Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Kecelakaan maut bus wisata di Kabupaten Bantul pada Minggu lalu, 6 Februari 2022, diduga karena rem blong. Padahal, teknologi sistem pengereman saat ini sudah modern dan maju.
“Sistem pengereman bus tak lagi hanya dua jenis, tapi sudah tiga di tipe-tipe bus pabrikan tertentu. Harganya jelas lebih mahal yang komplet sistemnya,” kata pendiri PO Maju Lancar Didit Adi Prasetya kepada Tempo hari ini, Rabu, 9 Februari 2022.
Perusahaan Otobus (PO) Maju Lancar berbasis di Gunungkidul, Yogyakarta.
Didit menuturkan sistem rem bus yang konvensional terdiri dari dua jenis, yakni engine brake/exhaust brake (rem angin) dan rem pedal/roda. Namun untuk bus tertentu yang speknya komplet sudah dilengkapi dengan sistem pengereman retarder.
Retarder biasanya untuk bus-bus yang beratnya 18 ton atau bus premium, seperti bus merek Scania. Sedangkan dua jenis rem tadi biasa dipasang di bus yang berbobot 15 ton.
Sekretaris DPD Organda DI Yogyakarta itu juga menilai tiga sistem pengereman itu lebih efektif mengurangi kecepatan bus ketika harus berhenti mendadak. Kejadian rem blong pun bisa ditekan.
Menurut Didit, rem bus konvensional sebenarnya bisa diandalkan sepanjang perawatannya optimal. Pengecekan sistem pengereman bus idealnya setiap 5 jam perjalanan untuk menghindari bus rem blong.
Baca: Langkah Emergency yang Harus Dilakukan Saat Rem Blong
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini