Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Twitter punya berjuta manfaat bagi Menteri Sosial Salim Segaf al-Jufri. Selain untuk mensosialisasi kegiatannya, Salim menggunakan saluran mikroblog ini buat mengirim laporan kepada bosnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Salah satunya laporan tentang Tasripin, bocah 12 tahun asal Banyumas, Jawa Tengah, pada Kamis dua pekan lalu. Bocah ini terpaksa meninggalkan sekolah dan menjadi buruh tani untuk menghidupi tiga adiknya. Yudhoyono meminta kasus ini segera diselesaikan. Salim pun menjawab: "@SBYudhoyono Lapor Pak Presiden, Dirjen Dayasos Gulkin sdh bertemu Tasripin pekan lalu...."
Kok, lewat Twitter? Laporan kan bisa lewat pesan pendek (SMS), e-mail, atau jalur pribadi lainnya. Kalaupun lewat Twitter, kan bisa memakai fasilitas direct message (DM)? Apa ini pencitraan agar kerjanya bisa diketahui banyak orang? "Kita tidak bisa menolak perubahan dan kemajuan. Twitter adalah media, biarkan, karena itu tuntutan zaman," kata Salim melalui surat elektronik kepada Tempo, Kamis pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo