Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

arsip

Faktor Elektabilitas dari Senayan

Bursa calon Panglima TNI menghangat di DPR. Mempertimbangkan kontestasi Pemilihan Umum 2024.

18 September 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Politikus Senayan berspekulasi soal calon Panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto.

  • Jenderal Andika Perkasa dinilai bisa menjadi calon presiden.

  • Mempertimbangkan rotasi matra, Laksamana Yudo Margono paling berpeluang.

SEBUAH pertanyaan di luar topik menyelonong di ujung rapat Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat dan Kementerian Pertahanan di gedung DPR, Senayan, Jakarta, pada Rabu, 1 September lalu. Hari itu mereka diagendakan membahas program prioritas dan anggaran pertahanan 2022. Seorang anggota Dewan tiba-tiba menanyakan kabar suksesi Panglima Tentara Nasional Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Forum itu juga dihadiri Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, yang akan pensiun per 1 Desember 2021. Muhammad Farhan, anggota Komisi I dari Fraksi NasDem, bercerita, koleganya ingin mengetahui program jangka panjang para calon pemimpin TNI. “Kami ingin memastikan siapa pun yang menjadi Panglima punya program yang bersinergi dengan Kementerian,” kata Farhan ketika dihubungi pada Jumat, 17 September lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Farhan, para pemimpin TNI yang hadir tak menjawab secara gamblang. Dua kepala staf TNI, Jenderal Andika Perkasa dan Laksamana Yudo Margono, yang disebut paling berpeluang menggantikan Hadi, memberikan jawaban senada. Mereka menyatakan pergantian pucuk pemimpin TNI merupakan kewenangan Presiden Joko Widodo.

Bursa Panglima TNI riuh setelah anggota Komisi Pertahanan dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Effendi Simbolon, menceletuk soal skenario pergantian pemimpin TNI. Ia menyebutkan Andika akan menggantikan Hadi. Suksesor Andika adalah Letnan Jenderal Dudung Abdurachman, kini Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat. Effendi mengklaim rotasi tersebut akan terjadi dalam waktu dekat.

Baca Opini Tempo: Dicari, Panglima TNI Tak Berpolitik

Farhan mengatakan partainya memantau suksesi Panglima TNI setelah wacana itu ramai dibicarakan publik. Pengurus NasDem membahas rekam jejak tiga kepala staf TNI. Selain Andika dan Yudo, ada Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Fadjar Prasetyo. Walau begitu, argumen pengurus NasDem masih sama kuatnya membahas kans Andika dan Yudo.

Menurut Farhan, Andika disebut menjalani sejumlah penugasan yang lengkap, dari Komandan Pasukan Pengamanan Presiden hingga Panglima Kostrad. Namun ada juga omongan di lingkup internal NasDem mengenai peluang menantu Abdullah Mahmud Hendropriyono itu maju dalam pemilihan presiden 2024 setelah masa dinas militer berakhir. Andika akan pensiun pada 1 Januari 2022. “Kami membahas sejauh apa partai dapat mengakses peluang itu,” tutur Farhan.

Andika masuk daftar calon presiden potensial yang dirilis sejumlah lembaga survei. Ia satu-satunya kepala staf TNI dan militer aktif yang muncul dalam survei, meski elektabilitasnya rendah. Sigi Saiful Mujani Research and Consulting pada Mei 2021 mencatat keterpilihan Andika sebesar 0,7 persen. Adapun survei daring yang dilakukan Nyapres2024—platform digital yang diinisiasi mendiang aktivis Veri Junaidi—menyebutkan elektabilitas Andika mencapai 9,69 persen.

Farhan mengatakan partainya menilai Yudo Margono juga punya sederet prestasi. Mantan Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I itu terlibat dalam beberapa operasi penanganan wabah virus corona. Namun insiden tenggelamnya Kapal Perang Republik Indonesia Nanggala-402 di perairan utara Bali pada April lalu turut menjadi catatan.

Adapun Fadjar Prasetyo unggul dari aspek masa dinas yang lebih panjang karena baru pensiun pada 2024. Namun ia berasal dari Angkatan Udara—matra yang sama dengan Panglima TNI inkumben. “Sikap kami nanti menunggu arahan Pak Surya Paloh,” ujarnya.

Sikap PDI Perjuangan, pengusung utama Presiden Joko Widodo, belum solid. Meski Effendi Simbolon sempat mempromosikan Andika sebagai Panglima TNI, beberapa kader partai banteng di Komisi Pertahanan berbeda haluan. Tubagus Hasanuddin menyatakan tiga kepala staf TNI sama-sama berpeluang menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto.

Sekretaris Militer Presiden di era Megawati Soekarnoputri ini mengatakan pergantian Panglima TNI merupakan hak prerogatif presiden. Ia memastikan PDI Perjuangan akan menyukseskan calon Panglima TNI yang diusulkan Presiden Jokowi ke DPR.

Menurut Hasanuddin, ada juga pertimbangan untuk mengantisipasi pemilihan umum serentak dalam rotasi Panglima TNI pengganti Hadi Tjahjanto. Hasanuddin menyebutkan Panglima TNI yang memiliki masa tugas panjang dapat menjaga rangkaian pemilu serentak 2024. “Ada rising star jenderal bintang dua atau tiga yang akan menjadi Panglima TNI untuk mengamankan pemilu tiga tahun lagi,” ucapnya.

Meski belum menyatakan dukungan, elite PDI Perjuangan pernah berkomunikasi dengan kandidat Panglima. Ketua Fraksi PDI Perjuangan Utut Adianto mengaku sempat berjumpa dengan Jenderal Andika Perkasa. “Saya berpesan, kalau dia jadi Panglima TNI, harus menjaga negara ini dari ancaman radikalisme. Jangan sampai seperti Afganistan yang dikuasai Taliban,” kata Utut.

Sebagaimana PDI Perjuangan, Fraksi Golkar akan mendukung penuh calon yang diajukan oleh Presiden ke DPR. Anggota Komisi Pertahanan dari partai beringin, Bobby Rizaldi, menyebutkan partainya belum mendiskusikan secara khusus calon yang dianggap layak menjadi Panglima. Namun tiga kepala staf TNI yang sedang menjabat memiliki catatan dalam karier militer masing-masing.

Andika Perkasa, menurut Bobby, lebih populer ketimbang kepala staf lain karena menjabat sejak 2018. Sedangkan Yudo Margono berpengalaman dalam penanganan pandemi Covid-19. “Cara mereka membangun postur pertahanan menjadi sangat penting untuk mendapatkan dukungan dari stakeholder,” ujar Bobby.

Kolega Bobby di Komisi Pertahanan, Dave Laksono, juga menyatakan semua kepala staf TNI layak menggantikan Hadi Tjahjanto. Politikus Golkar itu menjelaskan, Panglima TNI harus mampu mengatasi sejumlah tantangan, seperti memodernisasi alat utama sistem persenjataan dan meningkatkan kualitas hidup prajurit, khususnya mereka yang bertugas di perbatasan.

Sjarifuddin Hasan, anggota Komisi Pertahanan dari Fraksi Demokrat, menilai Yudo Margono paling berpeluang dipilih Presiden Jokowi jika memakai pertimbangan rotasi matra. Selama pemerintahan Jokowi, Panglima TNI dua kali berasal dari matra darat dan sekali dari Angkatan Udara. “Kepala Staf Angkatan Laut juga punya masa tugas lebih panjang,” kata Sjarifuddin.

Tapi Andika juga punya kesempatan dipilih jika Jokowi menimbang kinerja. Sjarifuddin menyebutkan latihan gabungan personel TNI dengan Angkatan Darat Amerika Serikat, US Army, bertajuk “Garuda Shield” menjadi kredit bagi Andika karena ikut meningkatkan kemampuan tempur prajurit.

Sjarifuddin mengungkapkan Demokrat melihat Panglima TNI pengganti Hadi Tjahjanto memiliki tantangan untuk menguasai teritorial, khususnya menghadapi Pemilu 2024. Pemungutan suara serentak diperkirakan menimbulkan kerawanan di sejumlah daerah. “Selain tanggung jawab keamanan, Panglima TNI mendatang harus menjaga netralitas lembaganya,” ucapnya.

BUDIARTI UTAMI PUTRI
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus