Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
NIAT Koalisi Indonesia Maju melanjutkan kerja sama dalam pemilihan kepala daerah atau pilkada 2024 masih jauh panggang dari api. Koalisi partai pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka itu tak satu suara dan masih tarik-menarik soal sosok calon kepala daerah yang akan diusung.
Dalam pemilihan Gubernur Jawa Barat atau pilgub Jabar, misalnya, para petinggi Gerindra berkali-kali menyampaikan bahwa Ridwan Kamil tak akan kembali berlaga di sana. “Ridwan Kamil ingin ke Jakarta,” kata Wakil Ketua Umum Gerindra Habiburokhman, Kamis, 13 Juni 2024.
Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan bahwa Ridwan, Gubernur Jawa Barat 2018-2023, telah menyampaikan keinginannya menjadi calon Gubernur Jakarta. Komunikasi itu terjalin sebelum pemilihan presiden 2024. “Kami masih berpedoman pada pembicaraan saat itu,” ucap Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat ini, Jumat, 7 Juni 2024.
Seorang petinggi Gerindra bercerita, Prabowo telah mengeluarkan surat rekomendasi pencalonan Ridwan Kamil untuk berkompetisi dalam pilkada Jakarta. Rekomendasi itu diteken Prabowo sebelum Pemilu 2024, tak lama setelah Ridwan menyatakan mendukung Prabowo-Gibran. Padahal Ridwan masih berstatus Wakil Ketua Umum Partai Golkar.
Mendorong Ridwan Kamil untuk maju di Jakarta, Gerindra bakal mengusung bekas Bupati Purwakarta dua periode, Dedi Mulyadi, sebagai calon Gubernur Jawa Barat. Dedi menjabat Ketua Dewan Pimpinan Daerah Golkar Jawa Barat mulai 2016. Pada 2023, ia pindah ke Gerindra.
Dedi tak mau berkomentar banyak soal penunjukannya sebagai calon Gubernur Jawa Barat. “Itu urusan pimpinan pusat dan Koalisi Indonesia Maju,” ujar Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra tersebut ketika dihubungi pada Jumat, 14 Juni 2024.
Menurut Dedi, Gerindra menugasi dia menemui masyarakat dan tokoh partai di Jawa Barat. Pada Rabu, 5 Juni 2024, ia bertemu dengan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat Jawa Barat Anton Sukartono Suratto di Bandung. Seusai pertemuan, Anton menyatakan partainya mendukung Dedi sebagai calon Gubernur Jawa Barat. “Kursi Demokrat dan Gerindra sudah cukup,” katanya.
Syarat untuk mengajukan calon Gubernur Jawa Barat adalah mempunyai 24 kursi atau setara dengan 20 persen dari total 120 kursi dewan perwakilan rakyat daerah provinsi. Pada Pemilu 2024, Gerindra memperoleh 20 kursi DPRD dan Demokrat mendulang 8 kursi.
Manuver Gerindra mengajukan calon gubernur di Jakarta dan Jawa Barat membuat pengurus Golkar resah. Ketua Dewan Pakar Golkar Agung Laksono mengaku telah berulang kali meminta Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto tetap mengusung Ridwan Kamil di Jawa Barat. Sebab, popularitas Ridwan di provinsi yang menjadi basis suara Golkar itu masih tinggi.
Agung meyakini kemenangan Golkar dalam pilgub Jawa Barat seperti burung yang sudah tergenggam di tangan. “Jangan sampai kemenangan yang di tangan itu terbang karena Golkar mengusulkan calon lain,” ujar anggota Dewan Pertimbangan Presiden ini. Menurut Agung, Airlangga mengamini pernyataan tersebut.
Airlangga pun menyatakan partainya masih menunggu hasil survei internal sebelum memutuskan Emil—panggilan Ridwan Kamil—ditempatkan di Jawa Barat atau Jakarta. “Ridwan Kamil tidak lepas, masih dipegangin sama Golkar,” ujar Menteri Koordinator Perekonomian itu di Istana Presiden, Jumat, 14 Juni 2024.
Ketua Golkar Ace Hasan Syadzily menyatakan rapat pleno Dewan Pimpinan Daerah Golkar Jawa Barat pada Maret 2024 memutuskan mendukung Ridwan sebagai calon gubernur di provinsi itu. “Survei internal kami, tingkat kepuasan publik kepada Kang Emil 80 persen,” tuturnya ketika dihubungi, Jumat, 14 Juni 2024.
Golkar menjadikan pilkada Jawa Barat sebagai prioritas. Kemenangan di provinsi dengan pemilih terbanyak di Indonesia itu akan mempengaruhi perolehan suara Golkar pada Pemilu 2029. Pada Pemilu 2024, perolehan kursi Golkar di Jawa Barat meningkat. Kursi DPR bertambah dari 14 menjadi 17 dan jumlah kursi DPRD kabupaten dan kota melejit dari 195 menjadi 218.
Sejumlah politikus Golkar bercerita, pemilihan Gubernur Jawa Barat memanaskan hubungan Golkar dengan Gerindra. Mereka tak mau menyerahkan provinsi itu kepada Gerindra. Meskipun demikian, petinggi Gerindra telah melobi pengurus Golkar agar merelakan posisi calon gubernur dan menempatkan kadernya sebagai calon wakil gubernur.
Anggota Dewan Pembina Gerindra, Wihadi Wiyanto, membenarkan informasi bahwa Golkar ditawari posisi calon wakil gubernur jika Gerindra mendapat calon gubernur. “Sepertinya mengarah demikian, tapi belum diputuskan,” ujarnya pada Selasa, 11 Juni 2024.
Wihadi menampik jika hubungan partainya dengan Golkar disebut memburuk. Ia mengklaim Koalisi Indonesia Maju berupaya agar hasil pemilihan presiden bisa berlanjut dalam pilkada 2024. Dengan begitu, pemerintahan Prabowo-Gibran bisa kuat hingga tingkat kabupaten/kota.
Hubungan partai kakak-adik—Prabowo dulu kader Golkar sebelum mendirikan Gerindra pada 2008—itu ditengarai memburuk seusai pilpres. Tiga politikus Gerindra bercerita, para petinggi partai mereka menuding Golkar tak berperan signifikan memenangkan Prabowo-Gibran. Gerindra justru menganggap Golkar merebut suara mereka dalam pemilihan legislatif.
Di Sumatera Utara, gesekan antara Gerindra dan Golkar juga terjadi. Keduanya berlomba mengajukan Wali Kota Medan Bobby Nasution, menantu Presiden Joko Widodo, sebagai calon gubernur. Bobby awalnya berniat mendaftar lewat Golkar. Ia bahkan mengikuti acara pengarahan calon kepala daerah di kantor pusat Golkar pada 6 April 2024 yang dihadiri Airlangga Hartarto.
Tapi, pada 20 Mei 2024, Bobby yang masih menjadi anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan malah pindah ke Gerindra. Padahal pengurus pusat Golkar saat itu tengah menjagokan Bobby alih-alih mengusung wakil gubernur periode 2018-2023, Musa Rajekshah.
Ketua Dewan Pakar Golkar Agung Laksono mengaku pernah berdiskusi dengan Ijek—panggilan Musa Rajekshah. Kepada Agung, Musa yang juga Ketua Golkar Sumatera Utara menyampaikan tak mau berhadap-hadapan dengan Bobby dalam pemilihan gubernur. “Dia tidak mau maju kalau harus berkompetisi dengan Bobby,” ucapnya.
Ijek yang terpilih sebagai anggota DPR menyerahkan keputusan kepada Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto. “Yang pasti saya punya tiket untuk menjadi anggota DPR,” katanya kepada Tempo, Selasa, 14 Mei 2024.
Di Jawa Tengah, pengurus Golkar berniat menjadikan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Inspektur Jenderal Ahmad Luthfi sebagai kader partai. Luthfi menjadi calon Gubernur Jawa Tengah yang didukung oleh Presiden Jokowi. Sejumlah politikus Golkar mengatakan provinsi dengan jumlah pemilih ketiga terbanyak itu juga menjadi incaran partai mereka.
Jika demikian, Golkar mungkin akan berhadap-hadapan dengan Gerindra. Partai itu telah mengajukan Ketua Gerindra Jawa Tengah Sudaryono sebagai calon gubernur. Wakil Ketua Umum Golkar Ahmad Doli Kurnia dan Ketua Golkar Jawa Tengah Panggah Susanto tak menjawab panggilan telepon dan pesan yang dilayangkan Tempo.
Sekretaris Golkar Jawa Tengah Juliyatmono menuturkan, partainya masih menunggu hasil survei sebelum memutuskan calon yang akan diusung dalam pilkada 2024. “Semuanya sedang dalam proses,” ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Daniel A. Fajri, Desty Luthfiani, dan Sultan Abdurrahman berkontribusi pada penulisan artikel ini. Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Tarik Tambang Kakak-Adik"