Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengatakan dibukanya Daftar Negatif Investasi (DNI) bakal mendorong bertumbuhnya industri perfilman Indonesia.
"Karena saat dibuka daftar negatif investasi tiba-tiba kita menjadi pemain dunia, pasar kita juga menarik untuk dunia," ujar Triawan di Jakarta, Sabtu 21 September 2019.
Industri perfilman dikeluarkan dari DNI pada 2016. Artinya, investor asing dapat berinvestasi dalam sektor film di Indonesia.
Peluang investasi dana asing, menurut Triawan, juga mendatangkan iklim kompetitif di antara praktisi film lokal agar dilirik pemodal. Sementara itu, perusahaan maupun sutradara asing, telah melihat Indonesia sebagai pasar yang potensial.
"Mereka melihat pasar Indonesia melalui pengembangan film nasional, dan itu yang paling penting, dan itu membuka Indonesia menjadi pasar dunia," kata Triawan.
Triawan berharap dampak ekonomi dari industri perfilman menjadi lebih besar. Meski angka kontribusi film masih belum besar jika dibandingkan dengan sektor ekonomi kreatif lainnya, kata dia, film memiliki snowball efect terhadap industri lain.
"Ini punya efek yang tidak hanya kepada film, tetapi juga kepada musik, kepada segala hal yang mendukung sebuah industri perfilman, produksi, dan ekosistem perfilman," kata ayah aktris Sherina Munaf itu. "Bayangkan saja jumlah penontonnya cuma 16 juta penonton tahun 2015, sekarang sudah hampir 52 juta penonton, berarti ada peningkatan kontribusi terhadap ekonomi nasional," ujar dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini