Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DIA melepaskan diri dari semua aturan ketat, termasuk soal makanan. Begitu Asian Games XVIII rampung, awal September lalu, libero tim nasional bola voli putri Indonesia ini langsung melepas rindu pada makanan kesukaannya: daging panggang ala Korea. “Tiga hari makan daging terus,” ujarnya kepada Tempo di Jakarta, Selasa dua pekan lalu.
Kurang dari dua pekan seusai pesta olahraga se-Asia tersebut, bobot perempuan asal Cakung, Jakarta Timur, itu langsung naik dari 61 kilogram menjadi 63 kilogram. Menurut Sheilla— panggilannya—lonjakan itu wajar-wajar saja. Namun, namanya atlet yang selalu ditempa latihan pagi-sore, sebentar saja makan-tidur, tubuh 171 sentimeter miliknya langsung terkesan gombyor. “Kelihatan banget double chin dan pipi chubby,” kata sarjana komunikasi Universitas Moestopo, Jakarta, ini. Penggemarnya pun jadi kerap bertanya soal berat badannya.
Berllian Marsheilla -TEMPO/Nurdiansah
Tidak butuh waktu lama bagi Sheilla, 28 tahun, untuk kembali ke bobot ideal. Dia telah mengembalikan bobotnya ke kisaran 61 kilogram hanya dengan memangkas porsi nasi dan berolahraga di rumah.
Masa rehat libero terbaik Proliga 2015, 2016, dan 2017 itu memang sudah hampir usai. Bulan depan, dia akan memulai persiapan mengikuti Proliga 2019. “Lanjut ke persiapan SEA Games 2019 di Filipina,” ucap pemain yang membela tim nasional sejak 2007 ini.
Restu Triandy -TEMPO/Nurdiansah
Menjajal Tuak
UNTUK mendalami karakternya sebagai Dewa Tuak dalam film Wiro Sableng, Restu Triandy alias Andy /rif untuk pertama kalinya menjajal tuak. Vokalis grup musik /rif ini penasaran terhadap karakter minuman kegemaran tokoh yang diperankannya itu. ”Saya ingin tahu wanginya, rasanya, dan efeknya seperti apa,” katanya di Jakarta, Kamis tiga pekan lalu.
Begitu menenggak, Andy, 50 tahun, terkesiap. Karakter minuman ini berbeda dengan minuman beralkohol yang pernah ia sesap sebelumnya. ”Ini panas banget,” ujarnya.
Lantaran tak tahan, Andy menyetop percobaannya itu. Tapi ia ingin menjajal lagi pada lain waktu. Dia masih penasaran dengan alasan sebagian orang menggemari minuman keras tradisional tersebut. ”Hampir semua daerah punya tuak. Saya ingin tahu seninya, kenapa orang suka,” tuturnya.
Untuk mendalami perannya, selain mencicipi tuak, Andy berlatih silat dengan Yayan Ruhian, pesilat dan aktor yang didapuk sebagai pelatih koreografi di Wiro Sableng. Andy kemudian memadukannya dengan jurus silat mabuk yang ia tonton di YouTube. ”Nonton sambil memperagakan. Sudah kayak orang gila, ha-ha-ha...,” katanya.
Ibrahim Imran -TEMPO/Nurdiansah
Pakar Gincu
URUSAN merias wajah bukan hal asing buat musikus Ibrahim Imran alias Baim. ”Saya ngerti nomor-nomor lipstik,” katanya, Kamis tiga pekan lalu.
Istri Baim, Artika Sari Devi--aktris dan Puteri Indonesia 2004--membuka kelas kecantikan Artika Whulandary Beauty Camp sejak dua tahun lalu. Baim, yang merangkap sebagai manajer Artika, kerap ikut rapat seputar workshop tersebut, termasuk membahas tema pelatihan. ”Saya ada di lingkaran ini,” ujar gitaris grup Six Strings ini.
Baim, 43 tahun, pun jadi terbiasa berurusan dengan riasan wajah. Ketika Artika memintanya membeli lipstik, misalnya, ayah dua anak ini dengan sigap mampir ke mal terdekat. Dia merasa tidak ada yang memandangnya aneh saat membeli gincu seorang diri. ”Mungkin karena sudah banyak laki-laki yang pakai begituan,” katanya.
Meski berkecimpung dengan makeup, Baim tak latah menjajalnya di wajah sendiri. ”Mending saya enggak nyoba-nyoba. Takutnya keterusan. Nanti tiba-tiba ada Baim MUA (makeup artist). Ha-ha-ha....”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo