Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

teroka

Mimpi Buruk Seorang Ateis

Mengemas islamofobia dalam bentuk film komedi. Berangkat dari kondisi di Austria saat ini.

11 Mei 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAK habis pikir Wanda (diperankan dengan luwes oleh Caroline Peters), seorang feminis dan ateis yang tinggal di Wina, Austria. Anak gadisnya, Nina (Chantal Zitzenbacher), tiba-tiba berjilbab dan memeluk Islam. Putrinya pun mendadak menolak bir serta daging babi, tak sudi bersentuhan dengan pria, dan selalu merespons sesuatu dengan ucapan-ucapan berbahasa Arab, seperti as-salâmu ‘alaykum, alhamdulillâh, juga masha’Allah.

Wanda makin jengkel karena Nina kini minta dipanggil “Fatima”. Ini tentu bertentangan dengan nilai-nilai yang Wanda anut selama ini. Ia juga penasaran bagaimana anaknya bisa mengambil keputusan sebesar itu sendirian dan diam-diam. Padahal Wanda, yang tinggal serumah dengan pacar berondong-nya, merasa tak pernah mengenalkan, apalagi mengajarkan religiositas kepada Nina. Walhasil, ia merasa menjadi ibu sekaligus ateis yang gagal.

Bentrokan ideologi ibu-anak menjadi inti film What Have We Done to Deserve This?. Film berjudul asli Womit Haben Wir Das Verdient? ini menjadi penutup festival film Europe on Screen yang digelar pada 18-30 April lalu di Jakarta dan kota besar lain. Eva Spreitzhofer, sebelumnya dikenal sebagai aktris di Austria, mengarahkan sekaligus menulis naskah sendiri untuk filmnya yang berdurasi 90 menit ini.

What Have We Done to Deserve This? relevan dengan kondisi islamofobia di Austria saat ini. Beberapa tahun terakhir, pemerintah setempat melarang siswa taman kanak-kanak dan sekolah dasar mengenakan jilbab. Pelanggarnya bakal dikenai denda 440 euro atau dijebloskan ke bui 14 hari. Rencananya, aturan itu juga diberlakukan bagi siswa sekolah menengah pertama dan atas.

Eva tepat mengusung bentuk komedi untuk film bertema sensitif seperti agama dan gender. Sebab, dia bisa mudah meracik tabrakan-tabrakan ideologi itu sebagai bahan lawakan yang mengena tapi tidak melukai. Misalnya, dalam makan malam keluarga, seorang anak kecil mengira jilbab Nina adalah kostum cosplay. Juga saat Nina mengucapkan syahadat secara online. “Komedi adalah bentuk terbaik untuk mengemas tema film ini,” ujarnya.

Eva mengaku sangat berhati-hati menggarap film ini. Ia menghindari olok-olok yang bisa membahayakan minoritas di Austria. Komunitas muslim di Austria pun ia temui untuk meminta sudut pandang mereka tentang toleransi di Austria yang menipis. “Beberapa ingin melepas jilbab, tapi ada juga yang hendak memakainya. Prinsipnya, tentu saja, semua orang semestinya boleh memakai apa pun yang mereka inginkan,” katanya.

Dalam film ini, humor tak hanya membalut isu agama, tapi juga hubungan orang tua dengan anak pada era sekarang. Zaman ini adalah zaman saat anak lebih mempercayai petuah di Internet ketimbang ibunya. Ini tampak dari sejumlah dialog Wanda dengan Nina, yang akhirnya menuntun Wanda memperhatikan Islam di masjid. Juga dari seorang perempuan imigran muslim yang sudah lama tinggal di Wina.

Bagian yang sangat kocak adalah tatkala Wanda dan mantan suaminya mengenakan gamis dan cadar hitam saat menguntit Nina, yang bakal menikah muda demi mengejar surga. Bagian ini tak hanya mengail tawa, tapi juga berakhir manis karena Wanda akhirnya legowo dengan perubahan Nina. Wanda tetap ateis. Tapi ia menerima perbedaan hadir dalam rumahnya.

ISMA SAVITRI


 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Neue Visionen Filmverleih

 

What Have We Done to Deserve This?

Sutradara : Eva Spreitzhofer

Penulis naskah : Eva Spreitzhofer

Aktor : Caroline Peters, Simon Schwarz, Chantal Zitzenbacher

Produksi : Mona Film Produktion

Bahasa : Jerman, Turki

Rilis : Oktober 2018

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus