Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TROPICAL Renewable Energy Center Fakultas Teknik Universitas Indonesia (TREC FTUI) meluncurkan sebuah rumah masa depan dengan sistem listrik dual power pertama di Indonesia. Rumah bernama Sofwan House TREC FTUI ini menerapkan teknologi pembangkit listrik ramah lingkungan dan andal. Listrik yang dihasilkan berasal teknologi fuel cell (sel bahan bakar) dikombinasikan dengan solar cell (panel surya).
Direktur TREC FTUI Eko Adhi Setiawan menyampaikan bahwa rumah yang terbuat dari kontainer ini dirancang agar dapat dipenuhi sendiri kebutuhan listriknya. Listrik dari Perusahaan Listrik Negara hanya digunakan sebagai cadangan. ”Listrik yang dihasilkan berasal dari teknologi dual cell, yakni fuel cell dan solar cell, yang disimpan dalam baterai,” ujar Eko, Kamis pekan lalu.
Skema Rumah Dual Power -www.ui.ac.id
Listrik yang disimpan dalam baterai itu, kata Eko, dinaikkan tegangannya dari 48 volt menjadi 230 volt DC (direct current) atau tegangan searah melalui perangkat yang disebut DCON—singkatan dari DC-DC Converter. ”Listrik keluaran alat ini bisa digunakan untuk menyalakan berbagai peralatan listrik rumah tangga yang biasanya bertegangan listrik bolak-balik AC (alternating current),” ucapnya.
Menurut Eko, perangkat dual power berkapasitas 2.500-4.000 watt. Daya yang dihasilkan dapat digunakan untuk satu-tiga rumah di perkotaan. Keuntungan dari alat ini, kata dia, dapat meminimalkan daya listrik tergabung kalau menggunakan arus AC. Jadi bisa lebih efektif daripada -penggunaan inverter (pengubah arus listrik dari DC ke AC) yang begitu kompleks. ”Penghematan daya sebesar 6-17 persen,” ujar Eko.
Konsep rumah masa depan yang diluncurkan oleh Dekan Fakultas Teknik UI Hendri D.S. Budiono pada Rabu pekan lalu itu memadukan teknologi dual power dengan daur ulang kontainer bekas. Keuntungan dari rumah kontainer itu tidak perlu mengurus izin mendirikan bangunan. ”Rumah ini juga tahan gempa dan paling utama ramah lingkungan,” kata Eko.
Harga jual Sofwan House TREC FTUI model dua kontainer adalah Rp 250 juta. ”Kalau yang model satu kontainer harganya Rp 150 juta sudah termasuk air conditioner,” ujarnya. Perangkat sejenis DCON, kata Hendri, belum ada di pasar. Menurut dia, terbuka peluang bagi hasil penelitian ini untuk menjadi teknologi alternatif buat para pengguna energi terbarukan. Sistem dual power ini bisa diterapkan di semua tipe rumah.
Menurut Hendri, penggunaan DCON memungkinkan sebuah rumah memakai dua sumber listrik, yaitu AC dan DC. ”Ide konsep ini dicetuskan pertama kali oleh para peneliti TREC FTUI dengan harapan menghadirkan listrik yang ramah lingkungan dan andal untuk peralatan di rumah tangga dan perkantoran,” ucapnya.
IRSYAN HASYIM
Skema Rumah Dual Power
• Mode 1. Listrik bolak-balik dari jaringan listrik utilitas dan listrik searah bekerja secara terpisah untuk menyuplai beban listrik masing-masing.
• Mode 2. Bila listrik searah dari panel surya dan baterai padam, listrik bolak-balik dari jaringan listrik utilitas dapat langsung menyuplai beban yang tadinya dialiri oleh listrik searah.
• Mode 3. Bila listrik dari jaringan listrik utilitas padam, hanya listrik searah yang tetap bekerja untuk memenuhi beban listriknya.
Komponen Sistem Dual Power:
» Panel surya (solar cell) dan sel bahan bakar (fuel cell)
» DCON (perangkat berbentuk kotak putih di atas meja)
» Charge controller (perangkat berbentuk kotak putih di bawah meja)
» Baterai
» Panel kontrol
» Jaringan listrik utilitas
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo