Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Tempo mendapat Anugerah Dewan Pers 2021.
Sejak awal Tempo ingin menghadirkan bacaan yang menyehatkan dan memverifikasi informasi yang berseliweran.
Sebagai pilar keempat demokrasi, pers bertugas mengontrol tiga pilar lain yang berkonspirasi merugikan publik.
MAJALAH Tempo mendapat Anugerah Dewan Pers 2021 dalam kategori media cetak. Ini penghargaan yang prestisius mengingat Dewan Pers adalah lembaga yang mendapat mandat Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999—produk Reformasi 1998—untuk menegakkan kebebasan pers mengawal demokrasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak seperti dalam penghargaan pers lain, juri Dewan Pers memilih media secara independen, bukan memilih media dalam pelbagai kategori dengan menilai karya atau nomine karena medianya mengajukan diri. Di Indonesia, pemilihan seperti ini amat jarang karena lembaga yang memilih mesti akurat mengamati kegigihan tiap media dalam menjunjung tinggi nilai-nilai jurnalisme.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk anugerah pertama ini, Dewan Pers memilih tema kebebasan pers. Bagi Tempo, tema itu adalah napas sekaligus cita-cita majalah ini saat didirikan pada 1971 dan ketika terbit lagi pada 1998, setelah dibredel pemerintah Orde Baru pada 1994. Tempo hadir untuk mewarnai percaturan wacana di era demokrasi agar kebijakan publik terawasi dan mendapat dialog yang elegan serta beradab. Lebih dari itu, Tempo hadir untuk memverifikasi segala informasi yang berseliweran agar kita tak keliru membuat keputusan.
Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh, dalam pidatonya pada Kamis malam, 9 Desember 2021, mengatakan pers, sebagai pilar keempat demokrasi, berperan mencegah tiga pilar lain—eksekutif, legislatif, dan yudikatif—berkonspirasi sehingga merugikan publik. Namun kebebasan mengontrol ketiganya juga memerlukan tanggung jawab. Tanpa tanggung jawab, pers akan ikut berkonspirasi dengan ketiga pilar lain yang mengakibatkan demokrasi kita menjadi semu, demokrasi pura-pura.
Tanggung jawab pers terutama kepada publik. Merekalah yang menjadi “majikan” media. Para wartawan bekerja semata-mata untuk kepentingan publik, mengutamakan publik, sekaligus memberikan informasi yang kredibel kepada publik. Sejak awal Tempo ingin memberikan bacaan yang menyehatkan, informasi yang jujur, jelas, jernih.
Agar bisa menyediakan informasi semacam itu, pertama-tama media harus independen—terbebas dari kepentingan kelompok atau politik, bahkan terbebas dari bias dan prasangka sendiri. Di Tempo, cita-cita ini berwujud kantor berita yang bebas, setara, dan beragam. Kami percaya kebajikan dan ketidakbajikan bukan monopoli satu pihak. Kebebasan, kesetaraan, dan keberagaman adalah modal kantor berita untuk bisa jernih melihat pelbagai soal.
Dewan Pers juga memberikan Anugerah 2021 kepada Wahyu Dhyatmika. Dewan Pers menilai apa yang dilakukan Komang—panggilan kami untuk mantan Pemimpin Redaksi Tempo yang kini menjadi Direktur Utama PT Info Media Digital ini—berharga bagi perkembangan pers di Indonesia. Komang aktif di Aliansi Jurnalis Independen dan giat mempromosikan kebebasan pers.
Jika Dewan Pers melihat apa yang kami pegang teguh dan lakukan itu dengan sebuah anugerah, tentu ini bukan untuk kami saja—para wartawan yang bekerja keras menghasilkan karya-karya jurnalistik bermutu di tengah situasi yang sulit karena pandemi. Anugerah ini untuk Anda, para pembaca, yang setia mendukung kami tetap independen dan terus memproduksi informasi tepercaya guna melenyapkan prasangka dan mengkomunikasikan sikap saling mengerti.
Salam hangat dari Palmerah 8.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo