Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ekonomi

Anggota DPR Sebut Subsidi BBM Tidak Tepat Sasaran

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Eddy Soeparno mengatakan 70 persen subsidi bahan bakar minyak (BBM) tidak tepat sasaran.

12 September 2024 | 07.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Eddy Soeparno mengatakan saat ini 70 persen pengguna Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi adalah orang yang tidak memiliki hak untuk mendapatkan jenis bahan bakar subsidi. Menurutnya, adanya perampasan hak dalam bahan bakar subsidi itu merupakan bagian dari pemborosan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lebih lanjut, Eddy mengungkapkan jika penggunaan bahan bakar bersubsidi yang tidak tepat sasaran, maka anggarannya dapat dialokasikan menjadi pemanfaatan sektor ekonomi pembangunan lainnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Boleh dikatakan sekarang 70 persen dari pengguna BBM bersubsidi adalah mereka yang tidak berhak. Jadi artinya ada pemborosan dari BBM bersubsidi itu, padahal kalau anggaran itu bisa dihemat dan dipergunakan untuk sektor pembangunan ekonomi lainnya ya tentukan itu bisa sangat bermanfaat," jelas Eddy saat ditemui wartawan di Auditorium Mega Bank Jakarta pada, Rabu, 11 September 2024.

Sementara itu, Eddy menilai bahwa saat ini tidak ada penimbunan terkait BBM bersubsidi itu. Hal tersebut, kata dia, isu penimbunan BBM bersubsidi disebabkan sering terjadinya jenis bahan bakar Pertalite dan Solar yang kerap habis di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau SPBU.

"Kalau penimbunan saya kira aparat penegak hukum langsung bergerak kalau Pertamina distribusinya itu tentu pasti akan lancar, kalau ada laporan ke kami pasti kami akan melakukan pemanggilan terhadap Pertamina untuk meminta masukan Pertamina dalam hal ini," kata Eddy. 

Menurut Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN), ia tidak melihat adanya unsur kesengajaan penimbunan BBM bersubsidi yang dilakukan oleh pihak Pertamina. Meskipun demikian, Eddy menegaskan adanya penimbunan itu selalu terjadi, namun dilakukan secara sporadis atau tidak dilakukan secara umum.

"Tetapi kami tidak melihat seperti itu, tetapi secara sporadis ada, tetapi saya tidak melihat bahwa ada kesengajaan untuk membatasi Pertalite kedepannya," ungkapnya.

Eddy mengklaim bahwa saat ini masyarakat juga membeli jenis bahan bakar non-subsidi. Ia mengatakan jenis bahan bakar itu yakni Pertamax.

Meskipun demikian, Eddy mengungkapkan masyarakat yang menggunakan jenis bahan bakar Pertamax, adalah pengguna yang memahami kapasitas konsumsi kendaraannya. Ia menilai bahwa jenis bahan bakar Pertamax nantinya tidak mengalami lonjakan harga yang signifikan.

"Jangan salah juga ya bahwa Pertamax itu juga sekarang cukup dibeli oleh masyarakat terutama masyarakat yang memiliki kendaraan yang memang hanya bisa mengkonsumsi BBM Pertamax. Sehingga nanti kedepannya juga saya kira lonjakannya tidak akan terlalu signifikan," ujar Eddy.

Eddy menilai bahwa jika lonjakan harga yang akan terjadi bisa dilakukan apabila sosialisasi yang dilakukan secara tepat. Sehingga, kata dia, kebijakan terhadap kenaikan harga BBM nantinya dapat diterima oleh masyarakat dengan baik.

"Apalagi kalau sosialisasinya itu dilaksanakan secara baik, yang paling penting sosialisasinya jangan sampai kebijakan yang bertujuan baik itu menjadi buruk hanya karena sosialisasinya itu tidak tuntas," Imbuhnya. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus