Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Microsleep, atau tidur sekejap, adalah kondisi ketika seseorang tertidur secara tiba-tiba dalam waktu yang sangat singkat, sering kali tanpa disadari. Fenomena ini sangat berbahaya ketika terjadi saat mengemudi, karena dalam beberapa detik tersebut, pengemudi kehilangan kendali atas kendaraan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meskipun tampaknya tidak signifikan, microsleep dapat berakibat fatal di jalan raya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Benarkah Microsleep Bisa Sebabkan Kecelakaan Lalu Lintas?
Menurut data dari AAA Foundation for Traffic Safety, kecelakaan akibat mengemudi dalam keadaan mengantuk (termasuk microsleep) menyebabkan sekitar 328.000 kecelakaan setiap tahunnya di Amerika Serikat, dengan 109.000 cedera dan 6.400 kematian.
Ketika pengemudi mengalami microsleep, mereka kehilangan kendali terhadap kendaraan hanya dalam beberapa detik, yang dapat menyebabkan tabrakan. Bahkan kehilangan kendali selama satu detik pun sudah cukup untuk menyebabkan kecelakaan serius, terutama di jalan raya dengan kecepatan tinggi.
Microsleep juga berdampak pada kemampuan pengemudi untuk merespons dengan cepat terhadap situasi di jalan, misalnya menghindari kendaraan lain atau rintangan. Bahkan, mengemudi tanpa tidur selama lebih dari 20 jam memiliki efek yang sama seperti mengemudi dengan kadar alkohol darah (BAC) 0,08 persen, atau batas legal yang berlaku di banyak negara.
Kasus Kecelakaan Karena Microsleep
Kasus kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh microsleep semakin banyak dilaporkan. Misalnya, salah satu kecelakaan tragis akibat micro sleep yang terkenal adalah kecelakaan AirFrance Flight 447 pada tahun 2009, di mana kapten pesawat yang kurang tidur hanya tidur satu jam sebelum penerbangan, menyebabkan 228 kematian.
Kasus lain yang lebih umum terjadi di jalan raya. Data menunjukkan bahwa sekitar 16,5 persen dari semua kecelakaan fatal di Amerika Serikat disebabkan oleh pengemudi yang mengantuk. Kecelakaan ini sering terjadi pada jam-jam larut malam antara tengah malam hingga pukul 6 pagi, atau pada sore hari ketika tingkat kewaspadaan pengemudi mulai menurun.
Tidak hanya di Amerika Serikat, tetapi di seluruh dunia kecelakaan akibat micro sleep terus meningkat. Pengemudi yang tertidur sejenak di jalan sering kali tidak menyadari apa yang terjadi sampai terlambat, sehingga sulit untuk mencegah kecelakaan tersebut setelah terjadi. Penelitian juga menunjukkan bahwa pengemudi muda, terutama mereka yang berada di usia remaja hingga awal 20-an, lebih rentan terhadap kecelakaan akibat micro sleep.
Pencegahan Kecelakaan Akibat Microsleep
Pencegahan kecelakaan akibat microsleep sebenarnya cukup sederhana, namun sering kali diabaikan. Salah satu cara terbaik untuk mencegah microsleep adalah memastikan bahwa pengemudi cukup tidur sebelum berkendara.
Berdasarkan sebuah penelitian dari Centre for Accident Research and Road Safety, pengemudi sebaiknya segera berhenti dan beristirahat begitu mereka merasa mengantuk atau mengalami tanda-tanda awal micro sleep. Mendorong diri sendiri untuk tetap terjaga dan terus mengemudi hanya akan meningkatkan risiko kecelakaan.
Selain itu, ada teknologi yang dikembangkan untuk membantu mencegah micro sleep selama berkendara, seperti gelang yang memonitor detak jantung pengemudi dan memberikan kejutan listrik ringan ketika mendeteksi pengemudi mulai tertidur. Namun, solusi terbaik tetaplah istirahat yang cukup sebelum mengemudi.
Dalam banyak kasus, pengemudi biasanya meremehkan tanda-tanda kelelahan. Jika merasa mata mulai terasa berat, sulit berkonsentrasi, atau mengalami kehilangan kontrol terhadap kecepatan kendaraan, itu adalah tanda-tanda awal microsleep. Berhenti sejenak di tempat aman untuk tidur singkat atau sekadar meregangkan badan dapat sangat membantu menyelamatkan diri dan orang lain dari.
SCIENCE DIRECT | NCBI | BUSINESS INSIDER | BANK RATE
Pilihan editor: Mengenal Microsleep, Apa dan Bagaimana Bahayanya?