Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

arsip

Takhta Game of Thrones di Irlandia Utara

IRLANDIA Utara berbenah dari konflik yang menelan ribuan nyawa. Industri media mereka memberikan kemudahan izin bagi syuting film yang memanfaatkan pesona alam Negeri Zamrud itu. Serial televisi Game of Thrones dari HBO pun memilih syuting di sana. Popularitas tayangan itu tak hanya mengubah citra Irlandia Utara, tapi juga menyalakan bisnis warga lokal. Ikuti reportase wartawan Tempo yang mengunjungi 16 lokasi syuting Game of Thrones di Irlandia Utara.

27 April 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lima belas prajurit berjubah biru kobalt berjajar di bibir gua Ballintoy, Antrim, timur laut Irlandia Utara. Di tangan mereka tergenggam pedang seberat 3 kilogram, juga perisai bergambar gurita emas. Musuh mereka bukan meriam atau pedang, melainkan serangan angin laut dan guyuran hujan musim dingin, yang membikin badan menggigil dan tulang nyut-nyutan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seorang pria setinggi hampir 2 meter yang berdiri di depan mereka memberikan komando. Pria jangkung itu memakai tudung hitam, menyembunyikan jenggot dan rambut merahnya. Dengan aksen Irlandia Utara kental yang mengucap kata “left” menjadi “lift”, dia menyemangati pasukan. “Kalian sudah siap? Jangan lemah, teriakkan seruan perang terbaikmu!” kata pria bernama Andrew McClay itu dengan nada garang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Takhta Game of Thrones di Irlandia Utara/Tempo/Istman Musaharun

Kelima belas prajurit merespons instruksi dengan penuh gairah. Mereka berteriak, menggeram, mengangkat pedangnya tinggi ke udara, tak lagi gentar menghadapi udara dingin yang masih mendera. Lalu, -cekrek! Kilatan putih menyambar wajah mereka. “Foto yang sempurna, kawan. Saatnya kita berpindah ke lokasi selanjutnya, sebelum cuaca makin tak bersahabat,” ujar McClay. Ia kemudian tersenyum lebar kepada kelompok turis yang dipandunya.

Mereka sejatinya bukan prajurit sungguhan. Keberadaan mereka adalah bagian dari tur Game of Thrones- di Irlandia Utara. Dalam sebulan, setiap operator bisa menggelar tur sampai 15 kali. Harga tiketnya 50 pound sterling atau sekitar Rp 1 juta. Tempo menyambangi Irlandia Utara pada akhir Desember 2018 untuk mengikuti tur tersebut.

Peminat tur ini mulai membanjir setelah game dan serial televisi Game of Thrones naik daun. Tayangan bergenre drama fantasi kreasi David -Benioff dan D.B. Weiss itu diproduksi HBO, saluran televisi Amerika Serikat, sejak 2011. Ceritanya disadur dari novel berseri karangan George R.R. Martin berjudul A Song of Ice and Fire, yang berkisah tentang tujuh kerajaan yang berebut kuasa atas benua bernama Westeros serta melawan ancaman makhluk asing yang bisa melumat dunia, White Walkers.

Aktor yang terlibat dalam Game of Thrones antara lain Kit Harington, Jack Gleeson, Lena Headey, -Maisie Williams, Nikolaj Coster-Waldau, dan Peter Dinklage. Serial peraih lima nominasi Golden Globe Awards pada 2012 dan 2015-2018 tersebut akan berakhir pada musim kedelapan, yang tayang April ini.

Bagi Game of Thrones, Irlandia Utara tak ubahnya rumah karena sebagian besar proses produksinya berlangsung di sana. Selain di Irlandia Utara, syuting Game of Thrones- berlokasi di Malta, Skotlandia, Kroasia, Islandia, Amerika Serikat, dan Spanyol. HBO tercatat menggunakan satu studio dan menyulap 16 daerah di Irlandia Utara untuk mewujudkan Westeros, lokasi utama fiksi tersebut.

 

Takhta Game of Thrones di Irlandia Utara/tempo/Istman Musaharun

SATU di antara 16 lokasi bagian dari Westeros adalah Ballintoy, yang berhiaskan pantai dan punya pelabuhan kapal pencari ikan. HBO mempermak Ballintoy menjadi lokasi Dragonstone dan Iron Islands. Dragonstone adalah markas kerajaan House- Targaryen, yang terkenal dengan pasukan naganya. Adapun Iron Islands adalah rumah bagi House Greyjoy dan angkatan lautnya. Tampang Ballintoy memang cocok untuk kebutuhan Game of Thrones, yang berlatar Abad Pertengahan. Di desa kecil itu bertebaran bangunan dari batu gamping yang memberi kesan lawas sekaligus kokoh, sementara pelabuhannya dikitari tebing kapur Larrybane yang angkuh.

Takhta Game of Thrones di Irlandia Utara/HBO

Lokasi syuting lain adalah Dark Hedges, Ballymoney, yang merupakan jalan sepanjang 100 meter yang dikepung 150 pohon beech di kanan-kirinya. Barisan pohon itu ditanam oleh arsitek James Stuart pada 1775 untuk menaruh kesan megah di jalan menuju Gracehill House, kediaman istrinya. Ironisnya, pohon-pohon itu malah memberikan kesan seram. Dahan pohon saling silang, menyelimuti- jalan dari pancaran sinar matahari. Tak mengherankan jika Dark Hedges menjadi terlihat mirip terowongan dengan siluet cahaya tajam beradu. 

Dark Hedges nongol dua kali dalam Game of Thrones. Salah satunya pada musim kedua sebagai Kingsroad, jalur pelarian tokoh utama Arya Stark dari Kota King’s Landing. Walau hanya muncul secuil, tampilan Dark Hedges yang menarik membekas di ingatan penggemar Game of Thrones. Itu pula yang membuat para turis kerap mendatanginya untuk memotret pemandangan atau berswafoto. “Sebelum ada Game of Thrones, jalan ini tak pernah seramai sekarang,” kata Andrew McClay. Saking ramainya turis, banyak mobil kadang terpaksa menyetop sementara lajunya. 

Takhta Game of Thrones di Irlandia Utara/tempo/Istman Musaharun

Lokasi syuting Game of Thrones- yang juga tersohor adalah Larrybane.- Situs tambang batu kapur yang tak lagi aktif ini adalah lapangan parkir mobil seluas setengah hektare untuk destinasi wisata di Antrim, Carrick-a-Rede Rope Bridge, sampai akhirnya HBO menyulapnya menjadi area perkemahan pasukan House Baratheon untuk musim kedua Game of Thrones. Larrybane berbekal tebing kapur yang menjulang di sekelilingnya, juga laut biru di hadapannya.

Ada pula Pelabuhan Carnlough. Dari sekian banyak titik di pelabuhan itu, hanya bagian bertangga yang dipakai HBO. Gara-garanya, salah satu sutradara Game of Thrones, Mark -Mylod, merasa tangga di Carnlough cocok untuk adegan munculnya Arya Stark dari permukaan laut Bravos setelah kabur dari kejaran The Waif si pembunuh. Menurut McClay, Mylod sebelumnya tak puas dengan lokasi di Kroasia berikut desain tangganya. “Jadi, walau sebagian besar syuting adegan Bravos mengambil lokasi di Kroasia, bagian naik tangga diambil di sini,” ujarnya.

Takhta Game of Thrones di Irlandia Utara/tempo/Istman Musaharun

Tidak sedikit turis mancanegara yang rela terbang jauh demi mencicipi dunia Game of Thrones. Salah satunya Andina, turis dari Indonesia yang bahkan sampai dua kali mengikuti tur Game of Thrones. Andina mengaku puas karena bisa melihat langsung lokasi syuting serial kesayangannya ini. “Walau ada juga yang berbeda dengan di televisi. Mungkin karena pengaruh layar hijau,” ucap perempuan peneliti asal Jakarta tersebut.

Castle Ward di Strangford, yang merupakan lokasi syuting episode “Winterfell”, misalnya. Ternyata tempat itu kecil, tak sampai setengah hektare. Namun Andina tak kapok. Sebab, kedua tur yang ia ikuti melibatkan figuran-figuran Game of Thrones. Sepanjang tur, para figuran kerap mengumbar informasi unik tentang lokasi syuting film itu. “Sebagai penggemar, saya penasaran akan cara tim produksi membuat ‘semesta baru’ dengan apik dan rinci,” tutur Andina, yang juga sempat bertatap muka dengan dua aktor Game of Thrones, Isaac Hempstead dan Liam Cunningham.

Diane Narindra Ras, turis asal Madagaskar, juga puas jauh-jauh datang ke Belfast. Menurut dia, wajar HBO memilih Irlandia Utara sebagai rumah Game of Thrones setelah mendapati negeri itu kaya akan pemandangan elok. Salah satunya, kata dia, ada di Carrick-a-Rede Rope Bridge, jembatan penghubung dua tebing yang membentang di atas deburan ombak laut Antrim. “Bahkan, bagi mereka yang bukan penggemar Game of Thrones, Irlandia Utara menawarkan pemandangan yang menakjubkan,” ujarnya.

ANTUSIASME turis mengunjungi Irlandia Utara demi menilik lokasi syuting Game of Thrones bukan hasil kerja semalam. Pemerintah setempat bekerja keras mengubah -citra pasca-The Troubles, konflik kekuasaan yang terjadi bak perselisihan di Game of Thrones. The Troubles adalah periode kelam Irlandia Utara yang berlangsung pada 1969-1998. Pada rentang waktu itu, kelompok Loyalis-Protestan bersitegang dengan Republikan-Katolik menentukan ke mana Irlandia Utara mesti berlabuh. 

Pemerintah Irlandia Utara membentuk Northern Ireland Screen (NIS), yang berfungsi menarik produsen film dan serial televisi lokal atau internasional untuk memanfaatkan kawasan alam serta aset pemerintah negara tersebut. Tujuannya, membangun citra positif dan mendorong perbaikan perekonomian lokal. Ini mirip dengan efek film trilogi The Lord of the Rings di Selandia Baru.

Upaya NIS terwujud pada 2011 setelah HBO membawa produksi Game of Thrones ke Belfast. Di ibu kota Irlandia Utara itu, HBO memakai Titanic Studios seluas 1,4 hektare sebagai area syuting utama. Dalam perjalanannya, HBO menambah 16 lokasi syuting baru di kawasan terbuka. Hasilnya sesuai dengan harapan. Bukan hanya turis yang kian banyak, lapangan kerja pun bertambah. Jumlah tur wisata juga naik drastis, menurut pegawai bagian pengembangan pariwisata Irlandia Utara, Judith Webb. Kepada BBC, pada 2016, Webb menyebutkan jumlah operator tur Game of Thrones sudah lebih dari 25. Jumlah itu melesat dari dua tahun sebelumnya yang hanya tiga operator.

Pendapatan yang mereka dulang dari bisnis pariwisata pun fantastis. Pada 2018, hasil penjualan barang dan jasa terkait dengan Game of Thrones- mencapai 210 juta pound sterling atau sekitar Rp 3,8 triliun. Sebagai perbandingan, total guyuran dana NIS untuk film ini mencapai 16 juta pound atau kira-kira Rp 292 miliar.

Andrew McClay salah satu yang merasakan dampak positif Game of Thrones di Irlandia Utara. Ia bahkan mendapat tiga pekerjaan gara-gara Game of Thrones, yakni sebagai figu-ran, penata artistik, dan pemandu tur. “Percaya atau tidak, sebagian besar pria berjenggot dan berbadan kekar di Belfast bekerja sebagai figuran di Game of Thrones. Itu kebanggaan bagi kami,” ujar McClay, yang tiga kali memerankan prajurit di serial ini.

Hal senada dirasakan Robert Atkinson, figuran di Game of Thrones. Pria ini sebelumnya bekerja sebagai pegawai toko olahraga Decathlon. Sebagai figuran, dia bisa membawa pulang 75 pound (Rp 1,5 juta) per hari. Sedangkan gajinya sebagai asisten penjualan di Decathlon sekitar 50 pound (Rp 1 juta). 

Jika ingin memperoleh bayaran lebih, Atkinson berbagi tip, pemain harus memenuhi satu syarat: bersedia tampil telanjang untuk keperluan syuting. Game of Thrones memang kerap mengumbar adegan sadis dan sensual yang memperlihatkan tubuh para pemainnya. “Dengan pakaian, kalian dapat membawa pulang 75 pound, sementara jika telanjang setidaknya bisa 400 pound.” Rata-rata figuran Game of Thrones menyetujui klausul tampil telanjang saat menandatangani kontrak. “Siapa coba yang mau menolak 400 pound?” ucap Atkinson, lalu tertawa.

NIS tak setengah hati memanfaatkan efek Game of Thrones. Keseriusan mereka tampak ketika Tempo menyambangi ke-16 lokasi syuting drama televisi tersebut di Irlandia Utara. Di setiap lokasi, NIS memasang plakat berisi foto dan keterangan yang menjelaskan di episode mana area tersebut dipakai. Selain itu, pada 2017 NIS sempat mengubah nama Bandar Udara Belfast menjadi Westeros. Berdasarkan keterangan di situs mereka, hal itu dimaksudkan untuk merayakan peluncuran cakram Blu-ray Game of Thrones musim ketujuh. 

Adapun untuk memancing minat turis mancanegara, NIS membikin tantangan menemukan sepuluh pintu bertema Game of Thrones. Pintu itu tersebar di seluruh penjuru Irlandia Utara, yang luasnya mencapai 14 ribu kilometer persegi. Tempo menemukan salah satunya di Fullerton Arms, Antrim, dengan kepala naga House Targaryen terukir di mukanya. 

Pintu-pintu itu tak sembarangan. Beberapa tahun lalu, kata Atkinson, badai besar menerjang kawasan Irlandia Utara dan merobohkan sejumlah pohon beech (Fagus) di Dark Hedges. Pemerintah Irlandia Utara, melalui NIS, kemudian menjadikan pohon-pohon yang tumbang itu pintu bertema Game of Thrones. Berbagai wahana baru yang menonjolkan set serial itu pun sudah dalam pengerjaan. 

Selain itu, bersama HBO, mereka menggelar pameran “Game of Thrones- Touring Exhibition” yang menyuguhkan berbagai kostum, senjata, serta properti dari drama berseri tersebut. Pameran berlangsung hingga 1 September mendatang dan melibatkan para figuran yang selama ini bekerja untuk produksi Game of Thrones. Tampaknya pemerintah Irlandia Utara belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti mengeksploitasi efek Game of Thrones.

 ISTMAN MUSAHARUN (BELFAST)

 


 

Di Singgasana Iron Throne, Belfast

Di Singgasana Iron Throne, Belfast/Tempo/Istman Musaharun

Puluhan pengunjung berbaris rapi di Titanic Exhibition Center (TEC) Belfast, Irlandia Utara, Kamis awal April lalu. Mereka menunggu giliran difoto dengan sebuah singgasana hitam keperakan yang tersusun dari ratusan pedang. Dalam serial Game of Thrones, singgasana itu dikenal sebagai Iron Throne, tanda kekuasaan atas tujuh kerajaan di Benua Westeros. 

Sutaningrat Puspa Dewi, turis asal Bali, termasuk yang ikut antre. Setelah beberapa menit ia menunggu, tibalah gilirannya duduk di Iron Throne. Dengan bersemangat, ia langsung meniru pose salah satu tokoh Game of Thrones, Ratu Cersei Lannister. “Sebenarnya saya bukan penggemar berat Game of Thrones,- tapi enggak ada salahnya mencoba,” ujar Puspa.

Iron Throne hadir di TEC Belfast sebagai bagian dari “Game of Thrones Touring Exhibition”. Pameran itu digelar lembaga pemerintah setempat, Northern Ireland Screen (NIS), untuk merayakan musim terakhir Game of Thrones. Segala properti yang berkaitan dengan drama televisi pemenang Emmy Award itu dipamerkan di sini sehingga publik bisa menyentuh dan merasakan langsung menjadi penghuni Westeros. “Apa yang kalian lihat di sini betul-betul kami gunakan,” ucap Liam Cunningham, pemeran Davos Seaworth, dalam peresmian pameran. 

Materi pameran terbagi menjadi tiga bagian: kostum, senjata, dan wahana. Kostum, yang didesain perancang asal Inggris, Michele Clapton, menjadi jualan utama. Di sepanjang area pameran seluas 0,6 hektare ini, ratusan kostum jagoan dan penjahat Game of Thrones ditampilkan. Di antaranya gaun pernikahan Margaery Tyrell, baju zirah Sandor “The Hound” Clegane, kostum perang suku Dothraki, dan pakaian musim dingin kelompok Wildlings. 

Di Singgasana Iron Throne, Belfast/Tempo/Istman Musaharun

Tampilan semua kostum itu sangat mendetail hingga bagian terkecil. Pada pakaian musim dingin Wildlings, misalnya, efek butiran salju yang membeku terlihat jelas di berbagai sisi. Ini memberi kesan seolah-olah baju itu baru saja dipakai di daerah bersalju.

Tiap pajangan kostum itu juga didampingi senjata si pemilik. Di samping kostum Arya Stark, misalnya, terpajang Needle, pedang anggar mini. Adapun yang bersebelahan dengan kostum Jon Snow adalah Longclaw, pedang yang mampu membunuh White Walkers dalam sekali tebas. Senjata besar seperti scorpion ballista yang mampu melukai Drogon juga dipamerkan bersama kerangka naga milik Daenerys Targaryen dari episode “The Dance of Dragons” itu.

Adapun Iron Throne adalah bagian dari wahana yang mengakomodasi kebutuhan pengunjung untuk berswafoto. Selain itu, ada instalasi yang membuat pengunjung seolah-olah sedang memanjat Wall, tembok raksasa yang melindungi Westeros dari serbuan White Walkers. Instalasi ini memanfaatkan ilusi cermin yang diposisikan dengan sudut tertentu.

Salah satu pengunjung, Yeyen Nurhamiyah, puas dengan konten pameran. Warga negara Indonesia yang tinggal di Belfast ini menyebutkan “Game of Thrones Touring Exhibition” menunjukkan betapa serial tersebut sangat berarti bagi pemerintah Irlandia Utara. “Sebelum Game of Thrones, Irlandia Utara tidak seramai sekarang. Kalaupun ada turis, kebanyakan datang ke Titanic Museum,” tutur Yeyen.

Pameran ini bukan langkah akhir promosi dari HBO dan NIS. Meniru langkah Walt Disney membangun pusat rekreasi bertema Star Wars dan Avatar, HBO dan NIS bakal membangun wahana serupa pada 1 September mendatang. Rencananya, pusat rekreasi itu dibangun di Linen Mill, Banbridge, dengan luas kawasan mencapai 1,1 hektare. “Tapi pameran ini saja, dengan kostum dan berbagai propertinya, sudah membuat saya merasa berada di rumah,” kata pemeran Bran Stark, Isaac- Hempstead. 

ISTMAN MUSAHARUN (BELFAST)

 

 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus