Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MENGEMBAN tugas baru sebagai Rektor Institut Teknologi Bandung membuat Reini Djuhraeni Wirahadikusumah tidak lagi mempunyai cukup waktu untuk mengajar. “Kesibukan sebagai rektor dua kali lipat dosen biasa,” katanya kepada Tempo seusai acara Dies Natalis ITB ke-61 di gedung Sasana Budaya Ganesha, Bandung, Senin, 2 Maret lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Reini, 52 tahun, menjabat rektor perempuan pertama ITB setelah Majelis Wali Amanat melantiknya pada 20 Januari lalu. Sebelumnya, ia anggota staf pengajar dengan jabatan guru besar di program studi teknik sipil kampus teknologi tertua di Indonesia itu. Profesi dosen ia tekuni selepas lulus sebagai sarjana teknik sipil ITB dengan predikat cum laude pada 1992.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Reini sebenarnya masih harus mengajar meski telah menjadi rektor, tapi ia meminta keringanan karena sedang membangun sistem pengelolaan ITB. Apalagi jam kerjanya sejak pagi sampai sore dialokasikan khusus untuk urusan rektor. “Semester ini saya setop dulu mengajar, hanya membimbing,” ucap Reini, yang acap menangani urusan kantor pada akhir pekan.
Di tengah kesibukannya sebagai rektor, ibu dua anak ini juga mesti cerdik membagi waktunya dengan keluarga serta melakoni hobinya mendengarkan musik serta menonton film yang mengajaknya berpikir. “Me time (waktu untuk diri sendiri) itu wajib. Saya harus adil kepada keluarga, diri sendiri, dan teman-teman,” ujarnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo