana membangun pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia. Dia menyebut bahwa mulai tahun depan produksi baterai itu sudah bisa dilakukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sekarang ini sudah ada rencana tiga perusahaan bangun pabrik baterai listrik," kata Budi, dikutip dari Tempo.co hari ini, Sabtu, 11 November 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Budi, jika baterai ini bisa diproduksi di Indonesia, maka diharapkan harga baterai bisa turun. Dengan demikian, hal tersebut bisa menurunkan harga jual motor listrik di Tanah Air, termasuk untuk motor listrik konversi.
"Kira-kira 30 persen saja, itu kan nanti akan mengurangi biaya konversi juga. Mudah-mudahan, bisa mereduksi," ujarnya.
Budi juga turut mengomentari soal insentif motor listrik konversi yang dinaikkan dari Rp 7 juta menjadi Rp 10 juta. Dia menilai bahwa jumlah tersebut sudah lebih dari cukup.
"Subsidi Rp 10 juta ini menarik sekali, karena biaya untuk konversi masih lumayan, terutama di baterai kisaran Rp 7 sampai Rp 8 juta, biaya material, dan biaya lainnya," ucap Budi.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan insentif motor listrik konversi dari Rp 7 juta menjadi Rp 10 juta. Sementara untuk insentif motor listrik baru masih tetap Rp 7 juta.
"Rp 10 juta yang diputuskan untuk konversi , mulai sekarang juga jalan. Kalau motor baru sama motor bekas kan mesti lain," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif.
DICKY KURNIAWAN | DEFARA DHANYA PARAMITHA
Pilihan Editor: Penjualan dan Ekspor Sepeda Motor Oktober 2023 Naik Tipis
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di membership.tempo.co/komunitas pilih grup GoOto