Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Pameran karya KAWS di pelataran Candi Prambanan.
Boneka merah jambu raksasa rebahan.
KOMPLEKS Candi Prambanan di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendadak "genit". Tiba-tiba sebuah boneka raksasa berwarna merah jambu sepanjang 45 meter tergolek di pelataran lapangan Brahma, yang letaknya di sebelah barat Candi Wisnu, Brahma, dan Syiwa. Boneka berbahan vinil itu mengingatkan kita pada sosok tokoh kartun rekaan Walt Disney, Minnie Mouse, pacar Mickey Mouse.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Posisi si raksasa "Minnie" yang rebahan di rerumputan Prambanan itu pun sedikit "aneh". Ia berbaring, tapi dengan kedua telapak bersarung tangan putih menutup wajahnya. Entah ia tengah bermain cilukba entah apa. Terdapat bundaran-bundaran menempel di kedua sisi kepalanya. Entah itu dimaksudkan sebagai kuping entah gelungan rambut yang dironce sebagai pita. Yang jelas, dari ubun-ubunnya menjuntai semacam tanduk panjang. Tanduk itu memberi kesan kuping-kuping panjang kelinci.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kedua kaki "Minnie" itu ditekuk dengan kedua ujung lutut ke arah langit setinggi 15 meter. Sepatunya besar. Sepatu ini mirip dengan sepatu yang dikenakan Minnie Mouse. Kedua ujungnya bundar. Kaus kakinya dilipat. Kita hanya bisa berfoto dengan latar sepatu itu karena demikian besar si boneka. Sebagaimana pada kedua sarung putihnya, terdapat tanda silang pada kedua alas kakinya.
Berdiri di depan "Si Pink" itu, kita melihat bayang-bayang hitam percandian Prambanan sebagai backdrop. Pemandangan yang sangat kontras. Keduanya tidak berada di satu ruang-waktu. Yang satu pop, sekuler, bercitra kartun, industrial. Yang lain sakral, purbawi, misterius. Kekontrasan atau perbenturan itu yang menjadikan karya tersebut unik, sebuah jukstaposisi yang tak terduga.
Selama 13 hari, 19-31 Agustus 2023, dengan posisi menutupi wajahnya, sosok boneka yang mirip ikon kartun Walt Disney itu seolah-olah berbaring menikmati "summer" di Indonesia dengan latar sosok agung Prambanan. Agar bisa bertahan 13 hari "leyeh-leyeh" di Prambanan untuk kita lihat, di tubuh patung balon "Minnie" tersebut ditempatkan kotak hijau yang terhubung dengan badannya untuk mengisi angin. Kotak hijau itu menjaga tubuh patung balon tetap menggembung, meskipun suaranya terdengar berisik.
Boneka merah jambu gigantik bergaya Walt Disney itu adalah karya perupa dan desainer Amerika Serikat, Brian Donnelly, yang memiliki nama beken KAWS. KAWS pernah membuat desain ulang beberapa tokoh acara televisi dan ikon karakter kartun, seperti The Simpsons, Mickey Mouse, The Smurfs, dan SpongeBob Squarepants. Ada pula karya yang terinspirasi maskot Michelin Man. Sosok boneka di Candi Prambanan adalah ikon boneka KAWS yang diluncurkan pada 2002.
Sejak 2018, Donnelly mengerjakan proyek tur pameran dunia mengelilingkan boneka raksasanya itu ke berbagai negara. "Gaya dan tingkah" serta warna boneka itu bermacam-macam. Di tiap negara, boneka itu dipajang dengan berbagai ekspresi. Lokasi penempatannya pun dirancang strategis, di kawasan warisan sejarah, pusat keramaian publik, dan tempat wisata tersohor.
Ia memberi tajuk pameran keliling itu "KAWS: Holiday". Liburan si boneka raksasa di lapangan Brahma, Prambanan, yang biasanya digunakan untuk menggelar acara musik, pernikahan, dan gala dinner ini adalah liburan yang ke-10. Sebelumnya, "Minnie" itu bertamasya dari satu kota dunia ke kota dunia lain, seperti Seoul, Taipei, Hong Kong, Tokyo, Bristol, Singapura, dan Melbourne, juga Pegunungan Changbai.
Di Seoul dan Taipei, misalnya, sosok boneka mirip karakter kartun Walt Disney itu ditampilkan KAWS bukan dalam warna pink, melainkan abu-abu. Di Taipei, boneka itu dipasang dalam posisi duduk bersantai di depan gedung Chiang Kai-Shek Memorial Hall, pusat kawasan urban. Wajahnya ternyata tidak bermata, bermulut, dan berhidung, hanya ada dua tanda X.
Dari foto-foto yang beredar, penempatan boneka itu di Taipei terasa sentral secara visual karena tepat berada di depan titik tengah bangunan yang berpagoda. Pagoda-pagoda di belakangnya seolah-olah menaungi sosok raksasa boneka. Penempatan si boneka raksasa di kawasan jantung keramaian urban membuat kita membayangkan apabila karya itu ditempatkan di kawasan Monumen Nasional atau area Monumen Selamat Datang di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, bukan Prambanan. Akan halnya di Hong Kong, boneka raksasa KAWS diletakkan mengapung di laut Pelabuhan Victoria tepat di bawah jembatan. Di Jepang, ia rebahan dengan latar belakang Gunung Fuji.
Prambanan adalah satu-satunya candi sakral dan situs Warisan Dunia UNESCO yang menjadi tempat berwisata boneka KAWS. "Di Prambanan, KAWS menawarkan pengalaman spektakuler berupa konvergensi seni kontemporer dan situs arkeologi bersejarah," kata S.K. Lam, pendiri AllRightsReserved, perusahaan yang mengelilingkan boneka KAWS, kepada Tempo. Sejak tur 2018, menurut S.K. Lam, di berbagai negara selalu ada tantangan saat memajang boneka raksasa ini. Prosesnya melibatkan koordinasi banyak pihak dan negosiasi. Ia menganggap seluruh tur ini sebagai eksperimen yang prosesnya bagai melalui ribuan percobaan yang melibatkan 150 personel.
“Di tiap negara, kami melakukan proses ralat dan galat. Jika tidak mencoba, kami tidak akan pernah menemukan masalahnya,” tutur S.K. Lam. Board Member AKG Entertainment, mitra lokal AllRightsReserved, Axton Salim, lewat siaran pers tertulis tertanggal 18 Agustus 2023, berharap pameran ini memungkinkan generasi muda menghargai situs bersejarah melalui sudut pandang baru. KAWS pun mengaku merasa terhormat karena instalasi patung jumbonya diizinkan tampil di Candi Prambanan. "Seni memiliki kekuatan menyatukan orang. Saya bersyukur atas kesempatan ini,” ucap KAWS dalam siaran pers tertulis tertanggal 18 Agustus 2023.
Kehadiran boneka KAWS di pelataran Prambanan cukup menarik minat pengunjung. Seperti pada Jumat, 25 Agustus lalu, saat Tempo menyaksikan karya tersebut di pelataran Brahma, mayoritas anak muda dan keluarga tertarik berswafoto di sekitar "Minnie" yang tengah rebahan itu. Saking jumbonya si boneka, berbagai sudutnya bisa menjadi latar foto. Para wisatawan lokal mencari sudut foto yang bisa memperlihatkan tubuh boneka itu dengan lanskap Prambanan yang menjulang. Tempo tak melihat banyak turis asing ikut berswafoto. Kebanyakan dari mereka memilih masuk ke kawasan candi.
“Menjadikan candi sebagai kanvas seni (rupa) seperti karya KAWS di Prambanan bukanlah hal baru,” kata kurator independen asal Yogyakarta, Mikke Susanto, kepada Tempo, Sabtu, 26 Agustus lalu. Ia mencontohkan, sutradara film Garin Nugroho pernah melakukan syuting film berlatar Candi Plaosan, Klaten, Jawa Tengah. Apabila ada yang mempersoalkan kehadiran si patung balon jambon di pelataran candi tersebut, Mikke menuturkan, hal itu hanya soal perbedaan penafsiran atas sudut pandang para pencinta keindahan: antara seni tradisi kuno dan seni kontemporer.
Memang ada pendapat yang mengatakan boneka KAWS tak sepadan dengan percandian Prambanan. Penempatan "Si Minnie" di kawasan Prambanan seakan-akan dipaksakan, sekadar mencari sensasi visual. Seolah-olah ada intervensi budaya populis dan komersial ke wilayah ekosistem situs arkeologis. Menurut Mikke, penonton tidak hanya berkutat pada urusan estetik bagus-jelek, etika baik-buruk, atau keberadaannya penting atau tidak. Yang terpenting, karya ini adalah bagian dari terobosan seniman bereputasi global. Tinggal menunggu penonton yang arif terhadap masa lalu, kini, dan nanti.
“Boneka raksasa di Prambanan mungkin hanya musafir yang melintasi ruang-waktu. Kehadirannya seperti membangunkan tidur panjang Roro Jonggrang yang lama tak bersua dengan generasi muda kita,” demikian doktor seni rupa ini berpendapat. Dari Prambanan, "Minnie" sang musafir itu entah akan ke mana lagi melanjutkan pelesirannya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Saat Boneka KAWS Rebahan di Prambanan"