Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ekonomi

Kerusakan Infrastruktur Akibat Erupsi Gunung Lewotobi Belum Bisa Terdata, Kementerian PU Fokus Salurkan Air Bersih ke Pengungsian

Kementerian PU menyalurkan air bersih dan sanitasi ke lokasi-lokasi pengungsian korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, NTT.

6 November 2024 | 21.44 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menyalurkan air bersih dan sanitasi ke lokasi-lokasi pengungsian korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) NTT Teuku Davis F. Hamid mengatakan ada 3 kecamatan dan 14 desa dan 10.295 jiwa terdampak bencana ini.

“Kerusakan infrastruktur, rumah warga, dan fasilitas umum belum bisa terdata karena masih terjadi erupsi hingga saat ini,,” kata Davis melalui keterangan tertulis, Rabu, 6 November 2024. Karenanya, sementara ini pihaknya berfokus pada layanan air bersih dan sanitasi.

Davis mengatakan sudah mengirim tim tanggap darurat bencara dari Kupang menuju Larantuka untuk memantau langsung lokasi bencana. Ia berujar, ada 7 orang  tim tanggap darurat dengan satu unit mobil tangka air, 1 unit mobil dump truck, 3 unit hidran umum, dan 2 unit toilet portable.

“Tim akan memantau lokasi bencana, serta penyediaan layanan air bersih dan sanitasi di daerah-daerah terdampak,” ujar Davis.

Sebelumnya, Badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, NTT dari level III Siaga menjadi Level IV awas mulai 3 November pukul 24.00 WITA.

Adapun letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki yang terjadi pada Senin dini hari, 4 November 2024, menyebabkan 10 warga meninggal dan 10 ribu korban mengungsi.  Mengutip Antara, wilayah terdampak erupsi berjumlah enam desa di Kecamatan Wulanggitang, yakni Desa Klatanlo, Hokeng Jaya, Nawokote, Boru, Boru Kedang dan Pululera serta satu desa di Kecamatan Ile Bura, yakni Dulipali.

Akibat bencana ini, sejumlah bandara terdampak dan berhenti beroperasi sementara. Salah satunya, Bandara Komodo, Labuan Bajo, operasionalnya dihentikan sementara melalui penerbitan NOTAM Nomor A3479/24.

Plt Dirjen Perhubungan Udara Lukman F. Laisa mengatakan Airnav Indonesia juga telah mengeluarkan ASHTAM VAWR0350, VAWR0355 dan VAWR0357 yang memperingatkan penyebaran abu vulkanik di wilayah udara sekitar Bandara Fransiskus Xaverius Seda serta bandara-bandara terdekat lainnya. Mulai dari Bandara Soa, Bandara Haji Hasan Aroeboesman, Bandara Frans Sales Lega, Bandara Komodo, Bandara Gewayantana, Bandara Wunopito, hingga Bandara Kabir.

“Sejauh ini, beberapa penerbangan telah dibatalkan, termasuk rute-rute Wings Air yang menghubungkan Maumere dengan Kupang dan Makassar,” kata Lukman melalui keterangan resminya, Selasa, 5 November 2024. 

Pilihan EditorDampak Gunung Lewotobi Meletus: Warga Tewas dan 4 Bandara Tidak Beroperasi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus