Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

wawancara

Tiga Perempuan di Panggung Politik Jawa Timur

Tiga calon Gubernur Jawa Timur, Luluk, Khofifah, dan Risma, menjelaskan persaingan dalam pemilihan kepala daerah 2024.

27 Oktober 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERTAMA kali dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur, semua kandidat gubernur merupakan politikus perempuan. Luluk Nur Hamidah, kader Partai Kebangkitan Bangsa, berpasangan dengan koleganya di partai, Lukmanul Khakim. Calon kedua ialah Khofifah Indar Parawansa, inkumben yang disokong koalisi pendukung Prabowo Subianto dan memilih Emil Dardak—politikus Partai Demokrat yang mendampinginya pada periode pertama. Yang terakhir ialah Tri Rismaharini, mantan Menteri Sosial, yang menggandeng Zahrul Azhar Asumta, pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum, Jombang, Jawa Timur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Luluk bercerita, namanya nyaris tak pernah beredar dalam bursa kandidat kepala daerah. Arena politik Luluk dalam lima tahun terakhir juga bukan di Jawa Timur. Ia anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 2019-2024 dari daerah pemilihan Jawa Tengah IV. Meski begitu, ia yakin mampu bersaing dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur kali ini. “Jawa Timur butuh penyegaran,” kata Luluk, 53 tahun, dalam wawancara khusus di kantor Tempo, Palmerah, Jakarta Selatan, Kamis, 26 September 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pesaing Luluk adalah Khofifah, inkumben yang punya elektabilitas tertinggi dalam berbagai survei. Hasil sigi Indikator Politik Indonesia yang dirilis pada 30 September 2024 menunjukkan tingkat keterpilihan pasangan Khofifah-Emil sebesar 61,2 persen. Khofifah, 59 tahun, juga disebut mendapat dukungan dari Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Ia pernah menjabat juru kampanye dan tergabung dalam Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran Rakabuming Raka pada pemilihan presiden 2024. “Orang membangun trust itu ada proses, tidak simsalabim,” tutur Khofifah dalam tanya-jawab selama 1 jam 30 menit di Kantor Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis, 10 Oktober 2024.

Dalam berbagai survei, elektabilitas Khofifah dibuntuti Risma, meski terpaut lumayan jauh. Risma, kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang berpengalaman memimpin Surabaya, Jawa Timur, selama satu dasawarsa, memiliki tingkat keterpilihan sebesar 26 persen menurut hasil sigi Indikator. Risma menyebutkan partai berlambang banteng itu sebenarnya memerintahkan ia mencari calon wakil gubernur. Namun Risma bergeming karena semula tak ingin maju dalam pemilihan kepala daerah 2024. “Kalau diminta memilih, lebih baik menjadi wali kota daripada gubernur,” ucap Risma, 62 tahun, kepada koresponden Tempo, Hanaa Septiana, di Jemursari, Surabaya.

Dinamika pemilihan Gubernur Jawa Timur kali ini juga mirip pemilihan presiden 2024. Dari nomor urut calon sampai koalisi partai pendukung. Suasana sengit itu masih terasa dalam pengundian nomor urut di Hotel Mercure Surabaya pada Senin, 23 September 2024. Para pendukung Luluk dan Risma meneriakkan “Fufufafa” ke kubu Khofifah. Fufufafa adalah akun di Kaskus yang kasusnya pernah menyeret nama Gibran Rakabuming Raka. “Tim saya tak akan merespons itu,” kata Khofifah.

Luluk Nur Hamidah

Saya Tak Punya Dosa di Jawa Timur

Calon Gubernur Jawa Timur Luluk Nur Hamidah saat wawancara dengan Tempo di Jakarta, 26 September 2024/Tempo/Tony Hartawan

Anda sebelumnya tak diperhitungkan dalam bursa calon gubernur. Mengapa Partai Kebangkitan Bangsa mengajukan Anda nyaris di ujung tenggat pendaftaran?

Tak ada satu pun orang yang membicarakan saya sebagai calon Gubernur Jawa Timur. Saya baru mendapat panggilan telepon dari Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar pada Rabu dinihari, 28 Agustus 2024. Calon dari PKB yang menguat selama ini adalah mantan Ketua Nahdlatul Ulama Jawa Timur, Marzuqi Mustamar. Namun beliau menolak karena ingin tetap berada di jalur keumatan.

Apa alasan Muhaimin?

PKB sebagai pemenang Pemilihan Umum 2024 di Jawa Timur sudah sepatutnya mengusulkan calon gubernur. Saya dipilih karena membawa isu perubahan dan dinilai sebagai sosok yang enggak punya beban. Saya tidak dikejar perkara dan tak punya dosa di Jawa Timur.

Siapa yang mencetuskan nama Anda?

Gus Mahasin (Nasirul Mahasin, anggota Dewan Syuro PKB) yang menyebutkan. Beliau bilang matur nuwun karena sudah menyelamatkan partai.

Anda tak sepopuler dua kandidat gubernur lain....

Ada yang bilang enggak kenal dan belum berbuat sesuatu di Jawa Timur. Ya, enggak apa-apa. Jawa Timur butuh penyegaran. Mosok, Jawa Timur ngono-ngono ae (masak, Jawa Timur begitu-begitu saja)?

Penyegaran seperti apa yang Anda tawarkan?

Jawa Timur tak terlalu membanggakan, tidak wow, medioker, biasa-biasa saja. Ada klaim bahwa terjadi penurunan signifikan, tapi jumlah penduduk miskin di provinsi itu merupakan yang terbesar di Indonesia. Angka partisipasi sekolah tidak tinggi, tak sampai 75 persen. Potret Jawa Timur itu mengecewakan.

(Data Badan Pusat Statistik mencatat angka partisipasi sekolah di Jawa Timur sebesar 97-99 persen untuk kelompok usia 7-12 tahun dan 13-15 tahun. Sedangkan untuk kelompok 16-18 tahun sebesar 74 persen.)

Apa keunggulan Anda dibanding calon lain?

Saya terdepan dalam konteks memperjuangkan isu perempuan. Saya berada di balik lahirnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual.

Apakah latar belakang itu cukup untuk memenangi pemilihan?

Saya pernah aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia dan Muslimat Nahdlatul Ulama. Gus Muhaimin bilang saya adalah calon yang paling tepat melawan Khofifah Indar Parawansa karena punya background yang sama.

Apalagi Jawa Timur bukan basis politik Anda dalam lima tahun terakhir. Anda masih percaya diri?

Saya menjadi calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Jawa Timur sebanyak dua kali dari dua daerah pemilihan berbeda. Saya masih memiliki jaringan dan berkomunikasi dengan orang-orang yang dulu mendukung saya. Saya biasa berjuang.

Elektabilitas inkumben sangat tinggi dan berbagai analisis lembaga survei menilai peluang Anda untuk menang amat kecil. Anda sepakat?

Karena ada underestimate tersebut, justru saya makin tak punya beban. Saya berkonsolidasi dengan pengurus partai di tingkat kota dan kabupaten dengan cepat. Bu Khofifah memang kuat, tapi mari buka data. Siapa yang mengurus teman-teman Muslimat NU di tingkat tapak? Siapa yang mengurus aspirasi, penyaluran bantuan sosial, dan lainnya? Pasti ke anggota dewan perwakilan rakyat daerah kami, pengurus PKB yang terdekat. Kalau berpikir 100 persen ke Bu Khofifah, itu no.

Anda tak menghitung faktor konflik antara PKB dan NU? Situasi itu ada kemungkinan berdampak pada dukungan dari nahdliyin....

NU di Jawa Timur tak terlalu menjadi patron. Para kiai di Jawa Timur lebih otonom dan terbiasa mandiri. Mereka relatif tak takut jika ada friksi dengan NU. Gerakan-gerakan saat terjadi konflik antara PKB dan NU juga muncul di sini, tapi bukan hal yang mengganggu.

Jaringan kiai mana saja yang menyokong Anda?

Kami menjahit dari pinggiran. Saya diundang seorang kiai di Pasuruan tempo hari ke acara peringatan Maulid Nabi Muhammad. Jumlah pesertanya mencapai 5.000 orang. Namun intinya kami berkoalisi dengan rakyat, petani, dan kiai. Relawan kami juga tak semuanya datang dari PKB.

Bagaimana Anda menilai kontestasi di Jawa Timur dengan semua calon gubernurnya adalah perempuan?

Alamnya Jawa Timur begitu. Dulu ada Ratu Tribuana Tunggadewi dan Ratu Kencono Wungu yang memimpin Kerajaan Majapahit. Alam Jawa Timur memang memungkinkan bagi kepemimpinan perempuan untuk sukses dan dicintai rakyat. Kami ingin perempuan hadir di Jawa Timur bukan sekadar sebagai nilai jual. Yang mesti dipahami adalah pemimpin perempuan di Jawa Timur benar-benar total. Pikiran dan hidup-matinya untuk rakyat.

Seberapa sulit membongkar paradigma kepemimpinan perempuan di tengah pengaruh ajaran agama yang sangat kuat?

Tidak ada persoalan dengan itu karena ada bupati dan wali kota di Jawa Timur perempuan. Menurut saya, mau tak mau salah satu dari tiga calon gubernur ini akan memimpin Jawa Timur dan menawarkan sesuatu yang dianggap baik untuk wilayah ini, tak terkecuali bagi komunitas pesantren. Para kiai sudah sangat terbuka dan saya melihat pesantren bukan lagi tempat eksklusif.

Ada skenario kalah dalam perencanaan Anda?

Saya tak mau berbicara tentang kekalahan. Saya pernah didatangi tujuh kiai dan ditanyai soal keseriusan saya. Sebab, mereka mendengar saya maju sebagai pelengkap. Saya mengatakan ada atau tidak calon yang diantar ketua umum dan sekretaris jenderalnya ketika mendaftar? Gus Muhaimin tak sedang berjudi di Jawa Timur. Saya tak ada beban.



Luluk Nur Hamidah

Tempat dan tanggal lahir:

  • Jombang, Jawa Timur, 25 Juni 1971

Pendidikan:

  • Sarjana pendidikan agama Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang, Jawa Timur
  • Magister sosiologi Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat
  • Magister administrasi publik Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore

Jabatan publik:

  • Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (2019-2024)

Laporan harta kekayaan:

  • Rp 6,17 miliar (2023)



Khofifah Indar Parawansa:

Misi Saya Adalah Menuntaskan Program

Calon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat wawancara dengan Tempo di Kantor Muslimat NU di Jakarta, 10 Oktober 2024/Tempo/Tony Hartawan

Hasil survei menunjukkan elektabilitas Anda tertinggi. Apakah Anda percaya diri akan menang lagi?

Kami bekerja tidak hanya saat berkampanye. Sekarang saatnya memanggil memori yang mungkin terlewat. Sampai Agustus 2024, orang banyak masih bertanya-tanya apakah saya maju sebagai calon gubernur atau tidak. Sekarang saya membuktikan benar-benar maju di sini.

Kepastian itu mendongkrak tingkat keterpilihan Anda?

Survei pada awal dan setelah pendaftaran calon itu berbeda. Saya bekerja dari pagi sampai pagi sehingga tak ada sesuatu yang membuat kami terlena. Saya meminta tim waspada serta bekerja keras lahir dan batin.

Dukungan dari koalisi besar yang memenangkan Prabowo Subianto tak mampu menggaransi kemenangan?

Tidak semua partai karena ada Partai Keadilan Sejahtera di sini. Ini menjadi referensi rekonsiliasi nasional. Kami bersyukur mendapat dukungan itu. Alasannya, Jawa Timur merupakan centre of gravity politik.

Apa maksud pusat gravitasi itu?

Saya bilang jangan sampai Jawa Timur “batuk”. Sebab, kalau “batuk”, efek “droplet”-nya akan sampai ke Ibu Kota. Pesan saya adalah agar warga guyub. Berbeda bukan berarti tidak rukun.

Kami mendengar cerita bahwa Anda sudah bertemu dengan Joko Widodo ketika ia masih menjabat presiden. Jokowi mendukung Anda?

Sama saja. Pak Prabowo mengatakan hal yang sama. Orang membangun trust itu ada proses, tidak simsalabim.

Anda juga pernah dijajaki Prabowo menjadi calon wakil presiden. Rekam jejak ini menguntungkan Anda?

Kami bersahabat. Selagi tak ada konflik kepentingan, kami tetap akan membangun persahabatan dan persaudaraan.

Apakah teriakan “Fufufafa” dalam pengundian nomor urut merisaukan Anda?

Saya bilang kepada tim bahwa harus waspada dan jangan underestimate terhadap lawan. Jangan ada yang terpancing ketika ada provokasi kepada tim. Tim saya tak akan merespons itu.

Anda merasa ketegangan pemilihan presiden masih tersisa dengan adanya provokasi itu?

Mereka sedang memuaskan diri sendiri. Saya paham karena pernah muda juga. Yang penting kami melakukan politik santun dan jangan menari dengan tabuhan gendang orang lain.

Bagaimana Anda menjawab berbagai kritik atas kinerja selama periode pertama? Soal kemiskinan, misalnya....

Angka kemiskinan di Jawa Timur menurun signifikan.

Namun data menunjukkan jumlah penduduk miskin di Jawa Timur paling banyak….

Anda mau bekerja dengan cara apa? Kemiskinan itu tak seperti orang diberi makan lalu kenyang. Berbicara tentang kemiskinan semestinya tidak memakai kacamata kuda. Saya berangkat memimpin Jawa Timur dengan angka kemiskinan berapa dan situasinya sekarang seperti apa.

Bagaimana Anda membereskan persoalan itu jika terpilih kembali?

Saya bekerja dengan indeks kinerja utama. Kami melihat dengan variabel yang detail, bagaimana intervensi program terhadap kemiskinan. Penurunan angka kemiskinan ekstrem di Jawa Timur paling signifikan.

Isu lain yang menerpa Anda adalah perkara korupsi di Kementerian Sosial serta dana hibah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Jawa Timur. Bagaimana duduk perkaranya versi Anda?

Bisa Anda tunjukkan kasus korupsi saya? Saya enggak mau merespons itu.

Sekretaris Daerah Jawa Timur yang pernah menjadi pejabat di Kementerian Sosial pernah dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi….

Itu dimintai keterangan saja. Wakil presiden saja pernah dipanggil KPK.

Apakah persaingan kali ini lebih sengit karena semua calon gubernurnya perempuan?

Enggak juga. Saya tidak overconfident, tapi kami semua bersahabat. Kampanye sekarang hanya masa menyiram karena musim tandurnya sudah lama. Basis pendukung saya tak dibangun dalam lima tahun terakhir, melainkan sudah lama sekali.

Lawan Anda lumayan percaya diri karena partainya unggul dalam pemilihan legislatif. Apa tanggapan Anda?

Pemilihan gubernur kan ajang memilih figur, bukan partai. Coba lihat Mas Muhaimin memperoleh berapa suara dan Pak Prabowo berapa suara saat pemilihan presiden 2024. Orang melihat figur. PDI Perjuangan menang di DPR, sementara PKB unggul di DPRD Jawa Timur. Situasinya berbeda.

Bagaimana pengaruh konflik antara PKB dan NU terhadap pemenangan Anda?

Jangan menarik persoalan nasional ke daerah. Apa yang terjadi pada elite nasional itu tidak serta-merta terepresentasi di daerah.

Anda punya proyeksi maju dalam pemilihan presiden dan wakil presiden?

Fokus, fokus, fokus. Kawan-kawan juga begitu, fokus. Jangan tolah-toleh, nanti terbawa ke kanan ke kiri. Nanti hatinya terusik.

Jika Anda terpilih kembali, bukankah periode kedua di Jawa Timur bisa menjadi lompatan politik ke panggung nasional?

Ha-ha-ha..., mengalir saja. Apa yang kami lakukan memang tidak tampak hari ini. Tapi, kalau berbicara soal sumber daya manusia, apa yang kami tanam hari ini insyaallah akan cukup berkualitas. Saya lebih sreg jika pada periode kedua ini misinya menuntaskan.


Khofifah Indar Parawansa

Tempat dan tanggal lahir:

  • Surabaya, Jawa Timur, 19 Mei 1965

Pendidikan:

  • Sarjana ilmu sosial dan ilmu politik Universitas Airlangga, Surabaya
  • Magister ilmu sosial dan ilmu politik Universitas Indonesia

Jabatan publik:

  • Gubernur Jawa Timur (2019-2024)
  • Menteri Sosial (2014-2018)

Laporan harta kekayaan:

  • Rp 26,4 miliar (2023)



Tri Rismaharini:

Saya Enggak Punya Uang

Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut tiga Tri Rismaharini di Pondok Pesantren Al-Fatah Temboro, Magetan, Jawa Timur, 10 Oktober 2024/Antara/Siswowidodo

Anda beberapa kali didorong menjadi calon Gubernur Jawa Timur oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Sebanyak itu pula Anda menolak. Mengapa kali ini menerima?

Bagaimana hendak melawan? Lha, wong saya enggak bisa bertemu dengan Ketua Umum PDIP Ibu Megawati Soekarnoputri. Saya tiba-tiba disodori wakilnya Gus Hans (Zahrul Azhar Asumta). Tak pikir Gus Hans iki sopo, yo? Ha-ha-ha....

Anda baru mengenal wakil Anda?

Saya pernah bertemu saat beribadah haji di Mekah pada 2022. Saya enggak tahu bahwa dia namanya Gus Hans. Saya baru tahu ketika Gus Hans bercerita sendiri akhir-akhir ini.

Bagaimana Anda membangun chemistry dengan pasangan, sementara Anda baru mengenalnya?

Saya sama siapa saja bisa. Pokoknya enggak aneh-aneh orangnya. Saya langsung menelepon Gus Hans ketika ditunjuk. Kami langsung nyambung.

Anda tak punya rencana menjadi calon gubernur?

Enggak ada sama sekali. Pertama, saya enggak punya uang. Kedua, saya harus mengakui bahwa membawa nasib 42 juta warga Jawa Timur memang berat.

Nama Anda sudah lama beredar dalam berbagai survei sebagai calon yang potensial….

Aku enggak tahu. Soalnya, aku enggak punya akun media sosial, enggak pernah baca koran, dan enggak pernah lihat televisi. Mana aku tahu ada survei-survei itu.

Bagaimana cerita di lingkup internal PDIP saat memilih Anda?

Saya pernah disuruh mencari pasangan, tapi saya enggak mau. Lha, wong saya tidak kepingin. Ya, saya diamkan. Saya kemudian mendengar Ibu Megawati sudah memutuskan bahwa saya maju dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur.

Anda tak diberi pilihan? 

Enggak. Namun, kalau diminta memilih, lebih baik menjadi wali kota daripada gubernur dan lebih baik menjadi gubernur ketimbang menteri. Karena saya tak bisa maju lagi menjadi calon wali kota, mending menjadi calon gubernur.

Mengapa Anda perlu memenangi pemilihan calon gubernur ini?

Jika menjadi gubernur, saya bisa menyelesaikan masalah yang spesifik dan langsung ke akarnya. Sedangkan jabatan menteri itu luas sehingga mungkin akar masalahnya agak sulit diselesaikan secara detail.

Apa gagasan yang Anda tawarkan?

Kebetulan saya tahu data karena pernah menjabat Menteri Sosial yang mengurusi situasi yang jelek-jelek. Prinsipnya, kondisi jelek itu teratasi dulu, setelah itu membuat mimpi-mimpi baru. Saya punya contoh. Jembatan Suroloyo serta Alun-alun Surabaya dibangun setelah berbagai masalah perkotaan dan infrastruktur selesai. Saya menaikkan value Surabaya dulu. Jawa Timur akan sama seperti itu.

Apa yang hendak Anda kerjakan ketika sudah punya daftar masalah di tangan?

Saya biasa berpikir dinihari untuk menyelesaikan masalah yang saya dapat. Paginya, saya mendiskusikannya dengan staf dan mencari solusi. Kalau solusinya oke, jalan saja.

Kelompok mana yang Anda prioritaskan untuk didekati?

Semua. Saya pribadi enggak membatasi kelompok apa saja. Saya juga lebih senang pendekatannya berupa diskusi dalam sebuah ruangan, bukan berkumpul dengan ratusan hingga ribuan orang. Sebab, kalau berdiskusi, saya jadi tahu masalahnya satu per satu dan memberi solusi.

Pendekatan kepada kiai dan kelompok agama penting bagi Anda?

Iya. Saya dan Gus Hans tak membagi secara saklek soal itu. Yang penting siapa bisa mengisi. Kami sama-sama bergerak dan mengebut agar semua kelompok ter-cover.

Ada yang bilang Anda terlalu berfokus pada isu perkotaan ketimbang perdesaan. Bagaimana tanggapan Anda?

Saya ketika menjadi Menteri Sosial tak hanya mengurus perdesaan. Saya masuk ke hutan yang aksesnya sulit. Belum lagi kunjungan ke daerah terluar, tertinggal, dan terdepan. Kami membuat program pemberdayaan yang bisa dilihat siapa saja.

Bagaimana Anda menyikapi berbagai kritik soal kinerja selama menjadi wali kota dan menteri?

Saya rasa sudah selesai dan clear semuanya. Saya pasti menjawab kritik yang pernah saya dapatkan. Buktinya, saya juga dipercaya sebagai Menteri Sosial sampai akhir masa jabatan.


Tri Rismaharini

Tempat dan tanggal lahir:

  • Kediri, Jawa Timur, 20 November 1961

Pendidikan:

  • Sarjana arsitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
  • Magister manajemen pembangunan kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Jabatan publik:

  • Menteri Sosial (2020-2024)
  • Wali Kota Surabaya (2010-2020)

Laporan harta kekayaan:

  • Rp 17,45 miliar (2023)
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus