Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Calon gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil, tidak menampik elektabilitasnya dalam berbagai survei Pilkada 2024 yang masih naik-turun. Ia menekankan elektabilitas bagaikan perkiraan cuaca.
“(Elektabilitas) naik-turun ya. Jadi kalau lihat survei itu seperti perkiraan cuaca gitu ya,” kata Ridwan Kamil, pada Jumat, 1 November 2024.
Menurut mantan Gubernur Jawa Barat itu, hasil survei Pilkada Jakarta 2024 harus direspons. Jika baik, ia menyampaikan, bisa menjadi motivasi untuk lebih semangat bekerja. Sementara itu, jika hasilnya jelek, ia harus melakukan evaluasi.
“Harus direspons. Kalau baik, apa jawabannya, teruslah bekerja lebih giat, lebih semangat. Kalau surveinya baik jangan lengah, jangan lelah, teruslah bekerja,” ujarnya.
Ridwan Kamil juga menyatakan, hasil survei bukanlah penentu takdir.
“Jadi sama aja mau bagus mau jelek survei itu bukan penentu takdir hanya untuk mengevaluasi. Per hari ini naik turun kan, tapi mayoritasnya di posisi lebih banyak menangnya,” ungkap Ridwan Kamil.
Sebelumnya, pria yang akrab disapa kang Emil ini juga menegaskan, tidak ambil pusing dengan perbedaan hasil survei terhadap dirinya dan Suswono di Pilkada Jakarta 2024. Ia menyampaikan, masih punya waktu sekitar 30 hari lagi untuk memperbaiki segala yang kurang, sebelum agenda pencoblosan pada 27 November kelak.
“Jadi, saya tidak akan membahas statistiknya, silakan saja yang penting adalah mau bagus atau tidak bagus kami akan kerja keras untuk memenangkan karena masih ada waktu 30 hari memperbaiki yang kurang,” ucapnya, pada 26 Oktober 2024 lalu.
Politisi Partai Golkar ini juga menceritakan kisahnya saat maju dalam Pilkada Jawa Barat kala itu. Ia menyampaikan, saat itu hanya mendapatkan 6 persen suara, jika dilihat dari perhitungan lembaga survei. Namun, pada akhirnya, ia tetap bisa memenangkan Pilkada Jawa Barat 2018.
“Apapun hasilnya, saya saja dulu cuma enam persen. Jadi, survei bukan penentu takdir,” tegasnya.
Berdasarkan survei terbaru dari Parameter Politik Indonesia yang dirilis pada 29 Oktober 2024, pasangan Ridwan Kamil-Suswono memperoleh elektabilitas tertinggi. Survei dilakukan dengan metode multistage random sampling yang diikuti sekitar 1.200 penduduk Jakarta berusia minimal 17 tahun. Data dalam survei ini diambil melalui metode wawancara tatap muka menggunakan kuesioner oleh surveyor pada 21-25 Oktober 2024.
Berdasarkan hasil survei Parameter Politik Indonesia, Ridwan Kamil-Suswono mendapat elektabilitas sebesar 47,8 persen. Pesaing terdekat pasangan ini adalah Pramono Anung-Rano Karno yang mendapat elektabilitas sebesar 38,0 persen. Sementara itu, pasangan calon jalur independen, Dharma Pongrekun-Kun Wardhana memperoleh elektabilitas 4,3 persen.
Sementara itu, berdasarkan hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI), pasangan Pramono-Rano berhasil menyalip Ridwan Kamil-Suswono.
“Ketika responden ditanya kalau Pilkada DKI Jakarta diadakan hari ini, siapa yang akan ibu dan bapak pilih? Hasilnya Pramono-Rano unggul dengan elektabilitas paling tinggi,” kata Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, dalam siaran langsung kanal YouTube LSI, pada 23 Oktober 2024.
Berdasarkan survei yang dilakukan pada 10-17 Oktober 2024, Pramono-Rano unggul dengan elektabilitas 41,6 persen, disusul Ridwan-Suswono 37,4 persen, dan Dharma-Kun 6,6 persen. Survei LSI menunjukkan adanya tren kenaikan elektabilitas Pramono-Rano sekitar 13 persen dari September ke Oktober. Sebelumnya, berdasarkan survei pada September-Oktober 2024, Pramono-Rano selalu terbalap dengan Ridwan Kamil-Suswono.
RACHEL FARAHDIBA R | SEPTIA RYANTHIE | ALIF ILHAM FAJRIADI | ALFITRIA NEFI P
Pilihan editor: Alasan Ridwan Kamil Suswono Akan Integrasikan Pendidikan Berbasis Budaya ke Kurikulum Sekolah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini