Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PARA duta besar yang baru dilantik mendapat tugas khusus di masa pandemi Covid-19 ini. Mereka antara lain diminta meningkatkan kerja sama bidang kesehatan dengan negara tempatnya bertugas untuk mengatasi pandemi. Juga meningkatkan kerja sama ekonomi, terutama agar Indonesia bisa bangkit dari keterpurukan ekonomi setelah pandemi berakhir nanti. “Semua duta besar diminta untuk itu,” kata Suryopratomo, yang ditunjuk menjadi Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura, Selasa, 22 September lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Suryopratomo, yang akrab disapa Tomy, dilantik Presiden Joko Widodo pada 14 September lalu bersama 19 duta besar luar biasa dan berkuasa penuh lain. Tomy, 59 tahun, tak asing dengan tugas khusus itu karena sejak Maret lalu menjadi anggota tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. “Saya menjadi sukarelawan untuk komunikasi publik, memberikan masukan kepada Pak Doni Monardo bagaimana harus berkomunikasi dengan kawan-kawan media, apa pesan yang harus disampaikan,” ujar mantan pemimpin redaksi harian Kompas itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Membantu Gugus Tugas membuat ia memahami cara kerja birokrasi. Ia juga jadi tahu bagaimana pemerintah tak bisa gegabah dalam mengambil keputusan dan peliknya koordinasi antarlembaga.
Cara kerja itu sangat berbeda dengan profesinya sebagai wartawan yang terbiasa melakukan sesuatu dengan cepat. Pengalaman tersebut akan menjadi bekalnya saat bertugas di Singapura. “Jadi nanti tidak syok bahwa bekerja di pemerintah tidak bisa cepat,” tutur mantan Direktur Pemberitaan Metro TV itu.
Tomy kini sedang mengurus administrasi kepindahannya ke Singapura. Ia diminta tetap membantu Gugus Tugas meski sudah bertugas di negeri jiran itu. “Sekarang ada teknologi yang bisa membantu, bisa komunikasi lewat video call,” ucapnya.
Laurentius Amrih Jinangkung, Duta Besar RI untuk Tahta Suci Vatikan saat ditemui di kawasan Gading Serpong, Tangerang, Banten, Jumat 25 September 2020. TEMPO/STR/Nurdiansah
Selain Tomy, duta besar baru yang akan segera bertugas adalah Laurentius Amrih Jinangkung, 53 tahun. Ia dilantik menjadi Duta Besar untuk Takhta Suci Vatikan. Amrih meniti karier di Kementerian Luar Negeri sejak 1993. Ia antara lain pernah bertugas di Amerika Serikat, Belanda, dan Austria. “Menjadi duta besar itu puncak karier seorang diplomat. Ini pencapaian yang harus saya syukuri,” ujarnya.
Meski ukurannya mungil, kata Amrih, Vatikan memiliki pengaruh yang sangat besar, terutama untuk umat Katolik. Sebagai duta besar, ia bertugas meningkatkan kerja sama untuk memanfaatkan pengaruh Vatikan bagi kepentingan Indonesia. "Ada beberapa kepentingan Indonesia dan Vatikan yang bersinggungan.”
Pemimpin tertinggi Gereja Katolik sekaligus kepala negara Vatikan, Paus Fransiskus, semula dijadwalkan mengunjungi Indonesia pada bulan ini. Namun rencana kedatangannya batal lantaran pandemi. Amrih berharap, setelah pagebluk berakhir, Paus bisa datang ke Tanah Air. "Kunjungan itu salah satu simbol kedekatan hubungan kedua negara, nilainya sangat tinggi," tuturnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo