Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Banyak pengusaha kecewa karena Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Pengusaha dan seniman telah mengeluarkan uang untuk belanja barang dan renovasi.
Potensi kerugian akibat batalnya Piala Dunia U-20 setidaknya mencapai Rp 3,5 triliun.
SENYUM Sandiaga Salahuddin Uno langsung hilang begitu mendengar kabar bahwa federasi sepak bola dunia atau FIFA membatalkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada Rabu malam, 29 Maret lalu. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu buru-buru masuk ke mobilnya setelah menghadiri rapat dengan Komisi Pariwisata Dewan Perwakilan Rakyat.
Sesaat sebelumnya, kepada Tempo Sandiaga Uno masih menceritakan keuntungan besar yang diperoleh Indonesia dengan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Perhelatan empat tahunan itu akan digelar di enam tempat, yaitu Palembang, Jakarta, Bandung, Solo (Jawa Tengah), Surabaya, dan Kabupaten Gianyar (Bali). “Akan ada 50 ribu turis asing yang datang,” katanya.
Sedangkan wisatawan lokal diprediksi ada 150 ribu orang. Mereka diperkirakan menghabiskan uang US$ 2.000 atau sekitar Rp 3 juta per orang per hari. Indonesia pun tak hanya meraup cuan, tapi juga citra sebagai destinasi internasional makin positif setelah sukses menjadi tuan rumah forum Group of 20 atau G20 pada November 2022.
Keuntungan di sektor pariwisata itu telah diutarakan Sandiaga Uno saat bertemu dengan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) sekaligus Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir, seusai rapat di Istana Negara, Selasa, 28 Maret lalu. Sandiaga menyebut Piala Dunia U-20 penting untuk pemulihan pariwisata pasca-pandemi Covid-19.
Sandiaga berharap lobi-lobi Erick terhadap Presiden FIFA Gianni Infantino memberikan angin segar bagi dunia usaha. “Pak Erick minta doa agar negosiasi sukses,” ucap Sandiaga.
Baca: Bagaimana Orang Timur Tengah Menyambut Piala Dunia?
Keputusan FIFA membuat pengusaha pariwisata di daerah penyelenggara Piala Dunia U-20 kecele. Ketua Aliansi Pelaku Pariwisata Marginal Bali Wayan Puspa Negara mengatakan pengusaha hotel mematok target keterisian kamar atau okupansi meningkat 70-80 persen. “Pengusaha kecewa,” katanya saat dihubungi pada Selasa, 28 Maret lalu.
Puspa khawatir pembatalan ini membuat pemulihan ekonomi pariwisata Bali berjalan lambat. Pada masa pandemi Covid-19, jumlah turis yang datang ke Pulau Dewata merosot tajam. Pelaku pariwisata cukup tertolong oleh forum G20, senyampang dengan pengurangan pembatasan perjalanan. “Sekarang akan terjadi reduksi untuk upaya recovery,” tuturnya.
Pengusaha-pengusaha pariwisata di Bali menuding Gubernur I Wayan Koster sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas keputusan FIFA. Pada Selasa, 14 Maret lalu, Koster, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, mengirimkan surat kepada Menteri Pemuda dan Olahraga yang isinya menolak kehadiran tim nasional Israel di Bali.
Di grup WhatsApp yang berisi tokoh dan pengusaha Bali, para pelaku usaha menganggap Koster inkonsisten karena menolak timnas Israel. Menurut para pengusaha yang diwawancarai Tempo, Koster tak pernah mengucapkan penolakan sejak Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 pada 2019.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya menuturkan, dalam berbagai kesempatan, Koster justru meminta pengusaha menyiapkan sport event tourism. Koster tak merespons panggilan telepon dan pertanyaan yang dikirimkan Tempo ke telepon selulernya.
Ida Bagus Agung Partha, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia Bali, menyatakan banyak pengusaha khawatir setelah pembatalan U-20. Sikap Gubernur Koster bakal memberi citra negatif untuk Bali yang dikenal moderat. “Brand awareness sangat berpengaruh untuk jualan kami,” ucapnya.
Seperti pelaku usaha di Bali, para pengusaha asal Jawa Tengah getun terhadap pembatalan Piala Dunia U-20 di Indonesia. Kalangan pengusaha menyoroti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang juga menolak kehadiran timnas Israel. Karangan bunga berisi ungkapan kekecewaan terhadap politikus PDI Perjuangan itu pun tersebar di berbagai tempat.
Pengelola Hotel Alila Solo mengaku telah menerima pembatalan reservasi pemesanan kamar. Public Relations and Event Manager Hotel Alila Solo, Tesa Puji Astuti, mengklaim FIFA telah memesan sejumlah kamar di hotel bintang lima itu untuk laga Piala Dunia U-20 yang semula bakal dihelat di Stadion Manahan.
Padahal manajemen hotel telah berkomunikasi dengan pengurus FIFA lebih dari tiga tahun terakhir. Tesa menunjukkan bukti komunikasi yang terjalin melalui surat elektronik. FIFA bahkan telah siap menyewa 255 kamar, termasuk tipe suite, selama 20 hari. “Ditambah makan dan lain-lain, seharusnya kami bisa mendapat sekitar Rp 12 miliar,” ujar Tesa.
Baca: Piala Dunia dalam Kecaman
Piala Dunia U-20 semula ditaksir akan mengerek okupansi hotel-hotel di Solo. Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Jawa Tengah Benk Mintosih memperkirakan jumlah tamu hotel meningkat dua kali lipat. Pengusaha hotel di Solo pun sudah berangan-angan melonggarkan ikat pinggang setelah pandemi menekuk sektor pariwisata.
Nasib kurang mujur juga dialami pemilik Sanggar Wayang Gogo, Margono. Perajin asal Kentingan, Jebres, itu telah membuat delapan sampel suvenir Piala Dunia U-20 berupa hiasan meja berbentuk wayang kulit Bacuya hingga maskot. Duit jutaan rupiah untuk belanja bahan baku melayang. “Saya disuruh membuat desain suvenir oleh pemerintah kota,” ucapnya.
Sejumlah pelaku seni di Kota Solo kabarnya sudah direkrut oleh vendor untuk mengisi acara pembukaan dan penutupan Piala Dunia. Pemerintah Kota Solo telah merencanakan pertunjukan musik, budaya, dan olahraga. “Untuk menyambut kontingen agar mereka tak langsung pulang setelah final," tutur Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
Pemerintah Solo telah menghabiskan duit miliaran rupiah untuk persiapan perhelatan sepak bola dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2023. Anggaran ini dicaplok dari pagu sejumlah dinas. Dinas Pemuda dan Olahraga, misalnya, telah mengeluarkan duit Rp 5 miliar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemilik Sanggar Wayang Gogo, Margono menggambar pola wayang berkarakter maskot Piala Dunia U-20 Bacuya, di Solo, Jawa Tengah, 30 Maret 2023. Antara/Maulana Surya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di Palembang, pengusaha di sekitar Stadion Gelora Sriwijaya gigit jari. Pengelola Hotel Wyndham Opi telah mengeluarkan ongkos operasional untuk merenovasi kolam renang sampai fasilitas gym. Hotel yang berjarak 2,1 kilometer dari stadion itu bersolek agar penonton dan kru Piala Dunia U-20 bisa menginap dengan nyaman.
“Pembatalan ini akan berpengaruh ke tingkat hunian yang telah kami targetkan selama periode penyelenggaraan Piala Dunia,” kata Marketing Manager Hotel Wyndham Opi, Alan Budiman, Kamis, 30 Maret lalu.
Pengusaha hotel di Surabaya telah menyiapkan 30 ribu kamar untuk menampung penonton Piala Dunia U-20 yang sedianya hadir di Stadion Gelora Bung Tomo. Pengurus PHRI sudah meminta anggotanya menyiapkan sajian kuliner khusus dan oleh-oleh khas Jawa Timur kepada wisatawan asing. “Apa boleh buat, event itu batal di Indonesia,” ujar Ketua PHRI Jawa Timur Dwi Cahyono.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menakar kerugian di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif akibat batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 menembus angka Rp 3,7 triliun. Kerugian itu berasal dari hilangnya potensi perputaran uang hingga modal yang telah keluar. “Harus cari solusi mengadakan event pengganti,” ucapnya. Septhia Ryanthie (Solo), Jamal A. Nashr (Semarang), Nurhadi (Surabaya), Parliza Hendrawan (Palembang)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo