Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BERTEMU dengan empat ketua umum partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju pada Selasa, 28 Mei 2024, Presiden Joko Widodo berdiskusi soal pemilihan kepala daerah atau pilkada 2024. Jokowi menaruh perhatian pada pilkada Jakarta. Ia menyinggung soal menguatnya nama Anies Baswedan sebagai calon Gubernur Jakarta.
Dalam pertemuan itu, Jokowi mengusulkan nama mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, untuk maju dalam pilkada Jakarta. Presiden menganggap politikus Partai Golkar itu bisa menandingi Anies jika memperoleh tiket sebagai calon gubernur. Jokowi juga meminta para ketua umum partai mendukung Ridwan Kamil.
Para ketua umum partai itu adalah Prabowo Subianto (Ketua Umum Partai Gerindra), Agus Harimurti Yudhoyono (Partai Demokrat), Airlangga Hartarto (Partai Golkar), dan Zulkifli Hasan (Partai Amanat Nasional). Pada Jumat, 14 Juni 2024, Zulkifli Hasan membenarkan ihwal isi pertemuan tersebut. “Ya, memang bicara pilkada,” kata Menteri Perdagangan itu di kompleks Istana Kepresidenan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Agenda pertemuan itu sebenarnya soal rencana reshuffle kabinet. Empat petinggi partai di Koalisi Indonesia Maju yang mengetahui isi pertemuan itu bercerita, Jokowi meminta masukan para ketua umum untuk mengganti menteri yang tak mendukung sisa pemerintahannya. Namun para ketua umum menyarankan Jokowi tak merombak kabinet.
Pembahasan lalu berpindah ke pilkada 2024. Jokowi meminta Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, dan Partai Demokrat bisa bersatu. Ia menyoroti pemilihan di sepuluh daerah, termasuk Jakarta. Zulkifli Hasan pun membenarkan jika nama Ridwan Kamil disebut dalam pertemuan itu. Ia mengklaim sebagai pengusul nama Ridwan. “Semua setuju,” ujarnya.
Jokowi agaknya gusar dengan kemungkinan Anies Baswedan maju dalam pilkada Jakarta. Tingkat keterpilihan Anies di Jakarta masih tinggi. Tiga pejabat di lingkaran Istana menyebutkan hasil survei internal menunjukkan elektabilitas Anies lebih dari 35 persen, tertinggi ketimbang calon lain. Pesaing terdekatnya adalah Ridwan Kamil dengan selisih elektabilitas sekitar 15 persen.
Meski demikian, Ridwan Kamil sebenarnya lebih mungkin menang jika kembali berlaga dalam pilkada Jawa Barat. Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting pada 27 Mei-2 Juni 2024 menunjukkan elektabilitas bekas Wali Kota Bandung itu belum tertandingi di provinsi tersebut, yaitu 25,2 persen.
Golkar pun cenderung menginginkan Ridwan maju di Jawa Barat ketimbang Jakarta. Ketua Dewan Pakar Golkar Agung Laksono mengatakan Ridwan bakal menambah kemenangan partai dalam pilkada 2024. “Sudah ada suara dari pengurus Golkar Jawa Barat untuk mengusung Ridwan Kamil di sana,” ucap Agung kepada Tempo di rumahnya di Jakarta Timur, Kamis, 13 Juni 2024.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Gubernur DKI Anies Baswedan makam bubur bareng di kawasan Asia-Afrika, Kota Bandung, Februari 2022. Humas Jabar
Tiga narasumber di Golkar mengatakan Ridwan Kamil juga lebih percaya diri maju di Jawa Barat. Namun adanya permintaan Jokowi membuat partai beringin berpikir ulang. “Calon Golkar di Jawa Barat dan DKI masih menunggu survei terakhir,” kata Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto di Istana Negara, Jumat, 14 Juni 2024.
Cawe-cawe Jokowi dalam pilkada Jakarta tak lepas dari kepentingan Pemilihan Umum atau Pemilu 2029. Dua pejabat di Istana menyebutkan Jokowi berancang-ancang menyiapkan jagoannya dalam Pemilu 2029. Putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, disebut-sebut akan ikut kembali dalam pemilihan presiden.
Dua orang di lingkaran Jokowi meyakini kemenangan Prabowo-Gibran dalam pilpres 2024 bakal terulang dalam tiga pemilu mendatang. Prabowo dua periode hingga 2029 dan Gibran dua periode pada 2034 dan 2039. Anies Baswedan dianggap sebagai rival terberat jika sampai menang dalam pemilihan gubernur atau pilgub Jakarta. Para narasumber itu mengatakan Istana ogah bila Anies menjadi rival Prabowo atau Gibran.
Jika menang dalam pilgub Jakarta, yang kerap dianggap sebagai barometer politik Indonesia, Anies berpeluang kembali maju dalam pemilihan presiden. Jokowi pun melaju ke Istana Presiden setelah menang di Jakarta. Pada pilpres 2024, Anies menempati posisi kedua di bawah Prabowo-Gibran. Ia mendulang lebih dari 40 juta suara atau sekitar 24,9 persen.
Presiden Joko Widodo bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Pasar Cigombong, Bogor, Jawa Barat, 23 Desember 2022. Antara/Indra Arief Pribadi
Upaya Jokowi mendorong Ridwan Kamil ke Jakarta juga dianggap sebagai upaya membagi jatah kepala daerah untuk partai-partai Koalisi Indonesia Maju. Dua petinggi koalisi yang mengetahui pertemuan di Istana bercerita, Jokowi mengutip hasil survei internal yang menyebutkan 80 persen calon kepala daerah yang berpeluang menang berasal dari Golkar.
Para calon kepala daerah dari partai beringin bahkan diperkirakan menang di daerah strategis, seperti Jawa Barat, Banten, dan Sumatera Barat. Jika Ridwan Kamil dicalonkan di Jakarta, kursi Gubernur Jawa Barat bisa diisi oleh Dedi Mulyadi, bekas politikus Golkar yang kini bergabung dengan Gerindra.
Setelah bertemu dengan para ketua umum partai koalisi, Jokowi memanggil Ridwan Kamil ke Istana Bogor, Jawa Barat, masih pada akhir Mei 2024. Tiga narasumber yang mengetahui pertemuan itu menyebutkan Jokowi meminta Ridwan maju dalam pilkada Jakarta. Namun Ridwan mempertanyakan peluang kemenangannya di Jakarta.
Pertimbangan Ridwan, Anies berpeluang besar menang lagi di Jakarta. Apalagi jika bekas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu kembali didukung oleh Partai Keadilan Sejahtera. Pada Pemilu 2024, PKS mendapat suara terbanyak di Jakarta dengan mendulang lebih dari 1 juta suara. Para narasumber itu menyebutkan bahwa Presiden menjamin PKS tak akan memberi tiket untuk Anies.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kiri) dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) memberikan keterangan pers perihal bergabungnya Ridwan Kamil ke Partai Golkar di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, 18 Januari 2023. Tempo/M Taufan Rengganis
Tempo mengajukan permintaan wawancara kepada Ridwan Kamil. Namun hingga Sabtu, 15 Juni 2024, ia tak merespons. Orang dekatnya menyebutkan Ridwan berada di Skotlandia untuk menerima gelar honoris causa dari University of Glasgow. Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan koordinator staf khusus presiden Ari Dwipayana juga tak menanggapi pesan dan panggilan telepon Tempo.
Sehari seusai pertemuan di Istana Bogor, petinggi PKS didatangi oleh Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. Petinggi PKS dan orang dekat Ridwan Kamil menyebutkan Dasco meminta PKS tak mendukung Anies. Sebagai gantinya, ia menawarkan penggantian 50 persen biaya pemilu yang dikeluarkan PKS serta mengajak partai itu bergabung dengan pemerintahan Prabowo.
Narasumber yang sama mengatakan PKS juga ditawari posisi Wakil Gubernur Jakarta jika Ridwan Kamil maju sebagai calon gubernur. Dasco juga disebut-sebut mengingatkan PKS bahwa ada peluang revisi Undang-Undang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (UU MD3).
Revisi Undang-Undang MD3 berpeluang terjadi karena saat ini partai-partai pendukung Prabowo-Gibran menjadi kekuatan dominan di parlemen. Salah satu rencana revisi UU MD3 menyangkut ketentuan partai pemenang pemilu memimpin DPR ataupun DPRD. Jika revisi terwujud, PKS bisa kehilangan kursi Ketua DPRD Jakarta.
Lobi-lobi yang dilancarkan Dasco membuat elite PKS berpikir ulang untuk mencalonkan Anies. “Belum diputuskan siapa calon gubernurnya,” tutur juru bicara PKS, Ahmad Mabruri, saat dihubungi Tempo, Jumat, 14 Juni 2024.
Padahal dukungan kader PKS terhadap Anies di Jakarta telah mengkristal. Dewan Pengurus Wilayah PKS Jakarta pun sudah secara formal mengusulkan nama Anies. “Beliau inkumben dan kuat,” kata Ketua DPW PKS Jakarta Khoirudin kepada Tempo, Kamis, 23 Mei 2024.
Sufmi Dasco Ahmad membantah bila disebut melobi petinggi PKS. “Saya belum pernah berkomunikasi formal dengan PKS,” ujar Dasco melalui pesan suara pada Kamis, 13 Juni 2024. Adapun Mabruri menyebutkan peluang komunikasi dengan Gerindra dan partai lain tetap terbuka. Ia membantah dugaan adanya tawaran fulus untuk partainya agar tak mendukung Anies. “Kabar itu tidak benar,” ucap Mabruri.
Upaya menjegal Anies tak berhenti di PKS. Pada 1 Juni 2024 atau empat hari setelah Jokowi bertemu dengan para ketua umum partai Koalisi Indonesia Maju, Presiden juga memanggil Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh ke Istana Kepresidenan Jakarta. Keduanya berbincang lebih dari satu jam. Dalam pertemuan itu, Jokowi dan Surya juga membicarakan pilkada Jakarta.
Anies Baswedan menyapa pendukungnya saat menggelar kampanye akbar pemilihan presiden di Lapangan Prawitasari, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, 8 Februari 2024. Tempo/Hilman Fathurrahman W
Seorang petinggi NasDem dan dua orang dekat Surya yang mengetahui isi pertemuan itu bercerita, bos Media Group tersebut menyatakan NasDem kemungkinan besar akan mendukung Anies sebagai calon gubernur. NasDem menjadi salah satu pengusung Anies dalam pemilihan presiden 2024. Para pengurus partai itu pun menyokong Anies berlaga di Jakarta.
Ketua NasDem Willy Aditya mengatakan Anies adalah kandidat unggulan partainya dalam pilgub Jakarta. Ia juga menyatakan Surya Paloh telah menawarkan posisi calon Gubernur Jakarta kepada Anies. “Mas Anies top priority,” kata Willy dalam acara halalbihalal di kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Sabtu, 27 April 2024.
Dalam pertemuan di Istana, Jokowi meminta Surya mempertimbangkan lagi rencana pencalonan Anies Baswedan di Jakarta. Pertemuan itu membuat sikap Surya goyah. NasDem lalu mengumumkan adanya dua nama calon gubernur selain Anies, yakni Bendahara Umum NasDem Ahmad Sahroni dan Ketua Dewan Pimpinan Daerah NasDem Jakarta Wibi Andrino.
“Ketiga nama itu berproses saat pleno gabungan DPW NasDem DKI dengan Badan Pemenangan Pemilu NasDem,” tutur Sekretaris Jenderal NasDem Hermawi Taslim saat dihubungi Tempo, Jumat, 14 Juni 2024. Taslim mengaku tak mengetahui isi pertemuan Surya dengan Jokowi.
Upaya menjegal Anies Baswedan bukan pertama kali ini diduga dilakukan oleh Jokowi. Menjelang Pemilihan Umum 2024, Jokowi juga ditengarai melobi Surya Paloh agar tak mendukung Anies. Sejumlah politikus Partai NasDem pun membenarkan informasi tersebut. Wakil Ketua Majelis Syura PKS Sohibul Iman juga menyebutkan partainya mendapat tawaran kursi menteri di kabinet Jokowi dengan syarat tak mendukung Anies.
•••
TAK hanya berupaya mencalonkan Ridwan Kamil, Presiden Joko Widodo ditengarai juga berupaya mendorong putra bungsunya, Kaesang Pangarep, sebagai calon Wakil Gubernur Jakarta. Nama Kaesang, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia, diembuskan oleh Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan. Ia menyebutkan duet Ridwan-Kaesang menjamin kemenangan di Jakarta.
“Partai perlu (Kaesang) biar yakin menang. Pak Ridwan Kamil asal menang, siapa saja (pasangannya) mau,” kata Zulkifli di Istana Kepresidenan, Jumat, 14 Juni 2024. Beredarnya nama Kaesang terhitung cepat. Hingga pertengahan Mei 2024, nama Kaesang tak pernah muncul dalam bursa calon kepala daerah ataupun wakilnya.
Pada 29 Mei 2024, Mahkamah Agung menerima gugatan Partai Garuda soal Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2020, yang salah satunya mengatur usia calon kepala daerah. MA memutuskan syarat usia 30 tahun untuk calon gubernur dan 25 tahun untuk wali kota atau bupati yang sebelumnya dipatok pada tanggal pencalonan diubah menjadi saat pelantikan calon terpilih.
Siluet Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep menyampaikan orasi saat kampanye terbuka di Kalasan, Sleman, DI Yogyakarta, 27 Januari 2024. Antara/Hendra Nurdiyansyah
Putusan Mahkamah membuat Kaesang yang saat ini berusia 29 tahun berpeluang mencalonkan diri menjadi kepala daerah atau wakilnya. Kepala daerah terpilih diperkirakan dilantik dua bulan sejak pencoblosan pada 27 November 2024 atau sekitar Januari 2025. Saat itu Kaesang telah berusia 30 tahun.
Pada hari putusan MA keluar, nama Kaesang langsung menguar. Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menjadi yang pertama memunculkannya lewat Instagram. Kaesang dipasangkan dengan Wakil Ketua Umum Gerindra Budisatrio Djiwandono. Kabar duet Budi-Kaesang makin ramai setelah artis Raffi Ahmad ikut menyebarkan poster itu.
Pembuatan poster itu disebut-sebut bertujuan melihat respons dan penerimaan publik terhadap Kaesang. Dasco mengaku menerima banyak aspirasi soal nama kandidat dalam pilkada Jakarta, termasuk Kaesang. “Saya mengunggah untuk test the water,” ujar Dasco saat ditemui di Gedung Nusantara II Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 4 Juni 2024.
Dalam rapat internal di Dewan Pimpinan Pusat PSI, nama yang diajukan awalnya adalah Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Organisasi PSI Dedek Prayudi serta bekas Ketua Umum PSI, Grace Natalie. Ketua Desk Pilkada Jakarta PSI Justin Adrian mengatakan partainya belum memutuskan calon yang akan diusung dalam pilkada Jakarta.
Putusan Mahkamah Agung dikecam kelompok masyarakat sipil karena dianggap memberi karpet merah untuk Kaesang. “Ada kemiripan dan cenderung sama dengan yang pernah terjadi dalam pengujian syarat usia calon presiden dan calon wakil presiden,” ucap Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi Khoirunnisa Nur Agustyati, Kamis, 30 Mei 2024.
Kaesang masih enggan berbicara banyak soal kemungkinan maju dalam pilkada 2024. Ia mengatakan masih ada waktu hingga pendaftaran calon pada Agustus 2024. “Kejutannya nanti di bulan Agustus,” kata Kaesang di kantor DPP PSI, Jumat, 7 Juni 2024.
Dua petinggi partai di Koalisi Indonesia Maju menyatakan saat ini Istana masih memastikan respons publik terhadap Kaesang. Survei internal untuk mengukur tingkat keterpilihan Kaesang juga dijalankan oleh Istana. Elektabilitas Kaesang sebagai calon Gubernur Jakarta hanya ada di kisaran 3 persen.
Tak hanya di Jakarta, nama Kaesang juga beredar di beberapa daerah lain, seperti Depok dan Bekasi, Jawa Barat; serta Surabaya, Jawa Timur. Di dua provinsi tersebut Kaesang digadang-gadang maju sebagai kepala daerah. Poster dukungan untuk Kaesang maju menjadi wali kota bahkan sudah tersebar di Surabaya.
Ketua Umum Relawan Pengusaha Muda Nasional yang juga pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Anggawira, mengklaim bahwa Kaesang layak maju sebagai calon kepala daerah. Namun Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia itu menyebutkan Kaesang menimbang daerahnya. “Kaesang masih menjajaki daerah lain,” ujarnya, Kamis, 13 Juni 2024.
Di lingkup internal Koalisi Indonesia Maju, nama Kaesang diyakini akan tetap maju dalam pilkada Jakarta. Namun maju-tidaknya Kaesang dalam pilkada 2024 akan ditentukan oleh Presiden Jokowi. Seorang petinggi koalisi itu mengatakan pencalonan Kaesang menjadi jalan tengah jika partai-partai koalisi berebut kursi wakil gubernur dalam pilkada.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Francisca Christy Rosana, Hussein Abri Dongoran, Erwan Hermawan, Daniel A. Fajri, Aisyah Amira Wakang, dan Hanaa Septiana dari Surabaya berkontribusi pada penulisan artikel ini. Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Tiket Pilkada dari Istana"