Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Di Jumat pagi, 26 Juli 2024, pukul 07.55 WIB, kereta cepat Jakarta-Bandung dengan warna silver berkelir merah itu telah parkir menunggu penumpang dari Stasiun Halim, Jakarta Timur. Bangku dalam gerbong 2 kereta dengan jenama Whoosh ini terlihat beberapa masih melompong.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kurang satu menit jadwal keberangkatan, pukul 07.54 WIB, sepur kilat yang membuhul Jakarta dan Bandung itu meluncur. Nihil bising landasan rel beradu dengan rangkaian kereta, Whoosh berjalan angkuh dan deras melewati kota, menyigar sawah, menerobos terowongan, hingga menyalip kendaraan lain yang terlewati di jalur Whoosh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Calon penumpang Whoosh, Andi Maulana, mengaku akrab dengan suasana lengang di Stasiun Halim itu. Dia bercerita sering menemui situasi itu karena dalam sebulan dirinya bisa menggunakan moda kereta cepat sebanyak dua kali atau lebih ketika ada pekerjaan di Jawa Barat. “Saya tidak pernah tidak kebagian tiket. Selalu dapat,” kata Andi sembari senyum kecil saat ditemui di Stasiun Halim, Jumat.
PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) mesti mengeluarkan seribu jurus untuk menarik minat masyarakat menggunakan Whoosh agar perseroan tak rugi. Jumlah penumpang harian kereta cepat ini belum menyundul target 30 ribu orang per hari. Angka itu masuk proyeksi yang dibuat Pusat Pengujian, Pengukuran, Pelatihan, dan Observasi, dan Layanan Rekayasa Universitas Indonesia.
Corporate Secretary PT KCIC, Eva Chairunisa, mengatakan saat ini Whoosh telah mengangkut total 4,2 juta penumpang dengan 48 perjalanan reguler setiap hari. Meski demikian, rata-rata penumpang harian Whoosh berkisar 16-18 ribu penumpang pada hari kerja. Ketika akhir pekan Whoosh bisa mengangkut penumpang dari 18 ribu hingga 22 ribu. “Puncaknya pada 5 Juli 2024, kereta cepat melayani sebanyak 24 ribu penumpang per hari,” kata Eva dalam keterangan tertulisnya kepada Tempo pada Senin, 22 Juli 2024.
Pada awal 2025, PT KCIC berencana menambah 14 perjalanan, sehingga menjadi 62 perjalanan reguler per hari. Upaya memenuhi target itu bersamaan dengan rencana operasional Stasiun Karawang, Jawa Barat, yang sebelumnya terhenti pembangunannya. Saat ini, Eva mengatakan, KCIC sedang menyiapkan akses dari kawasan Trans Heksa Karawang dan Deltamas untuk menuju Stasiun Karawang.
“Di lain pihak pemerintah melalui kementerian PUPR sedang menyiapkan pembangunan exit KM 42 jalan Tol Jakarta-Cikampek yang langsung menuju kawasan Stasiun Karawang,” kata Eva.
Selain itu, PT KCIC juga akan berkolaborasi dengan destinasi wisata untuk memberi nilai tambah bagi penumpang Whoosh. Kerja sama dengan mitra bisnis untuk mengembangkan fasilitas dan pelayanan di area stasiun dan kereta pun juga dilakoni untuk meningkatkan pendapatan dari optimalisasi aset. “KCIC juga terus melakukan inovasi secara efektif dan efisien agar kinerja keuangan perusahaan dapat lebih lincah dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada,” kata dia.
Ia mengatakan perseroannya akan terus berinovasi di bidang angkutan penumpang agar pelanggan bisa terjaga dan meningkatkan pendapatan. Ia tak membantah saat ini perseroan ada negosiasi untuk restrukturisasi pembiayaan dari China Development Bank karena dampak tak tercapainya feasibility study yang berdampak pada keuangan perusahaan.
Selanjutnya baca: Layanan khusus kereta cepat untuk rombongan
Menurut dia, PT KCIC juga akan berinovasi dalam pelayanan tiket untuk memudahkan pelanggan dan menambah jadwal Whoosh secara bertahap. “Penambahan tersebut juga akan diiringi oleh penambahan perjalanan KA Feeder serta intermodal lainnya yang mendukung perjalanan lanjutan dari para penumpang Whoosh,” kata dia.
Tak hanya itu, PT KCIC juga menarik minat masyarakat untuk merasakan kereta cepat ini dengan layanan khusus penumpang rombongan dan perjalanan edukasi. Para penumpang untuk layanan ini akan dibantu untuk mendapatkan tempat duduk berdekatan atau berdampingan ketika dibutuhkan ketika agenda tertentu.
Dalam layanan perjalanan edukasi ini, PT KCIC juga memasang tarif khusus untuk perjalanan rombongan pelajar. Program ini diklaim menjadi salah satu layanan minati berbagai lembaga pendidikan nasional dan internasional. Bersamaan dengan program ini, PT KCIC juga telah mengeluarkan produk kartu langganan Frequent Whoosher yang bisa dibeli di Stasiun Halim, Padalarang, dan Tegalluar.
“Dengan menggunakan kartu ini, penumpang bisa menikmati 10 perjalanan Whoosh kelas Premium Economy dengan tarif flat meskipun perjalanan dilakukan di jam sibuk,” kata dia.
Rencana KCIC untuk mendongkrak penumpang yang masih jauh dari target ideal 30 ribu orang per hari itu dinilai tak rasional. Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Herry Gunawan, mengatakan jumlah keterisian penumpang yang rata-rata per hari hanya 17 ribu per orang sudah terang kalau tak ada kekurangan kapasitas. Herry mencontohkan, kalau pada hari libur atau akhir pekan Whoosh ramai, itu pun tak pernah sampai kelebihan penumpang atau menyundul target ideal itu.
“Pemerintah sekarang galau. Kalau tambah frekuensi perjalanan, jangan-jangan malah ada beban operasional tambahan, sehingga ruginya makin dalam,” kata Herry saat dihubungi melalui aplikasi perpesanan pada Jumat, 26 Juli 2024.
Dalam analisa Herry, pada Juni 2024 rata-rata jumlah penumpang Whoosh per hari mencapai sekitar 17,2 ribu penumpang per hari atau 57 persen. Jumlah ini meningkat 3 persen jika dibandingkan rata-rata harian penumpang di Mei sebanyak 16,7 ribu atau meningkat 26 persen apabila dibandingkan bulan April sebanyak 13,6 ribu penumpang per hari.
Oleh karena itu, ia berpandangan kalau dengan asumsi rata-rata penumpang 50 persen saja, PT KCIC akan balik modal selama 76 tahun. Padahal rencana awal balik modal itu akan tercapai selama 38 tahun. “Ini dengan asumsi tidak ada kenaikan beban, yang tentu saja mustahil,” kata dia.
Pendapat serupa juga disampaikan Achmad Yunus saat dihubungi dalam kesempatan terpisah. Direktur Eksekutif Sinergi BUMN Institute itu mengatakan menambah frekuensi penumpang dengan kondisi yang tak ideal seperti itu akan berdampak pada biaya operasional Whoosh yang tinggi. “Menambah frekuensi jangan sekadar untuk mencapai target,” kata dia, Jumat, 26 Juli 2024.
Selanjutnya baca: Perlu menggenjot penerimaan di luar penjual tiket kereta cepat Whoosh
Guru besar transportasi dari Universitas Indonesia, Sutanto Soehodho, mengatakan pemerintah harus mengembangkan kereta cepat Jakarta-Bandung untuk bisa memenuhi nilai ekonomi yang berkelanjutan. Pengembangan itu, kata Sutanto, meliputi optimalisasi jaringan transportasi untuk menciptakan keterhubungan.
Selain itu, Sutanto mengatakan pemerintah juga bisa menggenjot penerimaan di luar penjualan tiket untuk memastikan keberlanjutan keuangan. Misalnya, dengan mengembangkan kawasan berbasis transit ataupun layanan komersial lain.
Ia mengingatkan bahwa peningkatan jumlah penumpang pasti akan dibarengi dengan meningkatnya frekuensi operasi yang berdampak pada kenaikan biaya operasional dan perawatan. Oleh karena itu, biaya operasional serta penerimaan harus seimbang. “Jangan sampai terjadi subsidi yang berlebihan karena Whoosh juga dimiliki perusahaan asing,” kata Sutanto seperti dikutip dalam laporan Majalah Tempo pada Senin, 29 Juli 2024.
Sebelumnya Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito, menuding proyek kereta cepat menjadi salah satu penyebab perseroan merugi pada 2023. Ia sampaikan hal itu saat rapat dengar pendapat bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat, pada Senin, 8 Juli 2024.
Tingginya beban bunga PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PBSI) menyebabkan keuangan WIKA terguncang. PBSI ialah anak usaha PT Kereta Api Indonesia (Persero) selaku pemilik mayoritas saham PT KCIC, yakni mencapai 60 persen. Namun Wijaya Karya menguasai 38 persen saham PSBI.
Agung mengatakan Whoosh turut membebani keuangan perusahaan. WIKA mencatatkan kerugian Rp 7,12 triliun pada 2023. Angka itu membengkak 11,86 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 59,59 miliar. Ia menyebut perseroan rugi akibat membayar penyertaan untuk proyek kereta cepat, sehingga harus menerbitkan obligasi yang menambah beban keuangan.
Menurut dia, dari penyertaan yang sudah digelontorkan sebesar Rp 6,1 triliun. “Kemudian yang masih dispute (belum dibayar) sekitar Rp 5 triliun, sehingga hampir Rp 12 triliun," kata dia.
Sekretaris Perusahaan PT KCIC, Eva Chairunisa mengatakan seluruh proses pembangunan kereta cepat sudah dihitung dan dikoordinasikan dengan petinggi institusi yang terlibat. Ia mengklaim pembangunan kereta cepat ditujukan untuk kemajuan transportasi di Indonesia. Proyek Whoosh diharapkan dapat meningkatkan konektivitas dan perekonomian antara Jakarta dan Bandung, melalui transportasi massal ramah lingkungan yang modern.
Terkait klaim penyertaan modal triliunan dari WIKA, manajemen KCIC mengatakan semua sudah sesuai alurnya. “Dapat kami sampaikan bahwa dalam prosesnya semua yang berkaitan dengan penagihan di KCIC, harus melalui prosedur administrasi agar semuanya dapat dipertanggungjawabkan dengan baik,” kata Eva dalam keterangan tertulisnya pada Selasa, 16 Juli 2024.
Menteri BUMN, Erick Thohir, mengatakan kereta cepat Jakarta-Bandung sejak beroperasi pada Oktober tahun lalu telah memberi banyak manfaat untuk masyarakat Indonesia. Tak hanya memangkas waktu tempuh, Eric mengatakan kereta cepat ini juga bisa mengefisiensi penggunaan energi.
"Dengan menggunakan energi listrik, Kereta Cepat Jakarta-Bandung bisa melakukan penghematan bahan bakar sebesar Rp3,2 triliun per tahun," kata Ketua Umum PSSI itu dikutip dari akun Instagram resmi pribadinya di Jakarta, Minggu, 21 Juli 2024.
Erick juga mengatakan bahwa kereta cepat telah membawa empat juta penumpang hingga awal Juli 2024. Menurut Erick, angka tersebut menunjukkan tingkat kepercayaan dan antusiasme masyarakat terhadap kereta cepat pertama di Asia Tenggara tersebut.