Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Triawan Munaf memiliki resolusi 2022 tidur sebelum pukul 23.00.
Sibuk sebagai komisaris, Triawan Munaf mengalami ketergantungan pada gawai elektronik.
Selain memperbaiki jam tidur, Triawan Munaf menjalani terapi kiropraktik untuk kesehatan.
TRIAWAN Munaf memiliki resolusi baru tahun ini. Komisaris Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) ini melatih kebiasaan tidur agar dapat terlelap sebelum pukul 23.00. "Saya mau perbaiki jam tidur. Memang paling susah karena orang seumur saya biasanya tidurnya telat sekali," kata Triawan, 63 tahun, saat dihubungi Tempo, Kamis, 20 Januari lalu.
Keinginannya memperbaiki jam tidur dipicu ketergantungannya pada gawai elektronik dalam aktivitas sehari-hari. Padahal pemakaian gawai secara terus-menerus bisa mengganggu kesehatan. Apalagi Triawan juga sibuk sebagai komisaris ataupun penasihat di Sirclo, Nusantics, PT Indika Energy Tbk, Traveloka, dan East Ventures serta Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejak awal tahun ini, Triawan mulai membiasakan diri tidur paling lambat pukul 11 malam. Semula ia mematikan telepon seluler agar terhindar dari distraksi. Tapi belakangan ia berubah pikiran untuk mengantisipasi adanya panggilan darurat. Ia memilih tetap menyalakan ponsel, tapi menyimpannya di dalam laci meja yang terletak agak jauh dari tempat tidurnya. "Ternyata saya bisa tidur cepat," ujar mantan Kepala Badan Ekonomi Kreatif dan Komisaris Utama PT Garuda Indonesia itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Triawan Munaf. Dok. Pribadi
Triawan tidak mematok waktu tidur minimal delapan jam sehari—rentang waktu tidur yang dianggap ideal dan diperlukan oleh tubuh manusia. Sebab, dengan pola tidur sekarang, ia biasa terbangun pada pukul 05.00 atau 05.30 dalam kondisi segar. Lagi pula, jabatan komisaris ataupun penasihat tak mewajibkannya ngantor setiap hari. Situasi pandemi Covid-19 juga membuatnya lebih banyak bekerja secara daring sehingga ia bisa menyeimbangkan waktu bekerja dan istirahat.
Triawan pun membuat target baru. Ia ingin memajukan jam tidurnya menjadi pukul 22.00 mulai Juni mendatang. Ia terinspirasi istrinya, Luki Ariani, yang sudah terbiasa tidur lebih awal sehingga esoknya bisa bangun dalam keadaan segar. "Tapi memang berat banget, he-he-he…. Masalahnya, kalau tidur terlalu cepat, saya sering terbangun tengah malam dan kadang sulit tidur kembali," ucapnya.
Di luar urusan jam tidur, Triawan beberapa kali menjalani terapi kiropraktik. Dia menganggap terapi penyesuaian tulang belakang itu, selain dapat menghilangkan pegal, bisa membantu mengatasi skoliosis yang ia derita.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo