Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pembelajaran terkait rangkaian paralel umumnya muncul dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA), terutama Fisika. Salah satu jenis rangkaian listrik tersebut bahkan sudah dikenalkan sejak Fase C (kelas 5-6) sekolah dasar (SD).
Pengertian Rangkaian Paralel
Melansir media.neliti.com, rangkaian paralel merupakan rangkaian listrik yang mempunyai percabangan kabel. Apabila salah satu ujung kabel terputus, maka arus listrik akan tetap mengalir pada kabel lain yang masih terhubung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemudian, mengacu pada elektro.um.ac.id, rangkaian listrik paralel adalah suatu rangkaian listrik di mana seluruh input komponen berasal dari sumber yang sama. Semua komponen satu sama lain tersusun paralel dengan beda potensial pada masing-masing cabang sama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Senada dengan hal itu, dinukil dari laman Merdeka Mengajar Kemendikbudristek, rangkaian paralel merupakan rangkaian listrik yang dihubungkan secara sejajar dengan satu atau beberapa cabang. Alat listrik yang dapat dirangkai secara paralel ialah lampu dan baterai.
Ciri-Ciri Rangkaian Paralel
Menurut laman digilib.iain-palangkaraya.ac.id, rangkaian paralel memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Beda potensial atau tegangan pada masing-masing beban sama dengan tegangan sumber.
- Besar kuat arus pada masing-masing cabang tergantung pada besar hambatan masing-masing cabang.
- Tahanan total pada rangkaian lebih kecil daripada hambatan terkecil.
- Cabang rangkaian akan tetap menyala saat salah satu cabang rangkaian terputus.
Rumus Perhitungan Rangkaian Paralel
Dalam rangkaian paralel, tegangan pada setiap komponen sama, tetapi arus pada setiap komponen dapat berbeda-beda, tergantung pada nilai hambatannya.
Untuk menghitung hambatan total (Rtotal) dari beberapa resistor (R1, R2, R2, … Rn), digunakan rumus sebagai berikut:
1. Hambatan Total
1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + …
Apabila hanya ada dua resistor, maka rumusnya disederhanakan menjadi:
Rtotal = R1 x R2 / R1 + R2
2. Arus dan Tegangan
Tegangan (V) pada setiap komponen dalam rangkaian paralel adalah sama. Sementara arus total (Itotal) pada rangkai adalah penjumlah arus yang melewati masing-masing komponen.
Berikut cara menghitung arus total pada rangkaian paralel”
Itotal = I1 + I2 + I3 + …
Dengan menggunakan Hukum Ohm (V = I x R), arus pada masing-masing komponen dapat dihitung. Berikut rincian keterangan untuk masing-masing notasi:
V = tegangan listrik (volt).
I = arus listrik (ampere).
R= hambatan listrik (Ω).
Contoh Soal Rangkaian Paralel
Untuk memudahkan pemahaman, berikut contoh soal rangkaian paralel:
Soal 1
Diketahui 3 resistor dengan nilai R1 = 6Ω, R2 = 3Ω, dan R3 = Ω terhubung secara paralel. Berapa hambatan totalnya?
1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 = 1/6 + 1/3 + 1/2 = 1Ω.
Jadi, hambatan totalnya adalah 1Ω.
Soal 2
Diketahui 2 resistor dengan nilai R1 = 10Ω dan R2 = 5Ω terhubung secara paralel. Berapa hambatan totalnya?
Rtotal = R1 x R2 / R1 + R2 = 10 x 5/ 10 + 5 = 50/15 = 3,33Ω.
Jadi, hambatan totalnya adalah 3,33Ω.
Soal 3
Sebuah rangkaian paralel mempunyai resistor R1 = 15Ω, R2 = 10Ω, dan R3 = 30Ω. Berapa hambatan totalnya?
1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 = 1/15 + 1/10 + 1/30 = 5Ω.
Jadi, hambatan totalnya adalah 5Ω.