Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ekonomi

Bukan Hanya Batik Air, Ini Deretan Kejadian Pilot Tertidur Saat Terbangkan Pesawat

Bukan hanya di Batik Air, kejadian pilot tertidur saat menerbangkan pesawat sudah berulang kali terjadi.

12 Maret 2024 | 16.10 WIB

Image of Tempo
material-symbols:fullscreenPerbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Komite Nasional Keselamatan Transportasi mengungkapkan kronologi pilot dan kopilot Batik Air kode BTK6723 (ID6723) ketiduran saat menerbangkan pesawat Airbus A320 registrasi PK-LUV tujuan Kendari ke Jakarta pada 25 Januari 2024 lalu. Kopilot sempat tertidur sekitar 28 menit, menyusul pilot yang sudah tertidur duluan.

Gara-gara pilot tertidur, pesawat sempat nyasar ke langit Cianjur sebelum akhirnya pilot berusia 32 tahun (PIC) dan kopilot 28 tahun (SIC) terbangun dan membelokkan pesawatnya menuju Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng, Tangerang, tujuan semula.

Menggunakan Autopilot

“Sebetulnya selama tiga jam terbang itu pakai autopilot,” kata Taufiq Mulyanto, dosen Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung, Ahad 11 Maret 2024.

Menurut Taufiq, sistem autopilot pesawat sekarang sudah canggih. Namun begitu, pilot dan kopilot juga bertugas bersama atau bergantian untuk memastikan sistem otomotis itu bekerja dengan baik.

Dalam keadaan sadar atau tidak tidur, pilot dan kopilot memantau sistem autopilot sambil terus berkomunikasi dengan petugas menara pengawas lalu lintas udara. “Sepertinya baik-baik saja sistemnya, hanya dia harusnya pindah jalur, itu dia tidak melakukan karena tidur,” ujarnya.

Pesawat yang bisa autopilot, menurut Taufiq, berjenis jet seperti Boeing 737 atau Airbus A320 ke atas, juga beberapa pesawat bisnis jet. Pilot atau kopilot diperkenankan tidur sebentar, menurut Taufiq, yang berguna untuk keamanan jika kelelahan. Namun tetap harus ada pilot atau kopilot yang terjaga.

“Apakah bisa ditambahkan pada prosedur jika salah satunya istirahat dikomunikasikan juga ke cabin crew untuk selalu mengingatkan,” kata dia. Jadi ketika pilot dan kopilot tertidur, menurut Taufiq, tidak hanya mereka berdua saja yang tahu.

Jika keduanya tertidur, akan putus komunikasi dengan menara pengawas. Petugas menara, kata Taufiq, hanya bisa berkomunikasi dengan pilot dan kopilot. “Jika kru kabin bisa mengetahui kondisi tidur itu, diharapkan bisa mencegah insiden serupa terulang lagi,” ujarnya.

Insiden pilot yang tertidur saat menerbangkan pesawat bukan kali ini terjadi, kejadian serupa pernah terjadi juga di tempat lain. Apa saja?

1. Penerbangan dari New York ke Roma

Dilansir pada independent.co.uk, Seorang pilot yang bekerja untuk maskapai penerbangan milik pemerintah Italia, ITA, telah dipecat karena diduga tertidur di dalam kokpit selama penerbangan dari New York ke Roma bulan lalu.

Surat kabar Italia, La Repubblica, melaporkan bahwa kedua pilot tertidur di dalam kokpit dalam penerbangan AZ609, yang terbang dari Amerika Serikat menuju Italia pada tanggal 30 April.

Co-pilot penerbangan tersebut, menurut laporan itu, sedang mengambil "istirahat terkendali" pada saat itu, seperti yang diizinkan oleh sebagian besar maskapai penerbangan - tetapi kapten penerbangan juga tidak dapat dihubungi oleh kontrol lalu lintas udara selama lebih dari 10 menit, dengan pesawat yang melaju dengan autopilot.

Saat pesawat terbang di atas Prancis, pemadaman komunikasi memicu peringatan teror, dengan kontrol lalu lintas udara Prancis menginformasikan rekan-rekan mereka di Italia bahwa pesawat mungkin telah dibajak.

2. Penerbangan dari Khartoum ke Addis Ababa

Dilansir dari abc.net.au, Ethiopian Airlines telah menskors dua pilot jet penumpang menyusul laporan bahwa mereka tertidur di tengah-tengah penerbangan pada hari Senin, yang menyebabkan mereka melewati landasan pacu dan melewatkan jendela pendaratan. 

Pilot yang tertidur tidak dapat dihubungi oleh kontrol lalu lintas udara, tetapi akhirnya dibangunkan oleh alarm ketika sistem autopilot terputus, menurut situs berita penerbangan The Aviation Herald.

Pesawat tersebut dapat berputar balik dan dengan aman menyelesaikan pendaratannya di ibu kota Ethiopia, Addis Ababa, 25 menit kemudian.

Data pelacakan penerbangan mengonfirmasi bahwa pesawat Boeing 737-800 yang terbang dari Khartoum, Sudan, mengikuti rute yang benar saat mendekati Addis Ababa untuk mendarat namun tidak turun, dan tetap berada di ketinggian jelajah 37.000 kaki (11,2 kilometer).

DIMAS KUSWANTORO | ANWAR SISWADI | KAKAK INDRA PURNAMA 

Pilihan Editor: Pilot Tertidur di Maskapai Penerbangan Dunia Langsung Dipecat, Bagaimana Kejadian di Batik Air? 

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus