Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KETEGANGAN terjadi di lantai 3 Menara Kadin, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Ahad, 15 September 2024. Segerombolan orang berbadan gempal dan memakai kemeja merah-hitam mengepung seluruh lantai. Hari itu, di salah satu ruangan, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Arsjad Rasjid punya janji wawancara khusus dengan Tempo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika menunggu Arsjad tiba, wartawan Tempo, Sunudyantoro, didatangi seorang pria berbadan tegap. Ia menyebutkan tak ada jadwal wawancara dan konferensi pers dengan Arsjad di lantai itu. Sementara itu, puluhan jurnalis yang hendak menjumpai Arsjad dilarang masuk ke aula jumpa pers. “Tidak ada acara konferensi pers,” kata seorang pria.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di tengah situasi itu, pria berjaket hitam masuk ke lantai 3. Ia adalah Taufan Eko Nugroho Rotorasiko. Taufan tak lain menantu politikus senior Partai Golkar, Aburizal Bakrie, sekaligus adik ipar pengusaha Anindya Bakrie. Ia memerintahkan orang berseragam putih dengan logo Kadin memperketat akses masuk ke lantai 3. “Jangan sampai ada persepsi Kadin terpecah,” ujar Taufan. Tim Arsjad akhirnya memindahkan lokasi jumpa pers ke Hotel JS Luwansa, yang berjarak sekitar 1 kilometer dari Menara Kadin.
Sehari sebelumnya atau Sabtu, 14 September 2024, Arsjad didongkel dari kursi Ketua Umum Kadin melalui musyawarah nasional luar biasa (munaslub) di Hotel St. Regis, Jakarta Selatan. Arsjad dinilai tak mampu menjaga independensi organisasi. Ia memang pernah memimpin Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo-Mahfud Md. dalam pemilihan presiden 2024. Sidang memilih Anindya sebagai Ketua Umum Kadin yang baru.
Arsjad, 54 tahun, menyebutkan keterlibatannya dalam Pemilihan Umum 2024 telah mendapat persetujuan dari semua pengurus daerah dan Dewan Pertimbangan Kadin. Menurut dia, organisasi juga menunjuk pelaksana tugas harian Ketua Umum Kadin selama masa kampanye. “Dewan Pertimbangan, pengurus harian, dan ketua pengurus daerah sudah menerima surat itu,” ucap Arsjad kepada Tempo.
Karena pengusiran itu, wawancara dengan Tempo juga berpindah ke Hotel JS Luwansa seusai konferensi pers. Arsjad menjelaskan hubungannya dengan Anindya setelah mereka bersaing dalam musyawarah nasional (munas) Kadin pada 2021. Ia menambahkan beberapa jawaban secara tertulis melalui tim komunikasinya mengenai peran Kadin dan dukungan Presiden Joko Widodo ketika terpilih menjadi ketua umum tiga tahun lalu.
Mengapa Anda didongkel?
(Arsjad tersenyum) Bangga juga posisi Ketua Umum Kadin diperebutkan. Berarti ada sesuatu di sana. Saya mungkin termasuk aneh karena tiba-tiba bisa menjadi ketua umum. Bagi saya, Kadin milik semua usahawan.
Dulu Anda terpilih sebagai ketua umum juga karena campur tangan pemerintah....
Saya tak melihat proses aklamasi menjadi Ketua Umum Kadin periode 2021-2026 di Kendari, Sulawesi Tenggara, sebagai bentuk endorsement pemerintah. Saya, Pak Anindya Bakrie, dan Pak Rosan Roeslani waktu itu bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk meminta restu. Tak ada satu pun kata soal tekanan atau dukungan yang mengarah ke situ. Munas di Kendari berlangsung terbuka bagi siapa saja yang ingin berpartisipasi.
Apakah Anda mencoba merangkul kubu yang berseberangan setelah munas Kendari?
Saya mengajak semua pihak masuk. Saya juga mengajak Pak Anindya dan timnya bergabung. Saya tak melihat latar belakangnya. Waktu itu ada dua kepengurusan Kadin dan saya mencoba menyatukan. Sejak awal saya menyebut periode saya sebagai kepengurusan kolaboratif.
Hubungan Anda dengan kubu Anindya mencair setelah munas Kendari?
Tidak ada ketegangan. Semua sudah mencair. Itu sebabnya saya selalu menekankan untuk menjaga persatuan selama kepengurusan ini. Tujuan kami adalah bersatu menyelesaikan masalah perekonomian bangsa. Saya yakin Kadin punya peran strategis untuk mengatasi permasalahan itu.
Jika demikian, mengapa ada yang mendepak Anda?
Ada orang yang suka kepada saya, ada juga orang yang enggak suka. Pengurus Kadin di daerah mendukung saya. Dulu Partai Golkar mendukung semua. Tapi akhirnya saya mengerti bahwa di Kadin banyak anggota yang berbeda partai, jadi biasa saja.
Dalam kacamata Anda, mengapa pendongkelan terjadi sekarang?
Saya juga berpikir begitu. Kok, mereka cepat sekali membuat musyawarah nasional luar biasa? Sepertinya ada target tertentu. Saya pikir satu-satunya alasan adalah pergantian presiden pada 20 Oktober 2024. Saat ini merupakan masa transisi pemerintahan. Ada presiden yang menjabat dan presiden terpilih. Ini kesempatan orang melakukan sesuatu. Saya membaca bahwa orang melihat ke sana lalu, ke sini. Nah, ini waktunya gue masuk sehingga situasinya sudah settled ketika pergantian pemerintahan.
Apakah Anindya tak sabar menunggu masa jabatan Anda selesai pada 2026?
Saya juga mengontak dia. Saya bilang silakan Anda sebagai Ketua Dewan Pertimbangan mengambil bagian ketika bertemu dengan Presiden. Saya meminta dia mempertimbangkan dan awalnya setuju. Namun akhirnya dia meminta bertukar posisi. Dia menjadi Ketua Umum dan saya sebagai Ketua Dewan Pertimbangan.
(Anindya Bakrie tak merespons permintaan konfirmasi hingga Jumat, 20 September 2024. Namun anggota tim formatur terpilih musyawarah nasional luar biasa Jakarta, Mulyadi Jayabaya, menyebutkan pernah menyarankan Arsjad Rasjid berbicara dengan Anindya untuk menyelesaikan persoalan organisasi. “Kami berharap Kadin tak bergejolak,” ujarnya pada Kamis, 19 September 2024.)
Apa respons Anda?
Saya jawab, “Bagaimana caranya?” Dia bilang seperti itu sekitar Agustus 2024. Dia mungkin sudah mulai mengajak berbicara kader-kader di daerah. Saya bilang saya tidak gila jabatan dan tunggu sampai masa jabatan saya berakhir.
(Mulyadi Jayabaya membantah tudingan bahwa Anindya Bakrie ikut merencanakan musyawarah nasional luar biasa Jakarta. “Dia tidak membuat rekayasa untuk munaslub,” tuturnya.)
Apakah Anda sebelumnya mendapati gelagat munaslub akan digelar?
Sebelum Idul Fitri 2024, ada keinginan membuat munaslub. Namun saya berupaya menjaga organisasi ini tidak semata-mata mempertahankan kedudukan. Saya menjaga kredibilitas kami di mata dunia internasional. Kami sudah membangun organisasi, tapi sekarang dinodai. Mereka setidaknya tiga kali mencoba membuat munaslub, tapi tak berhasil. Kali ini tiba-tiba “boom”.
Seberapa konkret manuver mengadakan munaslub beberapa bulan lalu itu?
Ada laporan bahwa pada Juli 2024 pernah ada pertemuan. Ada daftar presensi dan pernyataan yang meminta saya turun. Ada kawan yang mengetahui manuver itu dan marah-marah. Dia langsung mencorat-coret daftar presensi itu. Saya bilang tolong jaga Kadin.
Anda melihat ada kaitan munaslub Jakarta dengan posisi politik Anda pada Pemilu 2024?
Saya berkonsultasi dengan para pengurus daerah dan Dewan Pertimbangan Kadin sebelum mengajukan permohonan cuti sebagai Ketua Umum untuk bergabung dengan salah satu tim kandidat presiden dan wakil presiden. Saya mendapat persetujuan dan waktu itu disepakati bahwa Wakil Ketua Umum Kadin Yukki Nugrahawan menjabat pelaksana tugas harian Ketua Umum. Surat sudah ditembuskan ke semua pengurus. Bagi saya, pemilu sudah berlalu.
Arsjad Rasjid
Tempat dan tanggal lahir: Jakarta, 16 Maret 1970
Pendidikan:
• Sarjana teknik komputer University of Southern California, Amerika Serikat
• Sarjana administrasi bisnis Pepperdine University, Amerika Serikat
Jabatan:
• Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (2021-2026)
• Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Panahan Indonesia (2023-2027)
• Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk (2005-sekarang)
Pemerintahan mendatang yang dipimpin Prabowo Subianto adalah bekas kompetitor calon yang Anda dukung....
Kalau sudah muncul opini publik, kami susah mengontrolnya. Saya hanya menjalankan apa yang ada. Saya rasa banyak opini yang dibuat-buat dan diceritakan. Saya perlu menegaskan bahwa situasi hari ini merupakan isu internal organisasi. Saat ini yang paling penting adalah memastikan pertumbuhan ekonomi 8 persen sesuai dengan visi presiden terpilih Pak Prabowo. Kadin juga sedang berkomunikasi intensif dengan tim transisi ekonomi Pak Prabowo untuk merumuskan white paper kebijakan ekonomi lima tahun mendatang.
Seberapa strategis peran Kadin sehingga menjadi rebutan?
Kadin merupakan mitra strategis pemerintah di bidang perekonomian. Sebagai satu-satunya organisasi yang mewadahi dunia usaha, Kadin punya tugas melakukan advokasi dan komunikasi serta menginformasikan kebijakan pemerintah.
Anda sepakat jika Kadin disebut sebagai kendaraan pengusaha agar bisa dekat dengan penguasa?
Kadin mengambil peran utama sebagai jembatan antara pemerintah dan pelaku usaha, baik usaha mikro maupun besar.
Apa efek konflik internal Kadin?
Saya memikirkan reputasi organisasi ini. Dulu banyak orang bilang Kadin seperti partai. Kami mencoba membangun organisasi secara profesional sehingga mengajak semua kelompok. Dulu juga belum banyak dana dari luar negeri yang masuk, tapi sekarang ada dari Amerika Serikat, Australia, dan Inggris. Mereka membantu karena melihat program kami benar.
Dinamika ini sudah dilaporkan kepada Presiden Jokowi?
Pendukung saya meminta saya melapor. Saya sudah menandatangani surat resmi. Saya meminta bantuan pemerintah untuk turun tangan karena ini berkaitan dengan keputusan Presiden.
Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid saat konferensi pers terkait Musyawarah Nasional Luar Biasa Kadin Indonesia di Jakarta, 15 September 2024. Tempo/Ilham Balindra
Anda masih punya pendukung? Seberapa banyak?
Dalam munaslub Jakarta sebenarnya ada kepanikan. Tingkat kehadiran pengurus daerah rendah. Saya mendengar peserta yang hadir hanya 12-13 perwakilan. Yang mendukung saya ada 21 perwakilan. Dukungan itu solid dan clear karena suratnya ada.
Presiden Jokowi masih mendukung Anda?
Tidak tahu, ha-ha-ha.... Soal dukungan, itu urusan Pak Jokowi. Saya melihat, ketika beberapa kali bertemu dengan Pak Jokowi, salah satunya dalam acara Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, beliau ketawa-ketawa dan kami bersalaman. Saya berasumsi tidak ada apa-apa. Saya juga tak mau membawa masalah ini ke ranah politik. Karena itu, menurut saya, tak fair membebankan persoalan Kadin ini kepada Pak Jokowi dan Pak Prabowo.
Apakah Anda sudah berbicara dengan Prabowo?
Belum. Dalam konteks ini, tidak ada urusannya dengan presiden terpilih. Presiden saat ini adalah Pak Jokowi. Jadi saya melapor kepada presiden saat ini. Selain itu, ketika munaslub Jakarta diadakan, Pak Prabowo sedang tak ada di Indonesia. Pak Hashim Djojohadikusumo—adik Prabowo—juga tak ada di sini. Intinya, semua kaget dengan adanya munaslub ini.
Bagaimana komunikasi dengan keluarga Bakrie?
Saat Lebaran lalu, saya mencari Pak Anindya. Namun beliau sedang berada di London, Inggris. Karena itu, saya datang ke Pak Ical (Aburizal Bakrie, ayah Anindya). Saya datang ke rumah beliau dan bersilaturahmi.
Anda akan menggugat hasil munaslub?
Saya meminta organisasi mengumpulkan data dan bukti. Banyak video yang dibuat di ruangan munaslub. Pertanyaan simpel mengenai proses, misalnya, bagaimana mereka hendak memverifikasi jika datanya ada di kami? Apakah kartu tanda anggotanya benar atau tidak? Saya melihat tak ada satu pun orang sekretariat yang membantu mereka.
Hal apa yang Anda lihat sebagai celah untuk mempersoalkan munaslub Jakarta?
Jika hendak menggelar munaslub, semestinya ada proses. Ada surat dan laporan pertanggungjawaban dari kami. Semestinya mereka bersurat, lalu saya menjawab dan menggelar rapat pleno. Tidak ada sama sekali proses itu, langsung “boom-boom-boom”. Semua dihantam. Memenuhi kuorum saja belum.
Sampai kapan Anda melawan?
Saya tak gila jabatan. Yang saya pegang adalah konstitusi Kadin.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo