Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

tokoh

Sepatu Hak Tinggi

MEMERANKAN bankir dalam film terbarunya, Twivortiare, Raihaanun harus berdandan rapi ala pekerja kantoran.

7 September 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sepanjang 25 hari syuting, aktris 31 tahun ini pun hampir selalu mengenakan sepatu hak tinggi, termasuk stiletto setinggi 9-12 sentimeter. “Karakter yang saya mainkan mengoleksi stiletto, jadi hampir di setiap adegan pasti pakai sepatu hak tinggi,” tutur Raihaanun di Jakarta, Jumat, 23 Agustus lalu.

Perempuan bernama lengkap Siti Hafar Raihaanun Nabilla itu pun tetap memakai sepatu hak tinggi saat istirahat syuting untuk membiasakan diri. “Buat saya, mulanya cukup menyiksa, tapi kan harus kelihatan sebagai orang yang sudah terbiasa pakai sepatu tinggi,” kata Raihaanun, yang sehari-hari lebih nyaman mengenakan sneaker dan bot.

Karena kerap terbungkus sepatu hak tinggi, kakinya terasa pegal setiap kali ia pulang ke rumah. Tumit dan jari-jari kakinya lecet. Ia membutuhkan enam bulan untuk memulihkan kuku-kuku jari kakinya dengan perawatan khusus.

Meski telah melalui “siksaan” semacam itu, Raihaanun tak merasa kapok memakai sepatu hak tinggi. Ia malah mendapati sensasi berbeda saat mengenakan sepatu itu. Ia menemukan sisi femininnya serta rasa percaya diri yang lebih, terutama dari suara ketukan sepatu setiap kali ia melangkah. “Bunyi tok-tok-tok-nya itu bikin aku makin percaya diri kalau jalan,” ucapnya.


 

Arifin Putra. Dok. Arifin Putra

 

Bikin Kompos dan Berkebun

BERMULA dari kebiasaannya mengolah limbah buah dan sayuran yang ia konsumsi, Arifin Putra berhasil membuat sendiri kompos padat dan cair. Namun awalnya tidak terpikir olehnya apa yang harus ia lakukan dengan kompos tersebut. “Akhirnya mikir, bikin kompos buat apa, sih? Tanaman, kan? Akhirnya saya mulai menanam di apartemen dengan konsep hidroponik, karena itu mudah,” tutur Arifin di kawasan Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Senin, 19 Agustus lalu.

Di tengah kesibukannya, Arifin tak merasa repot mengurus tanaman hidroponiknya. Ia hanya perlu mengatur pengairan dan pupuk cair secukupnya. Ia mulai menanam tanaman rempah, seperti basil. Setelah itu, ia menanam pok choi, caisim, dan beberapa jenis sayur yang biasanya ia konsumsi sebagai salad. “Jadinya sekarang enak. Kalau mau salad, enggak harus beli, tinggal petik. Fresh, kan?” ujar aktor yang ikut bermain dalam The Raid itu.

Arifin pun ketagihan dan menanam sayuran lain. Sembari belajar, ia mencari tahu penyebab tanaman gagal tumbuh setelah tomat yang ditanamnya hanya berbuah sebutir.

Aktivitas yang baru Arifin jalani setahun belakangan ini tersebut menjadi langkah kecilnya setelah bertahun-tahun menjadi duta organisasi berbasis lingkungan, yakni WWF Indonesia. “Dari dulu saya merasa aneh, ikut kampanye tapi belum bisa melakukan apa-apa dan rasanya ada saja yang masih kurang,” katanya.

 


 

Susan Bachtiar. TEMPO/Gunawan Wicaksono

 

Disiplin Berbahasa

AKTRIS Susan Bachtiar, 46 tahun, sering gemas jika mendengar orang berbicara dengan mencampurkan beberapa bahasa dalam satu kalimat. Mantan guru bahasa Inggris ini juga sedikit kesal saat anaknya, Tristan Nathaniel van Tongeren, melakukan hal yang sama. “Kuping saya agak pengang kalau mendengar anak ngomongnya nyampur,” katanya, Selasa, 20 Agustus lalu.

Ayah Tristan, Roger van Tongeren, berasal dari Belanda. Tristan, 7 tahun, diajari berbahasa Indonesia, Inggris, dan Belanda. Susan meminta Tristan berkomunikasi menggunakan tiga bahasa tersebut dengan orang berbeda.

Kalau berkomunikasi dengan ayahnya, Tristan mesti menggunakan bahasa Belanda. Jika berbicara dengan neneknya, ia harus berbahasa Indonesia. Sedangkan dengan Susan, ia diminta berbahasa Inggris. Tapi, belakangan, saat berkomunikasi dengan Susan, Tri stan suka mencampur bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia. “Saya bilang, pilih salah satu,” ujar pemain film Bebas ini.

Karena Tristan sedang suka berbahasa Indonesia, Susan kini mengubah cara. Ia membuat jadwal hari berbahasa. Bahasa Inggris digunakan pada Senin-Jumat, bahasa Belanda pada Sabtu, dan bahasa Indonesia pada Ahad. “Biar suami saya juga belajar bahasa Indonesia,” tutur Susan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus