Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

arsip

Benarkah Hubungan Prabowo dan Jokowi Mulai Retak?

Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menjelaskan soal penyusunan menteri kabinet Prabowo Subianto.

24 Maret 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEBAGAI orang nomor dua di Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menjadi penyambung lidah Prabowo Subianto. Dekat dengan Prabowo sejak tiga dekade lalu, Ketua Harian Partai Gerindra ini juga acap menjadi jembatan politik Prabowo. Di tim pemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Dasco menjabat Ketua Koordinator Strategis Tim Kampanye Nasional (TKN).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski mengaku sedang flu berat, Dasco menjelaskan perkembangan koalisi Prabowo kepada Tempo dengan antusias melalui sambungan telepon pada Selasa, 19 Maret 2024; Kamis, 21 Maret 2024; dan Jumat, 22 Maret 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lima hari sebelum Komisi Pemilihan Umum menetapkan pasangan 02 itu sebagai pemenang pemilihan presiden 2024 pada 20 Maret 2024, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto terang-terangan meminta jatah lima kursi menteri. Airlangga mengklaim Golkar menyumbang 25 persen suara untuk kemenangan Prabowo-Gibran. Dasco menanggapi dengan santai todongan Golkar tersebut. “Seharusnya mengajukan menteri bukan pas bulan puasa, tapi setelah Lebaran,” katanya.

Kenapa mengajukan permintaan kursi menteri mesti setelah Lebaran?

Kami belum pernah membahas kabinet karena menunggu keputusan KPU. Kami akan membahas kabinet setelah Lebaran.  

Apakah Gerindra akan mengabulkan permintaan Golkar?

Mengajukan boleh saja, tapi keputusan ada di Pak Prabowo.

Permintaan Golkar itu menunjukkan kabinet Prabowo akan seperti politik dagang sapi?

Bagaimana mau bagi-bagi jatah? Kami melihat kinerja partai politik dalam pemenangan pemilihan presiden ini. Seperti kata Pak Prabowo, ada proporsi penilaian kepada partai politik ataupun profesional. 

Siapa yang membuat penilaian?

Pak Prabowo, Mas Gibran, dan tim yang membuat penilaian kinerja partai-partai.

Apakah akan merangkul Partai Kebangkitan Bangsa, Partai NasDem, dan PDI Perjuangan, yang menjadi rival Prabowo, masuk ke kabinet?

Kalau pembicaraan dengan kawan-kawan PKB, NasDem, PDI Perjuangan di DPR itu ada, biasa saja. Tapi enggak membahas kabinet.

Apakah Prabowo ingin merangkul semua partai untuk menjaga stabilitas politik?

Pak Prabowo selalu bilang satu musuh terlalu banyak, seribu kawan terlalu sedikit. Beliau ingin bangsa yang besar dikelola secara bersama-sama. Kalau ada isu-isu di zamannya akan menggunakan kekuatan, misalnya, untuk mengatur partai politik, itu enggak benar.

Termasuk menggunakan ancaman hukum?

Enggak benar itu. Yang ada kami ajak mereka ngopi. 

Apakah kabinet Prabowo juga akan diisi kalangan profesional? 

Saya berharap kabinet diisi oleh profesional, terutama menteri kunci yang berperan dalam menggerakkan roda kabinet untuk kemajuan bangsa. Posisi itu sebaiknya tidak diisi politikus. Contohnya Menteri Keuangan dan Menteri Luar Negeri diisi oleh profesional. Kalau soal nama, itu hak prerogatif presiden dan wakil presiden.

Anda dianggap berperan dalam kemenangan Prabowo-Gibran.…

Saya bekerja sama dengan tim. Saya bersama-sama dengan mereka dari pagi ke pagi, malam ke malam, dari satu daerah ke daerah. Kami sama-sama memperjuangkan kemenangan Prabowo-Gibran. Saya pikir apa yang sekarang diraih merupakan kerja sama yang luar biasa di TKN. 

Ada yang bilang Anda ikut berperan dalam menentukan kabinet… 

Enggak, lah. Kalau menentukan kabinet, saya bingung. Kami akan berbicara soal kabinet setelah Lebaran. Bahwa ada orang merasa saya dekat dengan Pak Prabowo, lalu menitipkan diri lewat saya, tidak mungkin secara frontal saya bilang enggak. Saya paling bilang saya coba sampaikan. Salah kalau demikian saya dibilang menentukan kabinet.

Soal Prabowo tak bersalaman dengan Jokowi di acara zakat, apa itu tanda perpecahan?

Mereka sebelumnya sudah bersalaman. Masak, bersalaman lagi? Kalau ada isu seperti itu, kami bingung bagaimana orang mengambil kesimpulan seperti itu. Soal isu Mas Gibran enggak dilibatkan dalam penentuan kabinet, misalnya, pembahasan di lingkup internal saja belum ada. Lagi pula komunikasi Mas Gibran dengan Pak Prabowo lancar baik, bertemu maupun lewat telepon.

Seberapa intens komunikasi mereka? 

Pertemuan terakhir itu mereka janjian setelah 20 Maret 2024. Mereka akan intens ketemu setelah penetapan KPU.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Penentuan Kabinet Setelah Lebaran".

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus